youngster.id - Pandemi COVID-19 telah mengubah cara individu beraktivitas. Menurut hasil riset “Indonesian Autos” yang dilakukan oleh HSBC Global Research, 90% responden Indonesia memilih menggunakan kendaraan pribadi sebagai alat transportasi agar terhindar dari terpapar virus corona. Hal ini membuat prospek pasar mobil bekas tahun 2021 terlihat cukup menjanjikan.
Aditya Lesmana, Co-Founder CARRO menyampaikan bahwa situasi penuh ketidakpastian yang disebabkan oleh pandemi ini justru menyebabkan terjadinya lonjakan jual beli mobil bekas.
“Selama pandemi COVID-19, CARRO sendiri telah mengalami lonjakan permintaan sebesar 600% untuk mobil bekas bersertifikat yang dapat diuji coba dari rumah dan dibeli secara online,” ucap Aditya dalam keterangannya, Rabu (16/12/2020).
Menurut dia, terlepas dari industri otomotif yang terpukul penyebaran pandemi COVID-19, saat ini sudah terlihat tanda-tanda yang menunjukkan bahwa penjualan mobil akan mulai pulih kembali. Research Spesialist Mandiri Institute memprediksi penjualan mobil akan meningkat hingga 38,7% atau setara dengan 843.000 unit pada tahun 2021.
CARRO, sejak awal telah menawarkan solusi inovatif bagi pelanggan untuk dapat membeli mobil bekas dengan aman dan nyaman langsung dari rumah mereka masing-masing atau melalui aplikasi Tokopedia.
Kami percaya bahwa pada tahun 2021, penjualan mobil bekas akan semakin meningkat,” kata Aditya. Dia telah melihat bagaimana bisnis beradaptasi dengan COVID-19 dan percaya setiap inovasi teknologi dapat mengatasi segudang tantangan yang muncul selama pandemi ini.
“Inilah mengapa kami terus berinovasi dan menempatkan teknologi sebagai yang terdepan dalam bisnis kami, dengan peluncuran perangkat lock dan unlock jarak jauh untuk semua mobil dan menguji coba aplikasi mobil revolusioner yang membebankan biaya premi asuransi mobil berdasarkan pemakaian kendaraan,” tambahnya.
Sementara itu Hendra Noor Saleh, pengamat otomotif sekaligus Presiden Direktur Dyandra Promosindo menanggapi bahwa industri otomotif perlu melakukan transformasi digital agar dapat memenuhi permintaan pelanggan di era digital ini.
“Di tengah tekanan yang diakibatkan pandemi COVID-19, industri otomotif harus bergerak cepat dan bertransformasi secara digital. Melalui penerapan teknologi akan muncul kekuatan baru bagi industri otomotif terutama dalam hal meningkatkan kualitas pelayanan dan interaksi dengan konsumen,” ucap Hendra.
Pasar mobil bekas yang berkembang di Indonesia secara bertahap menjadi lebih terstruktur karena persyaratan pembiayaan yang fleksibel, peningkatan ketersediaan saluran dealer yang terstandarisasi dan resmi, serta peningkatan transparansi informasi. Menurut Ipsos Business Consulting, 40% pembelian mobil bekas dilakukan secara tunai, karena hal tersebut memungkinkan konsumen menikmati harga 20-30% lebih rendah.
STEVY WIDIA
Discussion about this post