Tim Advisor Bareksa Prioritas Siagakan Fund Strategy Para Investor High Net-Worth

Peluncuran Bareksa Prioritas. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpuruk cukup dalam selama sepekan lalu, hingga menghapus return yang telah dicatat sejak awal tahun ini.

Berdasarkan data statistik dari Bursa Efek Indonesia (BEI), kapitalisasi pasar BEI turun 1,72% menjadi Rp 7.064 triliun per 10 Mei 2019, seiring dengan koreksi IHSG sebesar 1,74% menjadi 6.209 dari 6.319 pada akhir pekan lalu. Bahkan, dalam satu bulan terakhir terjadi penurunan sebanyak 5.2%.

Menurut CEO Jagartha Advisors FX Iwan, penurunan diakhir pekan lalu ini disebabkan oleh faktor eksternal yaitu meningkatnya kekhawatiran investor global terhadap perkembangan perang dagang China-Amerika dan juga meningkatnya tensi politik dalam negeri.

Bagi investor reksa dana, situasi ini bisa menjadi kesempatan yang baik untuk kembali memeriksa kembali portfolionya untuk menentukan aset alokasi dan fund strategy yang tepat dalam pemilihan produk-produk reksadana yang sesuai dengan karakteristik dan tujuan investasi investor. Namun, bagi investor yang memiliki keterbasan waktu dan informasi, pendampingan dari ahli sangat berperan untuk membantu kebutuhan di atas.

Jagartha Advisors menilai pihaknya berperan penting dalam memberikan masukan kepada para investor melalui paraadvisor di Bareksa Prioritas khususnya di momen krusial seperti ini. Iwan menyatakan dengan didukung oleh Jagartha Advisors, para advisor tersebut akan merekomendasikan kelas aset dan memilih reksa dana yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi melalui rangkaian seleksi pada daftar reksa dana yang ditawarkan melalui Bareksa Prioritas.

“Misalnya saja, dari total 28 reksa dana saham yang direkomendasikan Bareksa Prioritas kepada investor, advisor akan melakukan review dan seleksi terhadap fund yang mempunyai portfolio yang diharapkan dapat menghasilkan kinerja lebih baik dibandingkan dengan indeks acuan IHSG,” tutur Iwan dalam keterangannya belum lama ini di Jakarta.

Sebagai informasi, Bareksa Prioritas merupakan perusahaan wealth management yang diinisiasi oleh salah satu pionirmarketplace reksa dana terbesar di Indonesia Bareksa.com dengan perusahaan penasihat investasi independen Jagartha Advisors. Gabungan kekuatan keduanya melahirkan keunikan yakni ketersediaan jasa advisor sebagai pendamping investor reksa dana dalam menentukan alokasi portfolio asetnya.

Co-Founder/CEO Bareksa.com Karaniya Dharmasaputra menambahkan, saat ini Bareksa Prioritas sudah memiliki 13advisor yang tersebar di Jakarta dan Medan. Adapun latar belakang para advisor ini adalah mereka yang punya pengalaman minimal 10 tahun di bidang keuangan, perbankan, wealth management dan lainnya. Dalam kegiatan operasionalnya, para advisor Bareksa Prioritas dibekali dengan informasi harian tentang kinerja fund, perkembangan terkini mengenai pasar modal yang relevan baik dalam maupun luar negeri.

“Tim advisor Bareksa Prioritas memiliki peranan kunci tidak hanya dalam hal akusisi investor, pemasaran produk reksa dana, tapi juga mengoptimalkan platform digital dari Bareksa dengan informasi strategis dari Jagartha Advisors untuk kepentingan investor. Setiap advisor akan melakukan pertimbangan profil risiko, karakter investor dan tujuan investasi sebelum menawarkan produk reksa dana yang sesuai. Saat ini, Bareksa Prioritas menawarkan 64 reksa dana dari 12 Manajer Investasi yang seluruhnya sudah dipilih berdasarkan rekam jejak, parameter yang ditentukan secara independen dan tentu reputasinya,” tambah Karaniya.

Terkait dengan pelemahan IHSG di pertengahan kuartal kedua tahun ini, analisis dari Jagartha Advisors menyebutkan bahwa momentum ini pada dasarnya bisa disikapi investor sesuai dengan profil risikonya. Iwan juga menyatakan, target kinerja indeks sampai dengan akhir tahun masih atraktif, sehingga penurunan pasar saat ini bisa dijadikan momen yang baik untuk melakukan pembelian secara bertahap.

“Bagi yang profil risikonya tinggi, momen ini justru perlu dimanfaatkan oleh investor untuk menambah kepemilikan reksa dana (dollar cost averaging). Namun, untuk investor yang konservatif dan cenderung menghindari risiko, opsi yang bisa dilakukan saat ini adalah melakukan penyesuaian portfolio dengan memberikan bobot yang lebih besar pada reksa dana pasar uang, dengan pilihan fund yang memiliki kinerja diatas 6 persen untuk periode satu tahun terakhir. Para advisorBareksa Prioritas tentunya akan terus siaga untuk memetakan strategi terbaik untuk kalkulasi return yang optimal, namun pada akhirnya, semua keputusan kembali diserahkan ke tangan investor,” tutup Iwan.

STEVY WIDIA

Exit mobile version