youngster.id - Pasar perdagangan online (e-commerce) jangkauannya semakin luas. Bukan hanya segmen consumer (B2C), segmen bisnis (B2B) juga menjadi market yang dituju. Salah satu pelaku e-commerce B2B itu adalah Ralali.com.
Startup ini fokus melayani para pelaku usaha kecil menengah (UKM) terhubung dengan marketplace. CEO Ralali, Joseph Aditya, mengatakan, dengan model bisnis tersebut, ada beberapa perbedaan pendekatan yang dilakukan kepada konsumennya.
“Mengingat konsumennya adalah para pelaku usaha, secara antar muka platform website maupun aplikasi, dibuat untuk memudahkan konsumen sesuai dengan segmennya masing-masing,” ujar Aditya dalam keterangannya Selasa (2/7/2019) di Jakarta.
Dengan konsumen yang sudah tersegmentasi, membuat market akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan juga berbeda. Untuk menarik konsumennya, perusahaan memilih tidak beriklan di billboard, TV atau internet. Tapi lebih banyak melakukan kegiatan offline seperti seminar dengan kelompok konsumen tertentu.
Beberapa kegiatan yang dilaksanakan seperti workshop kuliner dan coffee journey untuk mendekati para pelaku UKM yang fokus di bidang resto dan hotel. Ada juga komunitas di berbagai kota melalui city expansion, seperti di Kota Palembang, untuk membantu para pelaku UKM di daerah dalam pengembangan bisnisnya.
Menurut Aditya, pendekatan melalui kelompok konsumen itu menjadi kunci pelayanan yang diberikan. Dengan segmentasi konsumen menjadi lebih tertarget dan permintaan akan lebih jelas. Masing-masing segmen juga memiliki kebutuhan yang berbeda, seperti segmen Mart fokusnya ke harga murah karena untuk dijual kembali, tapi kalau Resto fokusnya adalah ketepatan waktu karena butuh kesegaran untuk menjaga kualitas.
“Buat saya segmentasi itu penting, setelah segmen selesai, baru kategori di dalam restoran apa, misalkan peralatan, ingredient, packaging, dan lainnya, furnitur dan lainnya,” jelas Aditya.
Pengelompokan produk itu berdasarkan jenis usaha itu tentu memberikan nilai tersendiri kepada para konsumen dibanding ketika mereka mengunjungi toko online lainnya dengan model bisnis B2C. Satu lagi keuntungan yang ditawarkan adalah harga yang lebih murah, karena produk diralali dijual secara grosir. Ditambah kemudahan platform e-commerce pada umumnya, seperti dapat dibeli secara online dari rumah dan layanan pengiriman.
Aktivitas offline menurut Aditya, menjadi cara untuk mengenal konsumennya (KYC), memastikan usaha para konsumennya. Tidak hanya itu, Ralali juga memiliki agen di lapangan untuk melakukan pendekatan satu per satu. Untuk membantu survei juga ada fitur Big Agen di aplikasi Ralali.
“Semua itu bertujuan untuk lebih dekat dengan target dan membangun relasi yang baik dengan pemerintah di berbagai kota, untuk akhirnya memberdayakan masyarakat yang belum memiliki pekerjaan,” pungkas Aditya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post