youngster.id - Transformasi digital di sektor kesehatan memerlukan kemampuan data dari berbagai sistem untuk saling terhubung dan digunakan secara kolaboratif melalui interoperabilitas data. Namun, studi menunjukkan bahwa 74% organisasi kesehatan di Indonesia masih menghadapi kesulitan dengan interoperabilitas data, terutama mengingat tantangan geografis dan distribusi fasilitas kesehatan yang tidak merata.
Hal ini mendorong InterSystems, penyedia teknologi data inovatif menjalin kemitraan strategis dengan ICS Compute, perusahaan konsultasi dan layanan TI yang menyediakan solusi cloud, GenAI, dan keamanan siber di Indonesia.
“Kolaborasi ini menunjukkan komitmen ICS Compute dan InterSystems untuk menjadi mitra strategis bagi pemerintah dan organisasi kesehatan dalam mewujudkan transformasi kesehatan digital di Indonesia. Dengan menggabungkan keahlian dan sumber daya kedua perusahaan, kami berharap dapat menciptakan inovasi dan solusi yang dapat meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia,” kata Budhi Wibawa, CEO dan Pendiri ICS Compute dikutip Rabu (9/4/2025).
Menurut Budhi, melalui kolaborasi ini, ICS Compute bertindak sebagai enabler dalam mengimplementasikan interoperabilitas data kesehatan, memanfaatkan platform InterSystems IRIS for Health dan InterSystems Supply Chain Orchestrator.
Kolaborasi ini menghadirkan solusi interoperabilitas data berbasis IRIS for Health dan Supply Chain Orchestrator dari InterSystems — platform yang telah diadopsi secara luas secara global dan kini mulai hadir di Indonesia.
Beberapa fitur unggulan dari kolaborasi ini meliputi integrasi cepat dengan platform Satusehat, Repositori data FHIR yang sudah distandarisasi, dasbor analitik real-time untuk pengambilan keputusan berbasis data serta pelatihan SDM kesehatan untuk adopsi teknologi berbasis standar global seperti HL7 FHIR.
“Kerja sama ini menandai langkah signifikan dalam mempercepat transformasi digital layanan kesehatan di Indonesia, dengan fokus pada pengembangan ekosistem kesehatan yang lebih komprehensif,” ujarnya.
Budhi memaparkan, interoperabilitas data mengacu pada koneksi antara berbagai sistem dan aplikasi untuk berkomunikasi dan bertukar data secara mulus dan aman. Bayangkan sistem informasi di rumah sakit, klinik, laboratorium, dan apotek sebagai pulau-pulau terpisah. Interoperabilitas data berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan pulau-pulau ini, memungkinkan data pasien mengalir dengan mudah dan aman di antara mereka.
Interoperabilitas data juga sangat penting karena data yang terisolasi dapat menghambat efisiensi dan kualitas layanan kesehatan. Dengan interoperabilitas, dokter dan profesional kesehatan dapat mengakses catatan medis pasien secara lengkap untuk pengambilan keputusan yang lebih akurat, meningkatkan efisiensi dengan menghilangkan duplikasi data, dan memungkinkan analisis data yang komprehensif untuk mendukung keputusan strategis.
Selain itu, apotek dapat mendalami penelitian klinis dan memantau seluruh prosedur rantai pasokan untuk pengiriman yang lebih cepat dan tepat ke sisi pasien. Interoperabilitas juga mendorong inovasi dalam kesehatan, seperti pengembangan aplikasi mobile, manajemen penyakit kronis, telemedicine, dan sistem pemantauan pasien jarak jauh, yang dapat meningkatkan akses dan kualitas layanan, terutama di daerah terpencil.
“Platform IRIS for Health akan memberdayakan penyedia layanan kesehatan dan apotek di Indonesia untuk membuka wawasan real-time, meningkatkan pengambilan keputusan klinis, dan mendorong efisiensi operasional dengan mengintegrasikan perangkat medis, Rekam Medis Elektronik (EMR), dan analitik AI canggih,” kata Budhi lagi.
Regional Managing Director, Asia Pacific, InterSystems Luciano Brustia menyatakan, kolaborasi ini adalah langkah penting untuk meningkatkan penyampaian layanan kesehatan di Indonesia.
“Dengan menggabungkan kekuatan kami dengan ICS Compute, kami bertujuan untuk menciptakan ekosistem kesehatan yang lebih terhubung yang menguntungkan baik pasien maupun penyedia layanan Kesehatan. Dengan InterSystems Supply Chain Orchestrator, organisasi kesehatan dapat memperoleh visibilitas data end-to-end dan merespons lebih cepat terhadap kebutuhan seluruh perjalanan perawatan di seluruh sistem,” katanya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post