youngster.id - Oey Soe Tjoen adalah seorang pembatik peranakan legendaris asal Kedungwuni, Pekalongan, yang koleksinya selalu menjadi incaran kolektor domestik maupun mancanegara. Karya batik tulisnya dapat disaksikan dalam Pameran Batik Kain Oey So Tjoen pada 22 – 24 September 2017.
Pameran tersebut menampilkan sekitar 40 helai kain Batik Tulis mahakarya Oey Soe Tjoen, dengan motif pesisir yang selalu menjadi ciri khas, seperti buketan bunga, kupu-kupu, dan burung, serta usia kain yang mencapai hampir 100 tahun.
“Batik Tulis karya Oey Soe Tjoen merupakan masterpiece batik Indonesia. Keindahan motif, desain, dan teknik pewarnaan yang tercermin dalam setiap helai kain-nya melambangkan kearifan lokal bangsa Indonesia. Pameran ini kami selenggarakan untuk mengenal lebih dekat Batik Tulis mahakarya Oey Soe Tjoen yang sudah menjadi legenda dan memberikan kontribusi besar dalam khasanah budaya Indonesia,” ungkap Inge Setiawati Executive Vice President Corporate Social Responsibility BCA pada pembukaan pameran di Tugu Kunstkring Paleis – Jakarta.
Pada pameran tersebut, sejumlah 4 helai kain Batik Tulis karya Oey Soe Tjoen terbaru juga dilelang khusus bagi Nasabah Solitaire BCA. Memeriahkan Pameran, perancang Benny Adrianto turut menjual wayang golek Djawa miliknya yang berbalutkan Wastra Nusantara Batik berbagai daerah. Tidak ketinggalan, para pengunjung Pameran juga dimanjakan dengan koleksi kebaya dan sarung encim karya Dewi Nugroho dari Museum Batik Jogja oleh Buana Alit Gallery, serta koleksi aksesoris etnik nusantara oleh Manjusha Nusantara.
“Nilai filosofis yang tersirat dalam sehelai kain Batik menjadikannya karya seni yang memiliki nilai jual yang tinggi di pasaran domestik maupun internasional. Besar harapan kami, Pameran ini dapat berkontribusi mengangkat kembali kain Batik karya Oey Soe Tjoen yang tidak hanya bermutu tinggi, tetapi juga merepresentasikan jiwa dan identitas bangsa Indonesia,” pungkas Inge.
FAHRUL ANWAR
