Kota-Kota Tier Dua dan Tiga Akan Menjadi Kontributor Utama Bagi Perekonomian Digital Indonesia

kota semarang

Kota Semarang merupakan salah satu kota tier kedua. (Foto: istimewa)

youngster.id - Survei Alpha JWC Ventures dan Kearney mendapati bahwa kota tier kedua dan ketiga akan menjadi contributor utama bagi perekonomian digital di Indonesia. Pertumbuhannya melampaui kota-kota tier pertama, bahkan  diprediksi dapat meningkatkan pangsa PDB nasional sebesar 3% hingga 5% atau US$46 milyar hingga US$77 milyar  pada 2030.

Demikian laporan penelitian terbaru, “Unlocking The Next Wave Of Digital Growth: Beyond Metropolitan Indonesia”.  Laporan yang ditulis dan diterbitkan dalam kolaborasi dengan Credit Suisse, Amazon Web Services dan Xiomi Indonesia,  menguraikan arah perekonomian digital Indonesia di tahun 2021. Sekaligus memperkuat rekomendasi bahwa gelombang pertumbuhan startup dan investasi berikutnya akan didorong oleh kota-kota non-metropolitan, di luar kuatnya pengaruh bisnis dari Jawa dan Jakarta.

Chandra Tjan, Co-Founder dan General Partner Alpha JWC Ventures mengatakan, selama satu dekade ekonomi digital Indonesia tumbuh menjadi salah satu hotspot di Asia. Meskipun mengalami pertumbuhan yang luar biasa, sebagian besar wilayah Indonesia masih belum tersentuh karena mayoritas startup berbasis di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya dengan sebagian besar solusi digital terkonsentrasi di wilayah ini, sehingga menyebabkan wilayah-wilayah di luar Jawa tertinggal.

“Penelitian kami menunjukkan bahwa adopsi sektor-sektor seperti e-commerce, e-payments dan peminjaman dilakukan secara massal, menumbuhkan CAGR sebesar 27-46% hingga 2025, yaitu di saat sebanyak 40 hingga 50% populasi di kota-kota tier kedua dan ketiga mulai mengambil bagian dalam kegiatan tersebut, meningkat 10% dari 2020. Ini didukung oleh pertumbuhan kota-kota tersebut,” ungkap  Chandra dalam keterangan pers, Kamis (1/4/2021).

Dia memaparkan, dari 514 kota, sebanyak 15 kota dikategorikan sebagai Metropolitan/Tier 1 (Area Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya), 76 sebagai Rising Urbanites/ Tier 2 (misalnya Semarang, Makassar, Denpasar), 101 kota Slow Adopters/Tier 3 (misalnya Magelang, Prabumulih, Bangli), dan 322 lainnya sebagai Rigid Watchers/Tier 4 (misalnya Kabupaten Jepara, Kabupaten Jayapura).

Dalam laporan tersebut disebutkan, ekonomi digital di kota-kota tier kedua dan ketiga Indonesia seperti Denpasar dan Magelang akan tumbuh lima kali lipat dalam lima tahun ke depan. didukung oleh sejumlah startup yang memiliki spesialisasi di bidang e-commerce, peminjaman dan e-payments. Alpha JWC memprediksi semakin pentingnya kota-kota tier kedua dan ketiga karena mereka mengalahkan pertumbuhan kota-kota tier pertama dan meningkatkan pangsa PDB nasional dari 3% hingga 5% (US$46 milyar hingga US$77 milyar) pada 2030.

Saat ini, area-area non-metropolitan mengalami pertumbuhan lebih cepat dan semakin penting secara ekonomi dibandingkan dengan Jakarta, karena adanya upaya pemerintah Indonesia dalam mendiversifikasi ekonomi dan infrastruktur. Akan ada pemerataan kegiatan ekonomi antara Jakarta dengan daerah-daerah lainnya.  Perolehan PDB Indonesia yang berasal dari Jakarta akan menurun sebanyak 5 hingga 6% pada 2030.  Kota-kota tier kedua dan ketiga akan lebih menonjol secara ekonomi, meningkatkan pangsa PDB sebesar 3 hingga 5%.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version