Milenial Perlu Melek Keuangan Untuk Dorong Pemulihan Ekonomi Nasional

Kredivo meluncurkan ‘Generasi Djempolan’ untuk literasi keuangan. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Masih ada kesenjangan antara indeks literasi sebesar 38,03% dan inklusi keuangan sebesar 76,19% di Indonesia. Hal ini membuat urgensi peningkatan literasi keuangan semakin krusial. Selain itu, adanya tren peningkatan keyakinan konsumen untuk bertransaksi digital dalam nominal besar, yang didominasi oleh 85% konsumen generasi Z dan milenial.

Semuadiimbangi dengan kemampuan pengelolaan keuangan yang baik terlebih di tengah situasi pemulihan ekonomi nasional ini.

Kredivo melihat besarnya potensi dari generasi milenial melek keuangan, terlebih bonus demografi dari generasi ini mampu untuk turut menggerakkan roda ekonomi secara nasional. Hal ini juga harus diimbangi dengan kemampuan pengelolaan keuangan yang baik.

Head of Business Development PT FinAccel Finance Indonesia (Kredivo) Lily Suriani mengatakan, saat ini, peran layanan keuangan digital semakin penting seiring dengan meningkatnya transaksi digital selama pandemi.

“Untuk itu Kredivo sebagai fintech lending turut aktif mengajak milenial agar dapat memanfaatkan akses keuangan digital saat ini secara sehat dan bijak. Sejak berdiri, kami senantiasa menerapkan prinsip bijak meminjam (responsible lending) dan bijak berbelanja (smart spending) bagi para pengguna Kredivo. Melalui inisiatif Generasi Djempolan, kami berharap dapat mengajak lebih banyak lagi milenial untuk melek keuangan dan berkontribusi pada pemulihan ekonomi nasional,” kata Lily dalam keterangannya, Jumat (6/11/2020).

Demi mendukung hal itu, Kredivomeluncurkan ‘Generasi Djempolan’. Serangkaian gerakan literasi keuangan digital ini bertujuan untuk menciptakan generasi milenial yang tidak hanya melek teknologi (digital savvy), tapi juga melek keuangan (financial savvy), serta mampu memanfaatkan fintech dengan baik.

Kegiatan yang turut dihadiri oleh komunitas, influencer dan mahasiswa dari berbagai kampus di Makassar ini diharapkan mampu menjadi pendekatan yang inovatif dan efektif untuk mengajak lebih banyak milenial menjadi generasi melek keuangan.

Ada tiga kriteria utama sebagai Generasi Djempolan. Pertama Set Priority, mampu menentukan skala prioritas dan batasan dalam transaksi sesuai dengan kemampuan. Kedua, Value Over Price, mampu memahami nilai tambah dan jangka panjang dari pengeluaran atau transaksi yang dilakukan. Ketiga Best of Both Worlds, bukan hanya piawai dalam memanfaatkan teknologi untuk kegiatan sehari-hari tapi juga untuk meningkatkan kemampuan pengaturan keuangan mereka.

Lebih lanjut, Ekonom, Bhima Yudhistira yang turut hadir dalam peluncuran Generasi Djempolan, juga menekankan pentingnya literasi keuangan digital pada milenial sebagai salah satu faktor pendukung dalam pemulihan ekonomi nasional.

“Situasi ekonomi yang semakin menantang saat ini, membuat topik keuangan menjadi semakin penting bagi milenial. Milenial sebagai tulang punggung perekonomian masa depan harus beradaptasi dengan perkembangan layanan keuangan digital yang begitu cepat. Dengan memaksimalkan potensi milenial dengan kemampuannya untuk bijak meminjam dan bijak berbelanja, kami optimis akan berdampak pada pemulihan ekonomi nasional yang sedang berlangsung,” ucapnya.

 

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version