youngster.id - Perusahaan rintisan asal India, OYO Hotels & Homes resmi mengajukan dokumen awal untuk penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham senilai 84,3 miliar rupee atau setara US$1,1 miliar. Jika menggunakan asumsi kurs Rp14.239 per dolar AS, maka IPO ini setara Rp15,72 triliun.
Bloomberg menyebut, sebagai layanan pemesanan hotel OYO berencana untuk mengumpulkan 70 miliar rupee melalui penjualan saham baru. Lalu sisanya akan menjadi saham sekunder atau yang dijual oleh pemegang saham yang ada.
OYO terakhir kali memiliki valuasi sekitar US$9 miliar, menurut CB Insights, menjadikannya startup paling berharga ketiga di India. Startup ini juga didukung oleh SoftBank Group Corp. dan Airbnb Inc.,
Pengajuan draf prospektus IPO OYO, yang secara resmi dikenal sebagai Oravel Stays, menandai pemulihan dramatis setelah pandemi melanda industri perjalanan dan perhotelan. Startup ini telah merombak dirinya sendiri, menjauh dari model bisnis yang membawa tekanan finansial, memperburuk hubungannya dengan pemilik hotel, dan membawa ke pengadilan.
Perusahaan telah membuat kemajuan dalam bergerak menuju profitabilitas meskipun pandemi. Kerugiannya untuk tahun fiskal yang berakhir pada Maret menyempit menjadi 39,3 miliar rupee dari 128 miliar rupee pada tahun sebelumnya, meskipun pendapatan menurun tajam karena pandemi Covid-19.
OYO melaporkan laba kotor yang disesuaikan, yang tidak termasuk biaya-biaya tertentu, naik menjadi 13,2 miliar rupee pada tahun fiskal terakhir dari 12,8 miliar rupee. Margin kotor yang disesuaikan naik menjadi 33% dari 9,7% pada Maret 2019.
Ritesh Agarwal mendirikan OYO pada 2013 setelah putus kuliah. Agarwal tidak berencana untuk menjual saham apa pun dalam IPO tersebut, sementara SoftBank akan melepas sebagian kecil sahamnya. Investor terkemuka lainnya Sequoia Capital, Lightspeed Ventures dan Greenoaks Capital Management tidak berniat untuk menjual. Adapun Kotak Investment Banking, JPMorgan Chase & Co. dan Citigroup Inc. adalah koordinator global dan bookrunners untuk IPO Oyo. Selain itu, ICICI Securities, Nomura Holdings Inc. dan JM Financial Ltd juga terlibat sebagai bookruners.
IPO OYO menambah daftar serbuan unicorn teknologi yang ingin tercatat di bursa India setelah reli pasar saham yang signifikan di negara tersebut.
STEVY WIDIA
Discussion about this post