youngster.id - Semakin dinamisnya industri digital ini tentu harus diimbangi dengan strategi yang adaptif oleh pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Hal ini mendorong Bank Mandiri dan Yokke menggandeng Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) menggelar Virtual Workshop bertajuk “Transformasi Digital UMKM Merah Putih” dengan mengundang ribuan peserta pelaku UMKM.
SEVP Micro & Consumer Finance Bank Mandiri Josephus K. Triprakoso mengatakan, inisiatif pelaksanaan event ini sangat selaras dengan upaya Pemerintah dalam mendorong lebih banyak pelaku UMKM untuk bertransformasi ke platform digital. Apalagi, saat ini perkembangan UMKM Digital pun semakin masif.
“Perkembangan digital yang pesat dan masif harus disambut sebagai momentum untuk beradaptasi agar bisnis dapat tumbuh lebih cepat dan mampu bersaing, meski masih dibayangi pandemi. Kami berharap UMKM bisa bangkit dan naik kelas agar bersama-sama mendukung upaya pemulihan ekonomi,” ujar Josephus pada acara yang berlangsung, Rabu (13/10).
Josephus mengungkapkan. Bank Mandiri secara bank only telah menyalurkan pembiayaan ke sektor UMKM hingga Rp 114,58 triliun hingga akhir Agustus lalu. Nilai tersebut tumbuh 18,52% dari periode yang sama tahun lalu. Dari nilai tersebut, penyaluran pembiayaan yang dilakukan secara online telah mencapai Rp 22,9 milyar yang telah diberikan kepada seller online mitra e-Commerce.
Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM yang sudah onboarding ke dalam ekosistem digital mencapai 15,9 juta atau 24,9% dari total pelaku UMKM yang sekitar 65 juta unit. Jumlah ini meningkat signifikan selama pandemi Covid-19, sebelum pandemi Covid-19 pelaku UMKM yang terhubung dalam platform digital baru sebanyak 8 juta UMKM.
Pemerintah menargetkan 30 juta UMKM onboarding digital pada tahun 2024 nanti. Perlu dilakukan terobosan dan inovasi untuk mengembangkan UMKM dalam negeri agar bisa bersaing. Salah satunya adalah dengan upaya digitalisasi. Oleh karena itu, pemerintah mengajak para pelaku ekonomi dan juga pelaku startup, berpartisipasi secara aktif mendukung proses digitalisasi ini.
“Pelaku usaha juga perlu dilengkapi dengan platform yang memudahkan mereka untuk mengelola usahanya, sehingga mereka tidak lagi direpotkan dengan hal-hal seperti pencatatan manual untuk penjualan dan inventori. YokkeBiz hadir menjawab kebutuhan para pelaku usaha akan platform yang dapat membantu mendigitalisasi usahanya karena memiliki integrasi lengkap ke berbagai aplikasi layanan logistik, pembukuan, online store sampai dengan integrasi dengan berbagai marketplace” ungkap Niniek S. Rahardja, Direktur Utama Yokke.
Modal utama yang dibutuhkan seorang pengusaha sebenarnya adalah keberanian, kejelian menangkap peluang dan tentunya kreatifitas, tambah Niniek. Di era industri 4.0 yang penuh dengan kemajuan teknologi ini terdapat banyak peluang sekaligus alat yang tersedia untuk dapat mengelola dan mengembangkan usaha.
Sependapat dengan Niniek, Himelda Renuat selaku Chief Marketing Officer DOKU mengungkapkan bahwa pandemi COVID-19 telah mengakselerasi pola konsumsi barang dan jasa masyarakat dari offline ke online.
“Pola konsumsi online yang kemungkinan besar akan menjadi permanen ini perlu didukung oleh sebuah ekosistem toko online yang solid dan berkelanjutan, dimana salah satu aspeknya adalah cara toko online tersebut menerima pembayaran dari pelanggannya. Dalam hal ini DOKU berkomitmen untuk tidak hanya menyediakan akses ke beragam metode pembayaran pilihan pelanggan namun juga memastikan kelancaran dan keamanan setiap transaksi yang terjadi dalam platform toko online seperti YokkeBiz,” ujar Himelda.
Sementara itu, penyelenggaraan Virtual Workshop “Transformasi Digital UMKM Merah Putih” dibagi menjadi lima fokus wilayah. Antara lain kawasan Jabodetabek dan Banten, Jawa Tengah dan DIY, Jawa Barat, Jawa Timur dan Bali, serta Sumatera, Kalimantan, Papua, dan Sulawesi.
STEVY WIDIA
Discussion about this post