youngster.id - Di tahun 2020 iklim investasi di Indonesia masih mencatat angka yang kuat. Sepanjang kuartal kedua 2020 (Q2 2020 di bulan April-Juni) tahun ini, tercatat ada 32 transaksi pendanaan startup yang diumumkan atau dikonfirmasi ke publik. Perolehan ini lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu, yakni 24 transaksi.
Meski demikian, Indonesia menempati peringkat ke-54, turun 13 peringkat dibanding tahun sebelumnya. Di Asia Tenggara, posisi ini hanya unggul dari Vietnam. Singapura berada di posisi teratas, yaitu peringkat ke-16.
Shinta Dhanuwardoyo, CEO Bubu.com, masyarakat Indonesia belum terlalu banyak mengetahui seluk-beluk investasi. Padahal negara Indonesia menempati urutan nomor lima dengan jumlah startup terbanyak yakni 2.193 buah pada 2019, setelah AS, India, Inggris, dan Kanada.
“Kebanyakan perusahaan startup di Indonesia masih dihadapkan dengan masalah yang sama yakni tidak memiliki akses terhadap modal yang diperlukan untuk tumbuh,” kata Shinta dalam keterangan pers, Selasa (1/9/2020).
“Melalui IDBYTE-X 2020 kami ingin membuka akses agar masyarakat dapat melihat sudut pandang dari seorang investor. Masa pandemi Covid-19 justru mendukung perkembangan dan adopsi digital di Indonesia. Sehingga sangat menguntungkan bagi para startup teknologi agar bisa bertumbuh cepat,” ungkap Shinta lagi.
Menurut Shinta, dalam melakukan investasi yang efektif di masa pandemi, investor harus jeli dan berhati-hati dalam menanamkan modal kepada perusahaan startup.
“Beberapa faktor penting sebelum melakukan investasi adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang harus dimiliki oleh sebuah perusahaan startup seperti, target pasar yang jelas, skalabilitas yang tepat guna, memiliki rasio pengembalian investasi yang baik, dan yang paling penting adalah para kualitas tim dari para founders startup tersebut. Para pelaku usaha pun harus bisa lebih kreatif memanfaatkan teknologi untuk menciptakan solusi-solusi inovatif dalam mengatasi berbagai macam masalah yang timbul akibat pandemi Covid-19 ini,” tambah Shinta.
Erwin Arifin, Head of Startupindonesia.co, menyampaikan dalam situasi pandemi seperti saat ini, perusahaan startup harus beradaptasi seiring dengan berubahnya perilaku masyarakat. Beberapa sektor seperti tranportasi akan mengalami kesulitan di masa pandemi. Disisi lain sektor-sektor seperti pengiriman barang, makanan, e-commerce, dompet digital justru mengalami peningkatan seiring dengan semakin terbatasnya mobilitas masyarakat.
“Yang terpenting adalah startup dapat memiliki sense of business bahwa sektor startup itu menarik perhatian investor melalui ide-ide kreatif dan inovasi digital. Selain itu. Diselenggarakannya IDBYTE-X yang merupakan wadah bagi pelaku usaha startup yang semakin mendorong semangat wirausaha dan inovasi di masa sulit pandemi Covid-19 ini,” kata Erwin.
Melalui acara ini, StartupIndonesia.co mengundang beberapa pemodal ventura ternama seperti Sequoia Capital (yang merupakan investor dari Apple, Google, Tokopedia, dan Gojek), GGV Capital (investor dari Tiktok, Xiaomi, dan Alibaba), M12 – Microsoft Venture Fund, serta BRI Ventures, dan GDP Venture.
STEVY WIDIA
Discussion about this post