youngster.id - Tidak seperti saat krisis moneter 1998 dan krisis keuangan tahun 2008 di mana UMKM tetap berjaya, krisis yang diakibatkan pandemi Covid-19 kali ini justru memberi pukulan keras bagi sektor yang menyumbangkan 60% bagi (Produk Domestik Bruto) PDB Indonesia ini.
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop) mencatat, terdapat 1.785 koperasi dan 16.313 UKM yang terdampak pandemi Covid-19. Jumlah ini masih bisa bertambah lagi mengingat tidak ada yang tahu kapan kondisi ini akan membaik.
Untuk memberikan perlindungan dan pemulihan ekonomi bagi UMKM, Pemerintah Indonesia pun telah menyiapkan beberapa skema yang di dalamnya juga meliputi program khusus bagi usaha mikro dan ultra mikro yang selama ini tak terjangkau oleh lembaga keuangan maupun perbankan.
“Dukungan dan stimulus yang diberikan untuk UMKM dari Pemerintah juga cukup banyak, namun mengingat cakupan Pemerintah sangatlah luas, belum lagi sistem dan birokrasi berlapis yang tentu saja membutuhkan waktu, membuat stimulus ini masih belum dapat dirasakan secara merata. Sementara, usahawan yang existing sudah sangat membutuhkan bantuan, ditambah lagi usahawan baru, yaitu mantan karyawan yang terkena PHK atau yang dirumahkan. Inilah yang menjadi pekerjaan rumah baru juga bagi kita semua,” ungkap Rachmat Anggara, co-founder dan CMO Qasir.
Menurut dia, pelaku UMKM juga memerlukan dukungan nyata dari masyarakat. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memilih untuk membeli produk lokal dan berbelanja di warung tradisional. Namun masalahnya, banyak konsumen yang kesulitan untuk mengetahui UMKM apa saja yang sebenarnya ada di sekitar mereka, sebab UMKM dan warung tradisional rumahan belum memanfaatkan platform digital secara maksimal.
Kondisi ini akhirnya melahirkan gerakan-gerakan untuk memberi dukungan nyata pada para pelaku ekonomi yang memiliki daya serap tenaga kerja lebih dari 90% ini. Salah satunya #JagaUMKM, sebuah inisiatif kolektif karyawan-karyawan di Qasir–startup pembuat aplikasi point of sales (aplikasi kasir digital).
Webiste JagaUMKM.com ini adalah wadah tempat bertemunya usaha kecil dengan calon pembelinya. Di platform ini, calon pembeli bisa langsung mencari produk atau jasa yang dibutuhkan berdasarkan cakupan area tempat tinggalnya. Calon pembeli juga dapat melakukan pemesanan dengan menghubungi langsung ke nomor telepon yang tercantum, ataupun secara online melalui link yang ada dalam detail usaha.
Di #JagaUMKM, usahawan dari segala tipe usaha bisa mendaftarkan brand/produk mereka di platform ini. Saat ini yang terbanyak adalah usaha makanan dan minuman, sebanyak lebih dari 1.200 usaha. Di urutan ke-2 dengan lebih dari 350 usaha terdaftar adalah usaha jasa. Di urutan ke-3 dan ke-4 ada usaha retail dengan lebih dari 230 usaha terdaftar dan fashion dengan lebih dari 200 usaha terdaftar. Sementara itu, di urutan ke-5 adalah toko elektronik dengan lebih dari 120 usaha terdaftar. Total saat ini sudah ada lebih dari 2.500 UMKM terdaftar di #JagaUMKM. Tak hanya dari Jabodetabek, namun berbagai daerah di Indonesia.
Meski saat ini pembeli baru bisa memesan dengan menghubungi penjual, rencananya #JagaUMKM juga bisa berfungsi untuk melakukan pemesanan langsung. Jika Anda juga usahawan, saat ini Anda bisa memanfaatkan #JagaUMKM dengan cara mendaftarkan usaha dengan memasukkan info seperti nama brand, jenis produk, alamat, nomer kontak, info dan foto produk, rentang harga, dan lain-lain.
Menurut Rachmad, siapa pun bisa ikut mendaftar, apa pun jenis usahanya, sekecil apa pun usahanya. Semakin banyak UMKM yang mendaftar, diharapkan lebih banyak juga calon konsumen yang dapat mengakses produk/jasa yang dijual.
“Kami berharap JagaUMKM.com menjadi solusi untuk para usahawan existing maupun usahawan baru untuk lebih berkembang. Karena penggunaannya sangat mudah, kami harap siapa pun bisa ikut memanfaatkan dan merasakan manfaat dari platform ini. Pada akhirnya kita berharap UMKM dapat lebih kuat melalui pandemi ini,” pungkas Rachmat.
STEVY WIDIA
Discussion about this post