Percepat Transformasi Digital, Salesforce Hadirkan Agentforce Berbahasa Indonesia

Presiden Direktur Salesforce Indonesia Andreas Diantoro. (Foto: stevywidia/youngster.id)

youngster.id - Teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) telah memainkan peran penting dalam transformasi digital di Indonesia. Teknologi ini berpotensi untuk berkontribusi pada Pendapatan Domestik Bruto (PDB) negara sebesar US$366 miliar dalam lima tahun ke depan. Untuk mendukung percepatan transformasi digital yang memanfaatkan AI, Salesforce menghadirkan Agentforce dalam Bahasa Indonesia.

“Salesforce memiliki posisi yang strategis untuk membantu mendorong visi ekonomi Indonesia menuju  tahap berikutnya. Yakni, dengan membantu bisnis menjadi Agentic Enterprise, sebuah model kerja baru di mana AI meningkatkan kapasitas manusia, bukan menggantikannya,” kata Andreas Diantoro, Presiden Direktur Salesforce Indonesia kepada media, Rabu (3/12/2025) di Jakarta.

Andreas menjelaskan, para pelaku bisnis dapat memanfaatkan Agentforce dalam Bahasa Indonesia untuk mempercepat transformasi digital, menghadirkan pengalaman pelanggan yang unggul, serta meningkatkan efisiensi operasional bisnis. Apalagi Agentforce Service maupun Employee Agent dari Salesforce telah tersedia dalam Bahasa Indonesia.

Agentforce Service adalah sebuah platform lengkap untuk menghadirkan layanan Customer Service di berbagai industri dan dalam semua saluran. Platform ini merepresentasikan layanan pelanggan generasi berikutnya yang tersedia 24 jam setiap hari, selalu aktif dan “tidak pernah tidur”.

“Keunikannya terletak pada fakta bahwa ini adalah salah satu platform di mana manusia dan agen AI berkolaborasi penuh, mulai dari kontak pertama hingga penyelesaian akhir,” ujarnya.

Sementara Employee Agent adalah agen AI yang berfungsi sebagai asisten digital pribadi bagi karyawan dan membantu mereka melakukan tugas rutin dan harian dengan lebih cerdas dan efisien.

Dengan memanfaatkan pengetahuan organisasi, Employee Agent bisa membantu berbagai hal, mulai dari mengatur rapat, memperbarui peluang bisnis, mendukung proses onboarding karyawan baru, mencari informasi tentang tunjangan karyawan, hingga menyiapkan ringkasan pelanggan sebelum pertemuan. Dengan begitu, karyawan bisa fokus pada tugas-tugas terpenting, menghemat waktu, dan meningkatkan produktivitas.

Andreas menjelaskan, dengan Agen AI, para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) dapat menyamai kapasitas dan kapabilitas perusahaan besar dalam melayani pelanggan.

“Lebih dari itu, AI Agentik memungkinkan siapa saja berinovasi, sehingga para pengusaha dapat mengembangkan ide dan meluncurkan model bisnis baru dengan investasi minimal namun dalam skala besar. Hal ini dapat mendorong transformasi ekonomi dari bawah ke atas, dengan semakin banyak UKM yang mengadopsi teknologi AI canggih untuk meningkatkan tingkat kematangan digital di Indonesia,” ungkapnya.

Andreas menegaskan, AI Agentik dapat menjadi penyeimbang yang hebat bagi bisnis di kota-kota kecil, membantu mereka bersaing secara efektif seperti halnya perusahaan di kota-kota besar. Ini dapat memicu pertumbuhan luar biasa di kota kecil, mendorong inklusi ekonomi, memperluas akses layanan, dan menciptakan peluang baru bagi tenaga kerja di daerah.

Sebagai contoh, dengan AI Agentik, bisnis yang berbasis di kota kecil dapat melayani pelanggan di kota-kota besar tanpa harus membangun infrastruktur fisik yang mahal.

Seiring bisnis di Indonesia mulai mengadopsi AI Agentik, agen AI akan menjadi titik kontak pertama konsumen dengan suatu brand. Ini adalah peluang bagi bisnis untuk memanfaatkan agen AI dalam membangun hubungan pelanggan yang tepercaya.

Selain itu, agen AI akan meningkatkan akses layanan keuangan di Indonesia secara signifikan, mendorong inklusi keuangan, dan melayani masyarakat yang belum memiliki akses ke layanan perbankan.

“Bisnis tidak bisa menggunakan pendekatan ‘wait-and-see’ terhadap AI Agentik. Sebaliknya, ada peluang besar bagi bisnis untuk menciptakan jalan baru dengan memanfaatkan AI, tenaga kerja dinamis Indonesia, dan sumber daya alam yang melimpah,” pungkas Andreas.

 

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version