youngster.id - Pandemi Covid-19 telah menghantam keras bisnis penyedia layanan on-demand. Namun situasi sepertinya akan segera pulih. Grab bahkan mengatakan pendapatan di kuartal ketiga tahun ini hampir pulih ke tingkat sebelum. Itu berkat jasa pesan-antar makanan.
“Pemulihan bisnis kami terus berlanjut, dengan pendapatan grup pada kuartal III naik lebih dari 95% dibandingkan posisi sebelum adanya Covid-19,” kata Ming Maa Presiden Grab dalam pembaruan buletin tentang bisnis perusahaan yang dilansir Reuters belum lama ini.
Dengan peningkatan tersebut, valuasi Grab juga disebut-sebut naik dari US$ 14 miliar menjadi US$ 15 miliar lebih.
Sebelumnya, untuk bertahan di tengah pandemi, decacorn Singapura itu melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK 360 karyawan atau hampir 5% dari total pada Juni lalu. Perusahaan berjanji tidak akan mengulangi tindakan ini hingga akhir tahun.
PHK dilakukan karena bisnis utama yakni berbagi tumpangan (ride hailing) terhantam keras pandemi virus corona. Namun, layanan pesan-antar makanan GrabFood menyumbang 50% lebih pendapatan Grab.
“Dengan meletakkan fondasi ini, kami akan berfokus pada perluasan bisnis layanan keuangan dan pedagang sepanjang sisa tahun ini dan seterusnya,” kata Maa lagi.
Di Indonesia Grab gencar menggaet pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Sejak awal tahun, decacorn sudah menggandeng 350 ribu pebisnis dan ditarget mencapai 400 ribu hingga akhir 2020. Startup skala jumbo itu juga rutin meluncurkan fitur-fitur baru yang mendukung usaha mitra UMKM. Yang terbaru, menggelar bazar online dan menambahkan fitur GrabAds Ad Manager untuk memudahkan mitra mengelola iklan di aplikasi.
Pada Juni lalu, Co-Founder sekaligus CEO Grab Anthony Tan mengatakan akan memperkuat GrabFood dan jasa pengiriman barang. Personil di ke kedua produk ini pun diperkuat. Selain itu, berfokus pada layanan pembayaran digital. Ketiga produk ini dinilai potensial saat pandemi, karena mendukung protokol kesehatan.
STEVY WIDIA