youngster.id - Agar tetap relevan di industri masa kini yang berubah dengan cepat, semua profesi harus dapat menyesuaikan diri, tak terkecuali profesi akuntan. Kebutuhan terhadap pemahaman yang lebih komprehensif tentang framework Environmental, Social, dan Governance (ESG), peningkatan penggunaan teknologi dan Kecerdasan Buatan (AI), hingga kompetensi yang dapat diaplikasikan dalam dunia kerja menjadi beberapa alasan bagi para akuntan untuk tetap mengembangkan dirinya agar tidak tertinggal dengan kebutuhan industri.
Berdasarkan temuan dari Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW), 60% perusahaan mencari akuntan yang memahami ESG, terutama untuk pelaporan non-keuangan. Tak hanya itu, 65% perusahaan juga mencari akuntan yang paham akan teknologi dan AI.
Data tersebut mempertegas bahwa akuntan untuk selalu memiliki kompetensi terkini, terutama untuk tiga bidang yaitu sustainability (keberlanjutan), technology (teknologi) dan ethics (etika).
“Karier di bidang keberlanjutan dan teknologi menjadi peluang pekerjaan di masa depan. Tak heran jika para akuntan dituntut untuk memiliki pemahaman mendalam mengenai kedua topik itu, yang harus juga disertai dengan pemahaman etika,” kata Conny Siahaan, ICAEW Head of Indonesia, dikutip Kamis (21/11/2024).
Lantas, mengapa kompetensi keberlanjutan, teknologi, dan etika menjadi sangat penting untuk dimiliki seorang akuntan profesional?
Pertama, Keberlanjutan: Kontribusi Akuntan untuk Dunia Yang Lebih Hijau. Perusahaan semakin berlomba-lomba untuk mengadopsi praktik bisnis berkelanjutan. Kini, keberlanjutan menjadi salah satu pilar yang krusial dalam strategi perusahaan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Di tengah meningkatnya kesadaran terhadap keberlanjutan, akuntan kini juga berperan dalam membantu perusahaan memahami dan mengelola aspek-aspek ESG melalui analisis bisnis.
Kedua, Teknologi: Partner untuk Mencapai Efisiensi dan Akurasi. Bicara tentang teknologi pasti tidak akan terpisahkan dari data analytics, big data, serta kecerdasan buatan (AI). Tak bisa dipungkiri, kehadiran teknologi dapat memudahkan pekerjaan, seperti akuntan yang membutuhkan laporan dan analisis yang cepat, akurat tapi juga mendalam. Jika dimanfaatkan dengan baik, teknologi dapat meningkatkan efisiensi para akuntan dan menjadi nilai tambah bagi perusahaan, karena peran strategisnya untuk membuat keputusan yang tepat.
Ketiga, Etika: Membangun Integritas dan Kepercayaan di Setiap Keputusan Keuangan. Berkutat dengan informasi sensitif dan keputusan keuangan tentunya harus diiringi dengan profesionalisme dan etika yang kuat juga. Etika harus diterapkan setiap saat, terutama bagi para akuntan yang ingin meningkatkan kredibilitas mereka dan membangun kepercayaan bagi klien mereka. Oleh karena itu, akuntan harus memiliki pondasi etika yang kuat dengan nilai integritas yang tinggi.
HENNI S.