Sinergi Lintas Industri Dapat Mendorong Kemajuan Ekonomi Digital

Digital Transformation Summit 2025. (Foto: stevywidia/youngster.id)

youngster.id - Dunia usaha saat ini menghadapi tantangan global yang semakin kompleks, mulai dari perlambatan permintaan pasar, hambatan rantai pasok, fluktuasi nilai tukar, hingga ancaman keamanan data. Untuk itu sinergi lintas industri digital diharapkan dapat mendorong kemajuan ekonomi.

POH VP Corporate Strategy, Innovation, Sustainability & Marketing Telkomsel Jockie Heruseon mengatakan, trend digitalisasi, IoT, Kecerdasan Buatan (AI) dan kombinasi dunia nyata dengan dunia digital adalah pengubah permainan, dalam menghadapi beragam tantangan sekaligus menangkap peluang yang berharga di masa depan.

“Kondisi global yang serba-tidak pasti menuntut dunia industri untuk lebih tangguh dan adaptif. Transformasi digital bukan lagi pilihan, tetapi menjadi keharusan untuk menjaga daya saing dan membuka peluang pertumbuhan baru, ” katanya pada acara Digital Transformation Summit 2025 bertema “Sinergi Lintas Industri Mendorong Digitalisasi dan Kemajuan Ekonomi” Selasa (26/7/2025) di Jakarta.

Menurut Jockie, digitalisasi ini berlaku inklusif untuk diaplikasikan pada semua industri vertikal. Misalnya di dunia manufacturing, pabrik-pabrik yang sudah menggunakan digitalisasi itu bisa mengurangi downtime sampai 50%, kemudian juga di industri mining, oil and gas, impact-nya itu bisa meningkatkan productivity sampai 20%. Juga di industri logistik, impact-nya adalah 15% faster delivery time.

“Adanya sinergi lintas industri ini juga membantu kami untuk berpikir kritis melakukan efisiensi sehingga kami maupun patner kami juga bisa menekan pengeluaran karena terbantu adanya sinergi,” sambung Jockie.

Hal senada juga diungkapkan oleh Iman Hirawadi Principal Telecom Architect and Business Consultant of ZTE Indonesia yang mengungkapkan pihaknya juga melakukan sinergi lintas industri.

“Kami sudah berkolaborasi lintas industri, tidak hanya ke operator seluler untuk akses radio jaringan tetapi juga ke ranah dunia pertambangan bahkan otomotif,” jelas Imam.

Sementara itu, Muhammad Arif Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyampaikan, sinergi telah dilakukan para penyedia internet service provider (ISP). Sinergi ini juga yang membantu para anggota APJII bertahan di tengah tantangan ketidakpastian ekonomi.

“Saat ini ada ribuan anggota APJII. Meskipun mereka dalam satu naungan, akan tetapi jika tidak diatur jumlah perusahaan ISP maka akan muncul persaingan di antara anggota bahkan muncul persaingan tarif. Sinergi perlu untuk kami lakukan supaya pemanfaatan internet di Indonesia ini makin merata. Tetapi perlu juga adanya regulasi supaya jumlah ISP ini tidak bertumpuk dan hanya ada di Pulau Jawa maupun Bali,” ungkapnya.

Arif menambahkan, dengan adanya regulasi untuk melakukan sinergi antara anggota APJII ini, maka bisa membantu pemerataan internet di seluruh Indonesia dan tidak hanya terfokus di wilayah Jawa dan Bali.

 

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version