youngster.id - Saat ini, teknologi terkini berkembang dengan hadirnya kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang bisa menjadi kekuatan baru, sehingga bisa mengakselerasi individu dan organisasi untuk mencapai tujuannya.
Dengan memanfaatkan kehebatan AI dalam berbagai aspek, dapat menyongsong era digital yang lebih aman. Namun, penting diperhatikan untuk memiliki keamanan digital sebagai upaya berkelanjutan dan terus berinovasi dalam menghadapi ancaman yang berkembang.
AI memungkinkan organisasi mencapai peningkatan signifikan dalam efisiensi, wawasan, pengalaman pelanggan, dan inovasi. Dengan memanfaatkan kekuatan AI, kita dapat mendeteksi, mencegah, dan memanfaatkan segala ancaman dunia maya terhadap lingkungan. Perkembangan teknologi yang cepat, hingga hadirnya AI saat ini, mendorong bukan saja perubahan signifikan terhadap cara berbisnis, tapi juga cara menjalani hidup. Keduanya akan terkena dampak yang sama oleh perubahan-perubahan ini.
Chief Partner Officer Microsoft Indonesia, Linda Dwiyanti mengatakan, teknologi menjadi multiplier GDP, dan ke depan makin menarik dengan adanya AI, karena diperkirakan AI akan berkontribusi pada GDP di wilayah Asia Tenggara sampai US$1 triliun. Sedangkan untuk Indonesia baru 12% atau senilai US$366 juta dari GDP datang dari teknologi dan penciptaan teknologi dan komputer.
“AI bisa mengubah dunia, cara yang belum pernah terjadi, menciptakan peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi, pembangunan sosial dan kesejahteraan manusia. Tantangannya pada keamanan dan penentu kebijakan. Microsoft menghadirkan layanan yang bisa men-generate AI agar bisa lebih produktif dan kreatif,” kata Linda, dalam acara SoftwareONE Tech Day 2023 dengan tema “Unleashing AI’s Power for Secure Digital Frontiers”, dikutip Sabtu (4/11/2023).
Memng, AI sangat membantu memudahkan manusia mencapai tujuan-tujuannya, namun dengan berkembangnya Chat GPT, ada ancaman keamanan yang harus diperhatikan.
“Untuk itu, perusahaan harus mengalokasikan dana khusus untuk fitur teknologi demi investasi keamanan bisnisnya. Sebagai contoh, kesalahan alignment dapat mengancam proses bisnis dan berpotensi menjadi target ransomware yang dapat mengakibatkan kerugian yang signifikan dalam waktu yang lama,” kata President of Konka yang juga Pakar Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) Prof. Dr. Ir. Hammam Riza.
SoftwareOne di Indonesia yang hadir sejak 2013 menginisiasi acara tahunan tech day dengan menggandeng para mitra guna memaparkan bagaimana AI bisa memaksimalkan dan mengubah bisnis ke arah lebih baik.
“Melalui kegiatan ini, kami memperlihatkan bagaimana revolusi menjadi solusi, di mana teknologi mengubah hidup kita. Transformasi digital dapat mendorong cara berpikir yang inovatif, mendobrak cara-cara bisnis yang tradisional, berpikir out of the box, serta mendorong pendekatan yang kolaboratif dan partnership sehingga membuka percepatan bisnis yang lebih baik. Dan SoftwareOne hadir untuk membantu mewujudkan hal tersebut,” kata Chief Operating Officer APAC SoftwareONE, Uwe Schlager. (*AMBS)