youngster.id - Tencent mengembangkan aplikasi percakapan WeChat hingga game online seperti PUBG Mobile. Perusahaan juga menjalankan layanan pesan instan yang disebut QQ. Platform jejaring sosial menyumbang sekitar 23% dari keseluruhan penjualan Tencent.
Alhasil saham Tencent pun meningkat 43% sejak awal tahun, lebih tinggi dibandingkan Facebook yang hanya 12%. Alhasil, nilai pasar Tencent meningkat 1,56 triliun dolar Hong Kong atau US$ 201,44 miliar.
Awal pekan ini nilai kapitalisasi pasar perusahaan asal Tiongkok, Tencent melampaui Facebook. Harga saham pengembang gim online, PUBG Mobile dan aplikasi WeChat itu US$ 664,5 miliar (Rp 9.658 triliun). Sedangkan kapitalisasi pasar Facebook US$ 656,15 miliar (Rp 9.537 triliun).
Ini bukan pertama kalinya kapitalisasi pasar Tencent melampaui Facebook. Nilai pasarnya melebihi Facebook pada akhir 2017 dan beberapa kali secara singkat pada 2018. Namun pada 2019, Facebook tetap berada di depan Tencent sepanjang tahun, menurut data dari S&P Global Market Intelligence. Pada tahun ini, gim PUBG Mobile semakin diminati karena ada pandemi corona.
Berdasarkan perhitungan Sensor Tower melalui platform Store Intelligence, pengeluaran pengguna PUBG Mobile mencapai US$ 226 miliar atau sekitar Rp 3,2 triliun pada Mei lalu. Nilai ini tumbuh 41% dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).
Pada kuartal I, pendapatan Tencent pun meningkat 26% yoy menjadi 108,1 miliar yuan atau sekitar Rp 226,5 triliun. Lini bisnis gim menyumbang 37,3 miliar yuan atau sekitar Rp 78,4 triliun. Pendapatan dari divisi gim tersebut meningkat 31% secara tahunan. Peningkatan terjadi, karena penggunaan (usecase) dan jumlah pengguna game online yang dikembangkan Tencent melonjak efek pandemi.
Secara rinci, lini bisnis gim terdiri dari dua yakni game online dan PC. Game online seperti PUBG menyumbang 34,8 miliar yuan dan gim PC 11,8 miliar yuan. Tencent menjelaskan, aktivitas gim PC di Tiongkok menurun karena penutupan sementara warung internet. Hal ini karena ada pembatasan aktivitas masyarakat di luar rumah efek pandemi virus corona.
Di satu sisi, teknologi seperti IoT membantu banyak perusahaan memantau operasional bisnis dari jarak jauh. Metode ini sesuai dengan protokol kesehatan di masa pandemi virus corona.
STEVY WIDIA