Tanda Tangan Digital Bantu Klaim Asuransi Tanpa Perlu Tatap Muka

Webinar bertajuk 'How Insurance Leaders Engage Customer in Times of Change dan Uncertainty. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Pandemi Covid-19 membawa dampak yang sangat signifikan terhadap dunia usaha, termasuk di industri asuransi. Dengan kondisi tersebut, berbagai upaya dilakukan untuk membantu para pelaku di bidang asuransi serta masyarakat. Salah satunya lewat tanda tangan digital.

Teguh Tjahyono dari Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mengatakan, pandemi Covid-19 membawa dampak yang sangat signifikan terhadap industri asuransi. Kinerja keuangan perusahaan asuransi mengalami penurunan pada tahun 2020 ini. Batas tingkat solvabilitas minimum atau arbisi rata-rata perusahaan turun menjadi 297% dibandingkan dengan akhir Desember 2019 sebesar 345%.

“Untuk itu pentingnya pengembangan teknologi untuk percepatan, kemudahan, dan efisiensi di bidang asuransi untuk bertahan di masa pandemi serta antisipasi atas perubahan perilaku konsumen di masa mendatang,” kata Teguh ” kata Teguh di Webinar bertajuk ‘How Insurance Leaders Engage Customer in Times of Change dan Uncertainty belum lama ini.

Sementara itu, Marshall Pribadi, CEO PrivyID menjelaskan bahwa teknologi dapat membantu keberlangsungan bisnis, dengan meminimalisir pertemuan tatap muka antara nasabah atau pelanggan dengan pelaku usaha.

“Lembaga keuangan punya kewajiban e-KYC dan kewajiban agar nasabahnya menandatangani beragam perjanjian, misalnya pengajuan polis. Nah tanda tangan itu bisa dilakukan secara digital, tidak lagi memerlukan tanda tangan basah,” ungkap Marshall.

Menurut Chairman Asosiasi Regtech & Legaltech Indonesia itu, dengan adanya teknologi tanda tangan digital, dapat membantu memangkas waktu dan biaya. Dengan mendigitalkan dokumen, biaya yang dikeluarkan untuk mencetak dokumen, biaya kurir, dan penyimpanan untuk menyimpan dokumen dapat dihilangkan.

Webinar juga membahas bagaimana industri asuransi dapat bertahan dalam situasi yang penuh ketidakpastian akibat pandemi Covid-19 yang masih melanda berbagai belahan dunia, serta bagaimana otomasi bisnis dan digitalisasi menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan dan transisi dari operasional asuransi.

 

 

FAHRUL ANWAR

Exit mobile version