youngster.id - Seni tari balet terus mengalami perkembangan di Indonesia. Sejumlah sekolah-sekolah balet, komunitas dan yayasan yang aktif mempromosikan seni balet di Indonesia. Salah satunya adalah Sekolah Balet On Stage Academy yang bakal menggelar pertunjukan bertajuk Lost in Candyland yang melibatkan lebih dari 300 anak.
Pendiri Sekolah Balet On Stage Academy mengatakan, pertunjukan merupakan perayaan dari kreativitas dan kerja keras para penari dan peserta didik yang selama berbulan-bulan berlatih dan mengasah kreativitas mereka.
“Para ballerina ini telah mengembangkan kepercayaan diri dan disiplin selama waktu yang panjang untuk dapat tampil di panggung besar. Pertunjukan adalah hadiah bagi mereka dan akan menjadi pengalaman berkesenian yang ajaib bagi murid dan orangtua, dan seluruh tim yang terlibat,” ucapnya kepada youngster.id, Kamis (13/11/2025).
Lembaga Pendidikan tari balet ini didirikan Andy sejak tahun 2002. Menurut dia, studio seni ini berfokus pada ekspresi seni dan artistik melalui proses membangun kepercayaan diri, semangat, kegembiraan, dan disiplin dan pada setiap siswa didik yang berusia 3 – 12 tahun. Karena itu mereka cukup rutin menggelar pertunjukan.
Menurut Andy, yang juga bertindak selaku sutradara dan direktur artistik, produksi Lost in Candyland kali ini melibatkan lebih banyak siswa dan tim produksi lebih dari pada yang sebelumnya. Pagelaran akan berlangsung pada 16 November 2025 di Gedung Pusat Perfilman H Usmar Ismail, Jakarta.
“Kali ini kami melibatkan sekitar 300 penari anak yang sebagian besar berusia 3 hingga 12 tahun. Pertunjukan ini merupakan puncak dari dedikasi dan kerja keras dari anak-anak, tim produksi dan semua orang tua selama beberapa bulan terakhir,” ucapnya.
Sementara itu koreografer tari Lost in Candyland Susi Mariah mengatakan, pada pertunjukan kal ini penonton akan dibawa masuk ke dunia magis lewat sentuhan koreografi yang memadukan balet dan kontemporer serta tata panggung yang menawan.
“Selama proses Latihan anak-anak yang terlibat memiliki disiplin dan semangat yang tinggi. Hasilnya, mereka tidak saja menunjukkan kemampuan teknis, tetapi juga kreativitas yang menjadi atmosfer pengajaran di sekolah kami,” ucapnya.
Dampak dari pertunjukan ini melampaui yang terlihat panggung. Rina ibu dari Angel mengatakan, pengalaman tampil dalam pertunjukan telah mengubah anak saya.
“Ini jauh lebih dari sekadar mempelajari langkah-langkah tari. Ini tentang membangun rasa kepercayaan diri, dan menciptakan kenangan akan kerjasama tim dan persahabatan yang akan bertahan seumur hidup,” ucapnya.
STEVY WIDIA
