youngster.id - Promosi produk usaha kecil rakyat sepanjang tahun 2016 telah menghasilkan devisa delapan kali lipat dari anggaran pemerintah. promosi yang dilakukan secara estafet, terutama yang di luar negeri, mampu mencatatkan pendapatan yang cukup fantastis.
Selama ini, Kementerian Koperasi dan UKM telah melakukan promosi produk di dalam dan luar negeri. Hal tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan akses pasar bagi produk koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah (KUMKM).
”Dari transaksi ritel dan order on site serta pascapromosi mencapai Rp 88,45 miliar. Jadi, dengan biaya seÂkiÂtar Rp 10,67 miliar, telah menghasilÂkan devisa delapan kali lipat,” kata I Wayan Dipta Deputi Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM belum lama ini di Jakarta.
Tahun 2016, 500 KUMKM ditargetkan turut pada promosi dalam negeri. Dari target itu, sebanyak 637 KUMKM berhasil dipromosikan atau mencapai 127%.
Sementara di luar negeri, tercatat 152 UKM mengikuti 11 pameran di sejumlah negara, seperti Malaysia, Hong Kong, Uni Emirat Arab, Inggris, Amerika, Tiongkok, dan Jepang. Total anggaran tahun 2016 yang dikeluarkan untuk promosi di luar negeri sebanyak Rp 10,67 miliar.
Wayan mengatakan, promosi yang dilakukan secara estafet, terutama yang di luar negeri, mampu mencatatkan pendapatan yang cukup fantastis. Dia berharap pencapaian itu dapat meningkatkan permintaan produk yang dihasilkan pelaku KUMKM.
Menurut Wayan, anggaran promosi luar negeri yang dikeluarkan untuk memfasilitasi promosi terhadap 152 UKM sebesar Rp 10,67 miliar. Namun, pendapatan negara berupa devisa sebanyak Rp 88,45 miliar.
Sayangnya, potensi devisa itu kemungkinan akan menyusut tahun ini mengingat berkurangnya promosi dan anggaran yang disediakan. Tahun 2017, Indonesia hanya akan mengikuti enam pameran di luar negeri, yaitu di Malaysia, Filipina, Dubai, Amerika, Prancis, dan Korea Selatan.
Penurunan keterlibatan promosi di luar negeri tak terlepas dari efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah pusat. Rencananya, UKM yang akan mengÂikuti pameran sebanyak 68 UKM dan total 37 stan dengan anggaran sekitar Rp 5 miliar.
”Target devisa minimal setengah dari tahun lalu. Kalau tahun lalu dapat sekitar Rp 88 miliar, tahun ini dapat Rp 40 miliar sudah lumayan,” ujarnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post