youngster.id - Ada ancaman dunia maya terbaru yang harus diwaspadai oleh masyarakat. Pakar keamanan siber Kaspersky mencatat tren utama yang terlihat di dunia maya tahun lalu, dan akan berlanjut pada 2021. Ini termasuk penyalahgunaan tema Covid-19, eksploitasi penelitian terkait pandemi, serta penipuan dan informasi yang keliru terkait virus dan vaksin.
Seongsu Park, Peneliti Keamanan Senior, (GReAT) di Kaspersky mengungkapkan, semakin jelas bahwa para pelaku ancaman ini akan terus menggunakan topik terkait pandemi untuk mengelabui pikiran manusia. Sementara vaksin telah dan sedang berjalan, maka situasinya terus tidak menentu. Negara-negara masih menerapkan penguncian, pembelajaran virtual dan pekerjaan jarak jauh masih terjadi, dan pembayaran digital kian meningkat.
“Ini berarti infrastruktur TI akan tetap terbentang, semakin membuka celah untuk ancaman yang menargetkan Windows dan perangkat jaringan yang terhubung dengan internet serta serangan multi-platform hingga rantai pasokan, dan lebih jauh lagi ” ungkap Seongsu Park dalam siaran pers resmi Kaspersky, Rabu (17/3/2021).
Pada tahun lalu, lebih dari 80.000 koneksi domain terkait Covid dan situs web berbahaya terdeteksi oleh Kaspersky di Asia Tenggara saja. Malaysia mencatatkan angka tertinggi diikuti oleh Vietnam, Filipina, dan Indonesia.
Bank tetap menjadi target menawan bagi pelaku kejahatan siber. Faktanya, data dari Kaspersky’s GReAT mengungkapkan bahwa bank dan lembaga keuangan merupakan sektor kedua dan ketiga yang paling ditargetkan tahun lalu, secara global.
Salah satu kampanye yang menargetkan bank di Asia Tenggara adalah malware JsOutProx. Meskipun malware ini sekarang bukanlah jenis yang sangat canggih, para ahli Kaspersky mencatat upayanya yang terus menerus untuk menyusup ke bank di wilayah tersebut.
“JSOutProx dapat memuat lebih banyak plugin untuk melakukan tindakan berbahaya terhadap korbannya termasuk akses jarak jauh, eksfiltrasi data, pengambilalihan server perintah dan kontrol (C2), dan banyak lagi,” kata Park.
Target menguntungkan lainnya bagi pelaku kejahatan siber adalah bisnis mata uang kripto yang muncul di Asia Tenggara. Seiring meningkatnya nilai mata uang kripto, banyak kelompok aktor ancaman sekarang melancarkan serangan online terhadap sektor ini.
Seorang peneliti Kaspersky baru-baru ini mengidentifikasi bahwa salah satu pertukaran mata uang kripto di wilayah tersebut telah disusupi. Hasil penyelidikan forensik menyeluruh, dipastikan bahwa kelompok Lazarus berada di balik serangan yang terdeteksi di Singapura ini.
Terkait faktor di balik meningkatnya ancaman terhadap sektor ini, Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky mengatakan bahwa Cryptocurrency atau mata uang kripto terus dirangkul di kawasan Asia Tenggara, oleh karena itu menjadi perkembangan alami bagi pelaku kejahatan siber untuk mengincar dan menargetkan aksi mereka di sini. Pertumbuhannya merupakan bagian tak terpisahkan dari transformasi digital di kawasan ini dan sejalan dengan peningkatan adopsi e-commerce dan pembayaran digital.
“Sangat penting bagi perbankan dan penyedia layanan keuangan untuk menyadari, sedini mungkin, nilai pertahanan proaktif berbasis intelijen untuk menangkis serangan siber yang sangat merugikan ini, ” ujar Yeo.
STEVY WIDIA
Discussion about this post