youngster.id - Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan startup kembali menerpa. Kali ini menimpa Mamikos. Startup untuk pencari dan pengelola kos ini harus melakukan restrukturisasi. Padahal sebelumnya, Mamikos mencatat kenaikan permintaan sewa kamar lebih dari 125% di kuartal I 2022.
CEO dan Co-Founder Mamikos, Maria Regina Anggit mengatakan, Mamikos melakukan restrukturisasi untuk membuat struktur perusahaan lebih sehat dan berkelanjutan atau sustain.
“Upaya restrukturisasi ini dilakukan dengan adanya perubahan fokus yang salah satu dampaknya adalah pengurangan kapasitas karyawan atau layoff,” ungkap Anggit dalam keterangan tertulis, Jumat (22/7/2022).
Anggit menegaskan bahwa tidak ada layanan Mamikos yang ditutup dan mereka pastikan layanan baik ke pemilik kos dan pengguna Mamikos akan tetap berjalan seperti biasa.
Bahkan Mamikos mencatat kenaikan permintaan sewa kamar lebih dari 125% pada kuartal I 2022. Terdapat lebih dari 5 juta chat yang masuk melalui platform Mamikos dengan 7 juta pencari kos setiap bulannya.
Startup proptech ini mengaku memiliki 200.000 mitra di 150 kota/kabupaten di seluruh Indonesia yang menawarkan hingga 3 juta kamar kos. Pihak Mamikos tak menyebut jumlah pasti karyawan yang dirumahkan. Dari laman LinkedIn Mamikos, jumlah karyawan ada sekitar 426 orang.
Anggit mengatakan, pihaknya menjanjikan untuk memenuhi hak karyawan secara penuh dan memberikan tambahan dukungan seperti pesangon yang sesuai dengan undang-undang dan peraturan berlaku, keuntungan kesehatan yang diperpanjang, bantuan pencarian pekerjaan sampai dengan 3 bulan ke depan.
STEVY WIDIA