youngster.id - Software manajemen berbasis artificial intelligence (AI) diprediksi akan menjadi tren bisnis di tahun 2022. Perangkat lunak ini dinilai akan memudahkan pengambilan keputusan bisnis dengan pertimbangan risiko bertingkat, auto-upsell produk, otomatisasi pekerjaan, dan masih banyak lagi.
Hadirnya fitur ini di dalam sebuah sistem enterprise resource planning (ERP) diharapkan dapat memberikan industri pilihan perangkat pendukung digitalisasi yang lebih canggih guna menghasilkan profitabilitas yang berkelanjutan.
Business Development Director HashMicro, Lusiana Lu mengatakan, sebagaimana diteliti oleh CTI Group, software AI-ERP ini juga berpotensi meningkatkan produktivitas perusahaan sebesar 40 persen di tahun 2035 serta memberikan Nilai Tambah Bruto (GVA) di 16 industri sebesar US$14 triliun.
“Dengan potensi pendapatan yang fantastis, maka kita tetapkan tahun 2022 menjadi tahun di mana kita menggiatkan digitalisasi berbasis AI,” kata Lusiana dalam siaran pers Senin (31/1/2022)
Menurut dia, AI merevolusi peran dari sistem ERP yang sudah ada. Jika sistem ERP fokus pada otomatisasi proses bisnis dan analisis data, serta sentralisasi bisnis, fitur AI dapat melengkapi itu semua dengan saran optimasi bisnis melalui beragam informasi bisnis berupa forecasting, historical data, auto-action dan potensi optimasi efisiensi.
Menanggapi meningkatnya adopsi teknologi di industri belakangan ini, Lusiana juga yakin kedepannya potensi-potensi bisnis serta angka-angka prediksi yang menggiurkan dapat terwujud.
“Berlawanan dengan kepercayaan masyarakat umum, perusahaan-perusahaan di Indonesia sebetulnya sangat terbuka dalam investasi teknologi. Hal ini terutama terjadi pada perusahaan keluarga yang dikelola oleh generasi kedua dan ketiganya. Selain lebih akrab dengan teknologi, para pegiat usaha generasi saat ini sangat menyadari pentingnya penerapan teknologi,” pungkasnya.
Dalam jangka pendek, HashMicro berorientasi untuk memastikan bahwa Sistem ERP berbasis AI ini dapat dijangkau dengan mudah oleh para pegiat bisnis. Sementara untuk jangka panjang, Lusiana dan tim sedang dalam tahap riset dan pengembangan untuk meluncurkan lebih banyak fitur cerdas lainnya untuk mendukung smart business.
“Indonesia memang sedang fokus mematangkan revolusi industri 4.0. Kita bergerak di sana mendukung pemerintah, namun juga fokus menyiapkan industri 5.0,” pungkas Lusiana.
STEVY WIDIA
Discussion about this post