youngster.id - Produsen produk UKM Indonesia mendapat kesempatan berpartisipasi dalam China Asian Year of Handcrafts and Arts. Bahkan oleh pemerintah Tiongkok promosi produk UKM Indonesia mendapat fasilitas di gedung yang dibangun di tengah kota Beijing dan berada kawasan World Trade Center (WTC) secara gratis.
Hal itu disampaikan Ketua Umum Indonesian Diaspora Network-China Prof Yenni Thamrin dan Presiden Komisaris China Strong Food Group Mr. Li Yong Kui kepada Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga.
“Kami apresasi karena ini gratis. Kami mau bisnis saja harus bayar, ini kan gratis. Tinggal jualan saja. Jadi akan ditindaklanjuti kita akan mempersiapkan UKM mana saja, karena itu gratis,” ujar Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga dalam siaran pers baru-baru ini.
Pameran ini diikuti bersama 25 negara Asia.Khusus untuk Indonesia, pemerintah setempat memberikan keistimewaan. Satu lantai khusus yang berada di lantai delapan gedung tersebut akan diisi oleh UKM Indonesia, dengan luas kurang lebih 739 m2. Tidak hanya itu, pemerintah China juga memberikan kesempatan bagi pengusaha Indonesia untuk membuka restoran di lantai bawah gedung yang sama.
Sedangkan negara lain berbeda, dua negara digabungkan dalam satu lantai dengan luas masing-masing 376 m2.
Ketua Umum Indonesian Diaspora Network-China Prof Yenni Thamrin mengungkapkan bahwa promosi gratis pemerintah Tiongkok bertujuan untuk menjalin mitra usaha dengan negara Asia. Namun khusus Indonesia mendapat prioritas karena memiliki hubungan diplomatik yang sudah terjalin lama dengan Tiongkok.
Selain itu, Yenni bersama organisasinya sering mengadakan kegiatan sosial dan kerja sama pendidikan hingga mendapat perhatian pemerintah negara itu. “Selama sembilan tahun tinggal di Beijing banyak membuat kegiatan sosial seperti memberikan bantuan, mengunjungi panti asuhan, dan tukar menukar pendidikan. Ini hubungan persahabatan yang sudah terjalin baik. Kami juga mempromosikan budaya Indonesia di sana,” katanya.
China Asian Year of Handcrafts and Arts saat ini sudah siap digunakan, bahkan Indonesia dan China sudah menandatangani nota kesepahaman bersama. “Diharapkan secepatnya diisi. Untuk Persiapan saya rasa sudah 100 % sehingga kami mohon arahan pak menteri,” pungkas Yenni.
Masyarakat Tiongkok menyukai produk UKM asal Indonesia, misalnya furniture, kerajinan batik, mutiara, dan aksesoris.
“Nanti kami akan bahas dulu karena mereka (Tiongkok) harus memberikan rincian spacenya dimana, kami komunkasikan dengan UKM kita. Mudah-mudahan nanti dalam waktu yang tidak lama dan kita harapkan UKM kita siap,” tambah Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran, Kemkop dan UKM, I Wayan Dipta.
Puspayoga dijadwalkan akan meninjau ke sana untuk memastikan layak atau tidaknya tempat yang disediakan. Wayan memperkirakan sekitar 70 UKM yang bisa difasilitasi masuk ke sana, namun tentu menurut dia tidak sembarang UKM yang dipilih. Syarat utamanya adalah UKM berkualitas tinggi, berorientasi ekspor dan kemampuan produksinya di atas rata-rata. “Diharapkan nanti pak menteri meninjau dulu ke sana, kalau bagus. Biarpun gratis tapi kalau tidak bagus, tidak laku rugi juga kita kan. Jadi pak menteri ingin cek dulu kira-kira layak tidak,” kata Wayan.
STEVY WIDIA
Discussion about this post