youngster.id - Perusahaan cloud marketing InMobi merilis sebuah laporan bertajuk “State of Programmatic Video Advertising in Southeast Asia 2021 Report”. Laporan ini mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2020 belanja iklan video di kawasan Asia Tenggara melonjak.
Laporan ini mengkaji pertumbuhan eksponensial konsumsi seluler selama setahun terakhir, dan bagaimana marketers (pelaku pemasaran) dapat mengoptimalkan sebagai channel marketing untuk memahami kebutuhan dari pelanggan mereka. Laporan ini menganalisis data iklan seluler pada periode Januari 2020 hingga Januari 2021 yang tersedia di platform periklanan terprogram InMobi, yang menjangkau lebih dari 180 juta pengguna unik di seluruh wilayah Asia Tenggara.
Ketika terjadi lockdown dan orang tidak dapat bertatap muka selama pandemi, ponsel menjadi pusat aktivitas kehidupan sehari-hari. “Ponsel dapat memberikan pengalaman video tanpa batas kepada penggunanya, yang merupakan hal signifikan di Asia Tenggara, karena pangsa pasarnya sangat besar di sini,” kata Rishi Bedi, Wakil Presiden Asia Tenggara, Jepang, dan Korea InMobi dalam siaran pers.
Dari laporan InMobi terungkap bahwa sepanjang tahun 2020 bujet belanja iklan video tumbuh sebesar 65% atau lebih dari sepertiga dari total belanja iklan di dalam aplikasi di kawasan Asia Tenggara. Kenaikan bujet ini didorong oleh pengiklan dari industri ritel dan Fast-Moving Consumer Goods (FMCG), e-commerce, game dan Banking – Financial Services and insurance (BFSI).
Ada tiga kesimpulan dan rekomendasi penting dari laporan terbaru tersebut, terkait optimalisasi format iklan, pengeluaran, dan kampanye iklan video ponsel, yakni:
- Rasio klik-tayang atau click-through rates (CTRs) tumbuh 179%, tiga kali lipat dilihat perkembangannya dari tahun ke tahun, hal ini dipicu karena format video di dalam aplikasi jauh lebih unggul dibandingkan dengan format iklan
- Dibandingkan dengan format iklan bergambar statis seperti banner, video memiliki CTR 47% lebih tinggi, dengan pertumbuhan 6x lipat secara tahunan. Pengiklan tertinggi, yakni; ritel/FMCG, e-commerce, dan industri media sosial, banyak berinvestasi pada format video lanskap karena mudah untuk mengonversi konten dan diarahkan langsung ke brand campaign tersebut.
- CTR video vertikal telah tumbuh sebesar 196% secara tahunan, didorong oleh level CTR 2x lebih tinggi pada video vertikal dibandingkan format lainnya. Video vertikal adalah format pilihan iklan yang digunakan oleh para pemasar dari industri e-commerce, sosial, dan game.
“Brand menyadari potensi besar dari pemasaran video adalah dalam menciptakan hubungan nyata dengan konsumen. Mulai dari orientasi layar, target yang berbasis data, dan penempatan iklan di waktu yang tepat, merupakan strategi iklan video terprogram akan sangat penting bagi brand untuk dapat menonjol di antara konsumen yang menggunakan ponsel,” pungkas Bedi.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post