Penggunaan Instalasi PLTS Atap Meningkat, Percepat Target Energi Baru Terbarukan

xurya

Xurya, startup energi terbarukan yang mempelopori metode DP 0 dalam pembiayaan PLTS Atap. (Foto: dok.youngster.id)

youngster.id - Data Kementerian ESDM melalui Ditjen EBTKE menyebut penggunaan energi terbarukan selama lima tahun terakhir cenderung meningkat. Selain karena potensinya yang besar, pemerintah juga menilai pengembangan PLTS dapat mempercepat target bauran EBT karena pembangunannya yang cepat, teknologi yang kian mutakhir dan biaya yang semakin ekonomis.

Chrisnawan Anditya, Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan Kementerian ESDM pada  mengatakan pengembangan energi terbarukan difokuskan kepada instalasi yang cepat dan biaya produksi yang bersaing, salah satunya yakni PLTS Atap.

“Oleh karena itu, kami terus berupaya dalam meningkatkan penggunaan tenaga surya dengan menyusun Rancangan Peraturan Menteri (Permen) ESDM yang ramah bagi pengguna PLTS Atap, salah satu yang diatur adalah memperluas penggunaan PLTS Atap dan meningkatkan nilai keekonomian PLTS Atap,” ujar Chrisnawan dalam acara refleksi empat tahun GNSSA : Perkembangan dan tantangan menuju target tahun 2025 yang disiarkan secara virtual Senin (13/9/2021).

Fabby Turniwa, Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) mengungkapkan, potensi energi surya di Indonesia yang melimpah dapat dimanfaatkan dengan baik apabila didukung oleh regulasi yang ramah bagi pelanggan PLTS Atap.

“Peminat PLTS Atap terutama dari kalangan industri sudah mulai meningkat. Minat ini akan terus tumbuh seiring dengan munculnya kesadaran industri untuk menghasilkan green product dengan mengoptimalkan konsumsi listrik dari energi terbarukan. Pemerintah harus dapat mendukung realisasi pemanfaatan energi terbarukan yakni PLTS Atap melalui regulasi yang mendukung dan memudahkan. Dengan demikian seluruh masyarakat dapat ikut serta mendukung pencapaian target pemanfaatan energi terbarukan dan penurunan emisi gas rumah,” papar Fabby.

Penggunaan PLTS Atap saja yang saat ini difokuskan oleh pemerintah dalam pengembangan EBT telah digunakan oleh 3.781 pelanggan per Mei 2021, meningkat drastis dibandingkan pemanfaatan PLTS Atap pada November 2018 yang hanya sebesar 592 pelanggan.

Lebih dari itu, penggunaan PLTS Atap juga semakin diminati oleh pelaku industri karena adanya kecenderungan konsumen untuk mengkonsumsi produk hijau yang harus dipenuhi industri, salah satunya dari penggunaan sumber energi bersih PLTS. Tidak hanya perusahaan global yang mulai memperhatikan penggunaan listrik bersih untuk operasionalnya, tetapi perusahaan lokal juga semakin banyak yang mulai mengembangkan industri hijau.

Eka Himawan, Managing Director PT Xurya Daya Indonesia mengungkapkan tingginya minat pelaku industri terhadap instalasi PLTS Atap juga seiring dengan meningkatnya konsumsi produk hijau melalui penggunaan energi listrik dari pembangkit EBT.

“Saat ni konsumen juga semakin kritis terhadap produk yang dikonsumsinya, apakah proses produksi dan operasionalnya memiliki dampak yang merugikan bagi lingkungan atau tidak,” kata Eka Himawan.

Xurya berkomitmen dalam penggunaan energi bersih dan semakin diperkuat dengan penandatanganan dukungan GNSSA, seperti yang dilakukan oleh PT MGM Bosco Logistics, PT Suri Nusantara Jaya, PT Nusa Toyotetsu Corp., Hotel Santika Premiere Bandara Palembang, PT Platinum Ceramics Industry, Global Sevilla School, Bandung Televisi Indonesia, PT Softex Indonesia, PT Indahtex Utama, PT Bina Niaga Multiusaha, PT Vastland Indonesia, PT Saranacentral Bajatama Tbk, dan PT Beton Elemen Persada.

 

FAHRUL ANWAR

 

Exit mobile version