youngster.id - Di Industri pariwisata, pemerintah telah menetapkan target kunjungan wisatawan sebesar 272 juta di tahun 2016. Untuk itu, Kementerian Pariwisata menjadikan e-tourism sebagai konsep promosi pemasaran dan pengembangan pariwisata. Salah satunya dengan menjadikan media sosial sebagai alat promosi pariwisata Indonesia.
“Kami menjaring berbagai macam komunitas, blogger, vlogger, bahkan yang dari luar negeri. Kami undang mereka ke sini dan membebaskan mereka menulis tentang pariwisata Indonesia,” kata Martini Diah Paham Deputy Director Kementerian Pariwisata Indonesia alam Talkshow “Menjaring Wisatawan di Era Digital”, Jumat (22/4/2016) di Jakarta, Jumat.
Diah mengatakan konsep e-tourism merupakan salah satu wujud dari digitalisasi pengembangan pariwisata.”Dunia digital itu keharusan. Karena itu strategi pariwisata sekarang adalah paid on the social (PoS), yakni berkerja sama dengan pihak-pihak yang berpengaruh seperti google adviser, youtube, dan baidu. Kamu pokoknya masuk ke semua ranah digital,” papar Diah.
Dia menegaskan langkah itu untuk mencapai target kunjungan wisatawan ke Indonesia tahun 2016 yaitu 12 juta wisatawan mancanegara dan 260 juta wisatawan nusantara.
Ada 10 kegiatan yang menjadi prioritas selama tahun 2016, yakni Festival Grebeg Sudiro, Dukungan Wisata Religi Dzikir Nasional, Gerhana Matahari Total, Festival Tambora, Festival Kuliner Nusantara, Lake Toba Ultra, Tour de Singkarak, Jakarta Marathon, Bono Surfing Expedition, dan Musi triboatton.
Serta ada 10 destinasi wisata yang diprioritaskan adalah Danau Toba, Tanjung Kelayang, Kepulauan Seribu, tanjung Lesung, Borobudur, Bromo Tengger Semeru, Mandalika, Wakatobi, Labuan Bajo, dan Pulau Morotai.
“Kedepannya kami akan menambah prioritas destinasi,” kata Diah.
Keuntungan
Berpromosi lewat media digital, seperti social media, website perusahaan yang interaktif memiliki sejumlah keuntungan. Seperti hemat biaya dan efektif, viral marketing, menjangkau beragam profil konsumen dan segmentasi serta , dapat menyebarkan informasi dengan luas dan cepat.
Di sisi lain konsep pemasaran digital mampu memberikan efisiensi biaya. “Selain mudah digunakan, dan menjangkau luas pemasaran digital memiliki biaya yang murah,” kata Wawan Ariyanto, Deputi Direktur Pemasaran dan Penjualan Angkutan Penumpang PT KAI Indonesia di kesempatan yang sama.
Menurut dia, saat ini pihaknya melayani 1 juta penumpang setiap hari, terbagi atas 850 ribu pengguna komputerline dan 180 ribu intercity. Dan dari itu 70 % dari pengguna jasa layanan KAI menggunakan layanan media online. Layanan itu menggandeng pihak lain seperti e-commerce. “Melalui kerjasama ini, PT KAI menargetkan angka penjualan 5,3 juta penumpang hingga H+5 periode lebaran 2016. Untuk itu PT KAI akan menghadirkan beragam promo khusus melalui layanan hasil kerjasama tersebut,” ungkap Wawan.
STEVY WIDIA