youngster.id - Upaya dalam membangun bisnis startup memang bukan perkara mudah. Apalagi, menjadi seorang startup tentu memiliki resiko gagal yang juga besar. Tantangan yang paling mendasar dan utama adalah bagaimana seorang startup harus dapat menyikapi kompetitor menjadi teman baik.
Strategi ini yang diterapkan oleh founder EightCode, Faizal Hermiansyah. Dengan konsep itu usaha rintisan ini telah berhasil melewati tantangan itu serta sukses berkembang selama lima tahun menghadapi kompetitor dari perusahaan IT lainnya.
“Banyak kompetitor datang dari perusahaan besar seperti Telkom Sigma, IBM, Metro Data dalam projek yang melalui tender. Tetapi kami bisa menembus pasarnya, caranya dengan pendekatan dan ide yang kami berikan sama klien,” ungkap Faizal Hermiansyah kepada youngster.id saat ditemui Senin (22/10/2018) di Jakarta.
Menurut dia, saat ini teknologi menjadi bagian penting dalam bisnis. Tak hanya bisnis besar tetapi juga usaha mikro, kecil dan menengah (UKM). Dengan teknologi, UKM dipercaya dapat mengembangkan bisnis menjadi lebih luas, terarah dan berkelanjutan.
Pengenalan solusi melalui teknologi inilah yang ditawarkan oleh EightCode, startup yang menyasar teknologi informasi (TI) konsultan. Startup ini menyediakan solusi teknologi bagi perusahaan makro, mikro, swasta dan BUMN.
“Yang penting kami selalu memberikan solusi yang murah dari yang lain dan tepat sasaran, gitu. Sebagai contoh kalau klien mau panjang dan kami siap bangun fase kedua tapi kalau kompetitor yang lain itu ditampilkan semua dari fase A sampai Z dilampirkan semua. Jatuhnya harga lebih mahal dan tidak sesuai dengan kebutuhan klien,” sambung dia.
Faizal mengaku tergerak menyediakan solusi kepada perusahaan-perusahaan seperti UKM, makro, mikro, kementerian, serta BUMN dalam mengefesiensikan dan mengefektifkan kegiatan operasional melalui penerapan TI.
“Keunggulan yang dimiliki Eight Code adalah fleksibilitas. Dan kami pun melayani konsultasi, pembuatan website, sampai pembuatan aplikasi di telepon pintar yang cara kerjanya disesuaikan dengan kebutuhan klien,” ungkap Faizal.
Menurut Faizal, dengan teknologi informasi maka setiap usaha dapat dibuat sistemnya untuk menerima pemesanan dan pelanggan secara otomatif. Semua tercatat, sehingga kemungkinan kesalahan catat pemesanan dan gagal pemesanan dapat diminimalisir. “Itulah alasan saya mendirikan EightCode pada tahun 2011 silam,” katanya.
Dalam memperkuat bisnisnya di bidang IT, sebagai startup dirinya selalu rutin membangun jaringan. Melalu pendekatan persuasif kepada semua kliennya. Tak heran, melalui jaringan yang ia kembangkan saat ini, serta tergabung dalam sebuah komunitas, termasuk perannya sebagai salah satu anggota Hipmi turut membantunya saat menjalankan bisnis.
“Selain pendekatan langsung dengan klien yang biasa saya lakukan, link atau jaringan pastinya harus diperkuat kayak saya sering juga dapat job dari teman-teman di Hipmi karena jaringan itu berpengaruh karena bisnis saya ini B2B bukan di B2C artinya yang dilihat itu siapa owner nya,” imbuh Faizal.
Faizal menuturkan, meski kini bisnisnya semakin tumbuh. Masa krisis secara tidak langsung pernah dialami ketika menjalani bisnis perusahaan rintisannya itu. Dengan demikian, dengan dukungan tim di EightCode serta jaringan yang dimilikinya cukup memudahkan Faizal melwati masa-masa krisis tersebut tentu melalui inovasi di dalam startup besutannya.
“Pada tahun 2017 kami ini sempat kritis banyak klien yang piutang, dari situ biung buat bayar gaji karyawan. Memang saat itu ujungnya kami belum punya eightcode class dan dari situ saya menyadari bagaimana mendapatkan pendapatan tapi bisnis juga jalan. Akhirnya dengan inovasi dan ide baru ini kami membuat EightCode Class. Sekarang eightcode class itu sudah ada di Surabaya, Semarang, Bali, Medan dan Kalimantan dan bisnis ini sangat diinginkan, ” paparnya.
“Jadi yang perlu diingat ketuka membangun sebuah bisnis menurut saya jaringan itu penting, sekali buat membangun bisnis untuk bisa berkembang. Selain itu persistence, komitmen dan bisnis saya fokus ke teknologinya. Disini saya banyak melihat anak muda itu belum mengetahui jatidirinya mau kemana dan tidak ter-mindset dirinya mengingkan bidang itu. Jadi sarannya lakukan persitens dan yakin kalau sudah memiliki itu bisnis akan semakin berkembang dan itu berlaku untuk semua bidang,” tutup Faizal.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post