youngster.id - Pertumbuhan industri game di Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di kawasan Asia Tenggara. Namun kontribusi pengembang game lokal masih kurang dari 1% di pasar game Indonesia.
Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Indonesia, Triawan Munaf menyampaikan, meskipun potensi pasar game di Indonesia sangat besar, kontribusi pengembang gim lokal masih sangat minim. Game yang dimainkan oleh masyarakan Indonesia kebanyakan merupakan kreasi dari pengembang luar negeri. Sementara kontribusi pengembang game lokal masih kurang dari 1%.
“Market size industri game di Indonesia besar sekali. Tapi sayangnya pencipta game dari Indonesia belum bisa menguasai pasar dalam negeri,” kata Triawan Munaf saat ditemui di pembukaan acara K-Content Expo 2017, di Jakarta, Sabtu (2/9).
Triawan juga mengatakan kemampuan pengembang game lokal dalam menciptakan sebuah game sebenarnya tidak kalah dengan pengembang gim dari luar negeri. Hanya saja pengembang gim lokal belum memiliki akses mendapatkan development kit dari konsol game ternama seperti PlayStation, Xbox One, Nintendo Switch, dan sebagainya. Hal inilah yang coba dibukakan oleh Bekraf.
“Tinggal dibukakan development kit dan bagaimana memasarkannya. Sekarang kan publisher-nya itu lebih banyak di luar, sehingga kami harus negosiasi dengan mereka. Kami sudah bicara dengan Microsoft (pembuat Xbox), mereka sudah menyambut baik dan akan mereka buka. Tinggal kami jadwalkan untuk bertemu mereka dalam waktu dekat,” tutur Triawan.
Berdasarkan riset Newzoo, pasar game Indonesia sepanjang semester pertama 2017 berhasil menyentuh angka US$ 900 juta dengan CAGR (Compound Annual Growth Rate) naik 200% setiap tahunnya dari tahun 2015.
STEVY WIDIA