youngster.id - Anak muda Indonesia kembali menuai prestasi tingkat internasional. Film pendek Indonesia berjudul Prenjak: In the Year of Monkey raih penghargaan di ajang Cannes Film Festival 2016.
Film pendek karya Wregas Bhatuneja asal Yogyakarta, berhasil menyabet penghargaan Leica Cine Discovery Prize untuk Film Pendek Terbaik dari segmen Critic’s Week Cannes. Tim Prenjak pun berhasil menerima hadiah dana sebesar 4.000 Euro.
Kemenangan yang berhasil diraih Prenjak rupanya menjadi kali pertama film Indonesia menjuarai Cannes Film Festival sepanjang 69 tahun festival tersebut diadakan. Sebenarnya, film Indonesia sudah beberapa kali masuk ke segmen kompetisi.
Film yang berdurasi sekitar 13 menit ini menceritakan usaha keras seorang perempuan Jogja bernama Diah (Rosa Winenggar) di tahun 1980-an untuk membebaskan diri dari keterbatasan ekonomi.
Diah mencari uang untuk membiayai hidup keluarganya sampai suatu hari ia menawarkan korek api yang sangat mahal kepada rekan kerjanya, Jarwo (Yohanes Budyambara). Korek api yang ditawarkan dengan harga Rp 10 ribu itu dapat digunakan Jarwo untuk melihat bagian tubuh Diah, bila dinyalakan di tempat yang gelap.
Film unggulan lain itu antara lain Arnie (Rina B. Tsou, Taiwan – Filipina), Ascensão (Pedro Peralta, Portugal), Campo de Víboras (Cristèle Alves Meira, Portugal), Delusion is Redemption to Those in Distress (Fellipe Fernandes, Brasil), L’Enfance d’un Chef (Antoine de Bary, Prancis), Limbo (Konstantina Kotzamani, Yunani) Oh What a Wonderful Feeling (François Jaros, Kanada), Le Soldat Vierge (Erwan Le Duc, Prancis), dan Superbia (Luca Tóth, Hungaria). Kesepuluh film itu sendiri berhasil disaring dari 1500 film pendek yang dikirimkan ke panitia festival.
Prenjak merupakan film pendek yang dikirim Pusat Pembinaan dan Pengembangan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kepala Badan Perfilman Indonesia (BPI) untuk mewakili Indonesia.
STEVY WIDIA
Discussion about this post