youngster.id - Mahasiswa Universitas Indonesia yang tergabung dalam Tim Red Velvet berhasil membawa pulang gelar Tim Paling Inovatif (Most Innovative Team) dari kompetisi bisnis ICAEW Greater China and South-East Asia Virtual Business Challenge (GCSEABC). Ini adalah kompetisi tahunan yang diselenggarakan oleh the Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW).
Disponsori oleh Deloitte Southeast Asia, SBA Stone Forest, dan ShineWing International, kompetisi antar negara ini bertujuan untuk memberikan gambaran sekilas tentang dunia bisnis dan keuangan kepada para mahasiswa. Tahun ini, ada 11 tim berkompetisi dari China, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Vietnam untuk memperebutkan gelar Regional Grand Championship. yang digelar pada 22 Mei.
“Kompetisi ini sangat spesial, karena mencakup segala sesuatu dari sudut pandang bisnis, keuangan dan akuntansi, sebuah pengalaman yang sangat menantang sekaligus menyenangkan. Pengalaman baru ini mempertajam pemikiran strategis, kerja tim, fokus, dan keterampilan presentasi kami,” kata Ainun Nisa, Ketua Tim Red Velvet dalam siaran pers, Selasa (8/6/2021).
Tim Red Velvet selain Ainun Nisa, adalah Ariel Andhamari, Catherine Kurniawan, Maria Elvira, Michele Candra, Ruth Brenda. Mereka saat ini menempuh pendidikan di tahun ke-3 dan ke-4 Jurusan Akuntansi Universitas Indonesia. Sebelum berlaga di grand final regional, mereka memenangkan juara nasional dari kompetisi bisnis yang diadakan oleh ICAEW Indonesia pada bulan April lalu.
Meski kompetisi dilakukan secara virtual karena adanya pembatasan sosial karena pandemi, para siswa dapat menikmati dan merasakan manfaat dari acara tersebut. Atas prestasinya, tim Red Velvet mendapatkan hadiah uang tunai sebesar SG$ 3.000 atau sekitar Rp32 juta.
Pemenang utama kompetisi ini jatuh pada tim Caffeine Consultancy dari Nanyang Technological University Singapura. Seluruh finalis terlebih dahulu melalui kompetisi tingkat nasional atau babak pre-seleksi yang ketat di awal tahun ini. Kemampuan mereka dalam hal commercial awareness, pengetahuan teknis dan kompetensi diuji, sebelumnya mereka dipilih dari ratusan tim lainnya dari berbagai universitas ternama di lima negara tersebut.
Para finalis hadir secara virtual dan bersaing di babak grand final. Setiap tim diberi waktu 90 menit untuk meneliti, menganalisa kasus bisnis, memberikan rekomendasi yang tepat sesuai dengan tugas yang diberikan dan mempersiapkan presentasi kepada panel juri. Dewan juri terdiri dari eksekutif senior dan pemimpin bisnis di bidang akuntansi, bisnis, dan profesi keuangan.
Mark Billington, Managing Director International, ICAEW menyatakan, semua juri sangat terkesan dengan kemampian para mahasiswa dalam menyampaikan rekomendasi bisnis yang menarik. Kami mengapresiasi setiap tim atas kerja keras mereka.
“Kami senang bahwa ICAEW Greater China dan South-East Asia Business Challenge terus dapat menjadi platform penting yang membantu para mahasiswa mengasah ketajaman bisnis mereka, melatih pemikiran kritis dan keterampilan analitis mereka, dan juga menunjukkan kepemimpinan mereka. Saya percaya kita telah menyaksikan generasi pemimpin bisnis berikutnya hari ini,” kata Mark.
STEVY WIDIA