youngster.id - Pekembangan perusahaan rintisan alias startup memunculkan kawasan komunitas startup di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia.
Pemerintah melalui PT Telkom juga membangun basis yang serupa, yaitu Jakarta Digital Valley di Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Konsepnya pun menciptakan co-working space untuk para pebisnis yang merintis usaha lewat program inkubasi.
Bahkan PT Telkom juga telah merilis program serupa di Yogyakarta dan Bandung dengan nama Jogja Digital Valley serta Bandung Digital Valley. “Kami terus mendorong ekosistem di masyarakat berbasis digital society, banyak program yang sifatnya memberi induksi dan pemahaman melalui bentuk komunitas digital. Ada kampung ukm digital, ada kampung nelayan digital, centra industri yang didorng berbasis teknologi dan informasi dan juga tadi pengembangan konsep smart city. Dan konsep ekosistem ini harus berkolaborasi dengan banyak pihak,” pungkasnya.
Terbaru, bekerjasama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Telkom juga merilis program Bekraf for Pre-Startup (BekUp). Ini adalah sarana untuk meningkatkan kualitas perusahaan startup agar bisa bertahan. Sebab, banyak juga startup yang gagal karena keterbatasan pengetahuan bisnis, manajemen, dan pemasaran.
“Hingga akhir tahun, program ini ditargetkan bisa mencetak 100 tim yang terdiri dari 1.200 talenta yang siap menjadi startup,” kata Triawan Munaf, Kepala Bekraf.
Kawasan startup berbasis teknologi ini tak luput dari peran perusahaan ventura kapital yang menjadi salah satu sumber pemberi modal bagi para perusahaan startup ini.
Seperti Slipicon Valley. Kawasan yang membonceng ketenaran Silicon Valley ditempati sejumlah perusahaan rintisan yang lokasi kantornya berdekatan. Di antaranya, Blibli.com, Traveloka.com, Tokopedia.com, Berrybenka.com, Infokost.id, Qerja.com, Cekaja.com, dan banyak lagi.
Potensi bisnis perusahaan rintisan ini kian menggiurkan lantaran jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar dan serapan teknologi informasi yang masih dalam tahap berkembang. Lewat berbagai acara yang diselenggarakan, masing-masing startup bisa mendapat modal awal ratusan dollar AS hingga jutaan dollar AS, seiring perkembangan bisnisnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post