youngster.id - Usaha rintisan (startup) menjadi salah satu bisnis yang terkena imbas pandemi Covid-19. Namun tidak semua terdampak negatif. Ada juga startup yang mendapat imbas positif di tengah situasi ini. Hal ini juga mendorong investor seperti pemodal ventura (VC) kembali mengucurkan dana untuk startup.
Devina Halim, VP of Investment di East Ventures menyatakan pihaknya optimis startup di Indonesia akan bisa melewati pandemi ini.
“Jadi, startup yang very badly impacted kaya sektor ritel dan travel. Ada slightly impacted, lalu very positively impacted kaya eCommerce, edtech, logistik, dan ada juga yang unique, yang dia itu emerge [muncul] karena kondisi pasar” tutur Devina dalam sesi diskusi virtual bertajuk “Startup Indonesia di Tengah Pandemi” yang digelar Forum Wartawan Teknologi Senin (31/8/2020).
Menurut Devina, dari 160 lebih startup yang pernah mendapatkan suntikan dari East Ventures, menurut Devina, saat ini perusahaan masih memantau sekitar 80-100 startup. Mereka merupakan startup yang masih berada pada fase awal.
“Terakhir pas April, dari sekitar 100 startup, kurang lebih 60 badly impacted dan 40 positively impacted. Tapi tren ini tentu akan berubah-ubah terus. Sekarang sudah mulai kelihatan recover lagi,” tutur Devina.
Sementara itu, keuntungan juga diraih startup healthtech seperti Halodoc. Pasalnya semua orang ingin sehat di masa pandemi ini. Dionisius Nathaniel, Chief Marketing Officer Halodoc mengatakan, secara average global, terdapat 14 dokter per 10 ribu populasi. Indonesia di 3,8. Situasi ini ditambah lagi dengan penyebaran dokter yang tidak merata.
“Tantangan ini yang kita coba untuk atasi melalui platform Halodoc. Ketika COVID-19 mulai terkonfirmasi di Maret, kita langsung pivot. Gimana caranya mendukung Indonesia dengan melakukan tes COVID-19 sebanyak mungkin. Sampai sekarang 200 ribu tes sudah kita lakukan, kombinasi rapid dan PCR. Halodoc juga menjadi yang pertama kali menjalankan drive thru rapid test di Indonesia, dan fasilitas itu masih tetap ada sampai sekarang,” ujar Dionisius.
Selain itu, Halodoc juga mencatat pertumbuhan yang signifikan dan kini terdapat 20 juta pengguna aktif tiap bulannya. “Sampai saat ini kami telah bermitra dengan 20.000 dokter dan ribuan farmasi di lebih dari 100 kota untuk delivery obat. Kalau untuk farmasi delivery (Toko Kesehatan), kami memiliki kemitraan strategis dengan Gojek, sehingga layanan ini tersedia di wilayah-wilayah yang ter-cover oleh Gojek,” ujar Dion.
Optimisme juga ditunjukkan oleh Gojek. Nila Marita, Chief of Corporate Affairs Gojek mengatakan, kemampuan untuk beradaptasi cepat dengan situasi inilah yang menjadi salah satu keunggulan kompetitif Gojek.
“Model bisnis kami adalah on demand application. Sehingga kami membangun bisnis secara strategis dan berkelanjutan yang tidak hanya bertumpu pada satu layanan. Kami beradaptasi untuk menjadi andalan masyarakat sehingga dapat terus memelihara keberlangsungan bisnis di masa pandemi,” ungkap Nila.
STEVY WIDIA
Discussion about this post