Seiring Pemulihan Pariwisata, Startup ecommerceloka Siap Bantu Pemasaran Mitra Properti

ecommerceloka

(ki-ka) Nico Surya Wiratama - Co-Founder & CEO, Anton Wahyu Poernomo - Co-Founder & CTO, Dewa Wira - Co-Founder & COO ecommerceloka (Foto: Istimewa)

youngster.id - Startup ecommerce dan teknologi pariwisata asal Bali ecommerceloka mengklaim dalam tiga tahun terakhir telah mencatat pertumbuhan rata-rata 40% per tahun. Saat ini, ecommerceloka telah bermitra dengan lebih dari 200 properti di berbagai destinasi utama Indonesia, seperti Bali, Yogyakarta, dan Lombok. Beberapa mitra properti mengalami peningkatan pendapatan hingga 35% sejak bergabung dalam ekosistem digitalnya.

ecommerceloka didirikan tahun 2019 di Bali oleh Nico Surya Wiratama (CEO), Anton Wahyu Poernomo (CTO), dan Dewa Wira (COO). ecommerceloka hadir sebagai solusi digital end-to-end yang membantu pemilik hotel, vila, dan guest house skala kecil hingga menengah untuk bersaing secara profesional di platform online.

ecommerceloka menyediakan layanan lengkap yang mencakup distribusi multikanal ke berbagai Online Travel Agent (OTA), manajemen reputasi, serta strategi penetapan harga berbasis data dan kompetitor. Tak hanya itu, yang membedakan ecommerceloka dari platform lainnya adalah transparansi data di mana setiap mitra mendapatkan akses penuh ke dashboard real-time yang menampilkan laporan pemesanan, pendapatan, dan performa channel penjualan secara jelas dan terukur.

Sistem pembayaran pun dirancang untuk mengedepankan kontrol dan kepercayaan. Seluruh pendapatan dari OTA ditransfer langsung ke rekening pemilik properti untuk memastikan arus kas tetap lancar dan dapat langsung digunakan untuk operasional.

“ecommerceloka dibangun untuk menciptakan sistem yang adil dan efisien bagi pemilik properti. Tak hanya tentang teknologi, tapi kami membawa transparansi, kecepatan, dan peningkatan performa bisnis sebagai nilai utama dalam setiap kerja sama” ujar Nico, dikutip Kamis (22/5/2025).

Nico menambahkan bahwa visi ecommerceloka adalah memastikan setiap hotel non-bintang dan properti independen memiliki kesempatan yang sama untuk bertumbuh dan bersaing.

“Melalui ecommerceloka, kami ingin agar strategi pemasaran, konten di OTA, hingga penggunaan teknologi digital bisa mencapai standar yang sama seperti hotel bintang 4 ke atas karena kami percaya, teknologi harus berpihak pada yang kecil dan menjadi akselerator pertumbuhan, bukan penghalang,” lanjutnya.

Strategi ecommerceloka yang menyasar langsung pasar B2B (Business-to-Business) serta B2C (Business-to-Consumer) menjadikan pemilik properti swasta terbukti tahan terhadap fluktuasi belanja proyek pemerintah. Di saat banyak pelaku industri mengalami penurunan, ecommerceloka tetap tumbuh akibat pendekatan yang relevan dengan kebutuhan mitra langsung.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah wisatawan mancanegara meningkat dari 4 juta (2020) menjadi hampir 14 juta pada 2024. Sementara perjalanan wisatawan domestik mencapai 756 ribu per April 2024, naik 33,13% dibanding tahun sebelumnya. Tren ini memperkuat peran teknologi digital dalam memperluas jangkauan pasar, khususnya untuk pemain lokal yang belum sepenuhnya terdigitalisasi.

“Momentum pemulihan pariwisata ini menjadi peluang emas untuk mempercepat transformasi digital bagi sektor perhotelan Indonesia,” tutup Nico. (*AMBS)

 

Exit mobile version