youngster.id - Saat ini terjadi adalah peningkatan pesat layanan pembayaran online dan perbankan digital di seluruh Asia Tenggara. Adanya pembatasan jarak sosial akibat pandemi telah memicu peningkatan penggunaan opsi yang lebih aman yaitu e-wallet dan aplikasi pembayaran seluler. Populasi generasi muda turut mendorong akan hal ini.
Bisnis transaksi keuangan online di wilayah ini diprediksi akan mencapai US$ 1 triliun pada 2020. Tak hanya itu, segmen dompet digital akan melonjak lima kali lipat menjadi US$114 miliar selama tahun yang sama.
“Saya yakin kedua sektor utama tersebut akan melampaui angka yang diprediksi, seiring kita masih mencoba meminimalkan kontak manusia demi kesehatan fisik. Faktanya, sebuah terbaru mencatat bahwa 40% konsumen di wilayah ini mengaku menggunakan dompet elektronik lebih dari sebelumnya,” ungkap Yeo Siang Tiong, General Manager Asia Tenggara Kaspersky dalam keterangan pers, Selasa (1/9/2020).
Menurut dia, indikator yang membuat kawasan ini menjadi lahan subur bagi perbankan digital dan sistem pembayaran online adalah kenyataan bahwa Asia Tenggara menampung negara-negara dengan populasi muda, kaum milenial dan Gen Z yang tidak terbiasa mengunjungi gedung-gedung keuangan secara fisik, mengantri lama untuk mengisi formulir dengan pena dan kertas, seperti yang dilakukan oleh generasi sebelumnya.
Faktor penting lainnya adalah masih terdapat persentase signifikan dari individu yang masih berada dalam posisi unbanked atau underbanked, yang berarti mereka tidak memiliki rekening bank atau laporan kredit sebelumnya. Hal ini terutama terjadi di negara-negara yang masih berkembang seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam.
Yeo Siang Tiong mengatakan, pusat dari sebuah revolusi digital adalah kepercayaan. Pelanggan menggunakan e-wallet, mobile banking, dan aplikasi web yang didorong oleh kebutuhan. Sekarang, bahkan lebih dari sebelumnya, masyarakat perlu mempercayai lembaga keuangan untuk mengamankan uang yang mereka peroleh dengan susah payah dan tentunya sangat dibutuhkan.
“Transformasi digital di segala bidang, selalu menghadirkan tantangan baru, terutama bagi perbankan dan jasa keuangan. Sederhananya, merevolusi cara bank dalam melakukan transaksi berarti merombak sistem lama mereka termasuk manusia, proses, dan teknologinya,” ungkapnya.
Di sisi lain, manusia tetap menjadi mata rantai terlemah. Pelanggan, terutama yang belum terlalu aktif secara digital, kurang memiliki kesadaran yang tepat tentang risiko paling sederhana seperti phishing dan spam. Karyawan internal membutuhkan pelatihan baru dan layanan pihak ketiga juga harus dievaluasi secara komprehensif.
Seluruh proses harus disesuaikan dengan dunia digital. Data memerlukan tingkat enkripsi yang canggih, akses dan manajemen data harus ditinjau dan diberikan secara cerdas, keamanan tambahan juga diperlukan anggaran keamanan tambahan.
Dalam hal keamanan, titik akhir (endpoint) wajib menjadi fondasi utama dan bank seharusnya sudah mengetahui hal ini sekarang. Layanan keuangan, seiring mereka mengubah dan membawa lebih banyak data di belakang, harus melihat pendekatan adaptif dalam keamanan secara proaktif daripada reaktif, yaitu sudah bersiap dengan baik sebelum serangan terjadi.
Mengingat sifat ancaman siber yang terus berkembang dan diprediksi menjadi lebih canggih, penting juga bagi lembaga keuangan memiliki alat untuk melacak ancaman yang dapat menghindari solusi titik akhir reguler, bahkan sebelum mereka melancarkan serangan. Misalnya, solusi seperti Kaspersky Anti-Targeted Attack dapat membantu mencegah apa yang ada di luar sana dan bagaimana hal tersebut dapat memengaruhi Anda sebelum serangan dimulai.
“Kita berada di tengah revolusi digital dan penggunaan pembayaran online serta dompet elektronik pasti akan tetap ada dan bahkan meningkat. Meskipun merupakan tanggung jawab besar bagi bank dan penyedia layanan keuangan untuk mengamankan sistem virtual mereka, saya yakin mereka dapat merintis jalan ke masa depan selama mereka membangun pertahanan siber dengan cerdas.” tambah Yeo Siang Tiong.
STEVY WIDIA
Discussion about this post