TransTRACK Dorong Transformasi Digital Logistik Halal lewat Platform Berbasis IoT, AI, dan Blockchain

Transformasi Digital Logistik Halal

Anggia Meisesari, Founder and CEO TransTRACK dalam ISEF 2025 (Foto: Istimewa)

youngster.id - Perusahaan teknologi tech enabler TransTRACK menegaskan komitmennya dalam mendorong transformasi digital logistik halal melalui peluncuran Halal Logistics Platform (HLP) di ajang Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025. Platform ini mengintegrasikan teknologi Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), dan blockchain untuk memastikan integritas halal di setiap tahap rantai pasok — mulai dari transportasi, penyimpanan, hingga distribusi produk.

Founder & CEO TransTRACK Anggia Meisesari menjelaskan bahwa tahun 2024 menjadi momentum penting bagi industri logistik halal di Indonesia, seiring diberlakukannya kebijakan wajib sertifikasi halal oleh pemerintah.

“Kalau dulu halal dianggap sebagai added value, kini sudah menjadi business requirement. Artinya, halal bukan hanya logo di kemasan, tapi bagian dari sistem operasi yang wajib diverifikasi secara menyeluruh,” ujar Anggia, dikutip Senin (20/10/2025).

Kebijakan tersebut terbukti mendorong pertumbuhan signifikan jumlah perusahaan logistik bersertifikat halal — dari hanya 1 perusahaan pada 2022, meningkat menjadi 48 perusahaan pada 2023, dan melonjak hingga lebih dari 1.039 perusahaan pada 2024. Menurut Anggia, tren ini menunjukkan meningkatnya tuntutan pasar terhadap ketertelusuran halal yang transparan, real-time, dan terintegrasi digital.

Melalui HLP, setiap proses logistik halal dapat diverifikasi secara digital dengan sistem audit trail, notifikasi otomatis jika terjadi pelanggaran protokol halal, serta dashboard kepatuhan untuk memantau pergerakan barang bersertifikat.

Sebelumnya, TransTRACK telah mengimplementasikan sistem serupa di Malaysia, bekerja sama dengan PIJ Halal Ventures untuk mendukung Malaysia Halal Industry Master Plan 2030. TransTRACK dipercaya sebagai technology integrator dalam sistem halal negara bagian Johor yang mencakup manufaktur, transportasi, hingga integrasi dengan pelabuhan dan bea cukai.

“Proyek di Malaysia menjadi model dan laboratorium pembelajaran bagi kami untuk mematangkan sistem sebelum diterapkan penuh di Indonesia,” ungkap Anggia. “Bagi kami, HLP bukan sekadar produk teknologi, tapi sistem kepercayaan digital. Ke depan, kepercayaan inilah yang akan menjadi pembeda antara produk halal biasa dan halal yang benar-benar bisa dibuktikan lewat data dan transparansi.”

TransTRACK menargetkan agar HLP tidak hanya menjadi standar logistik halal digital nasional, tetapi juga menjadi model integrator halal digital regional yang dapat diterapkan di negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan mitra dagang Indonesia.

“Ke depan, bukan hanya produk halal yang akan menjadi kebanggaan Indonesia, tetapi juga sistem digital halal Indonesia yang bisa diekspor dan menjadi benchmark dunia,” pungkas Anggia.

STEVY WIDIA

Exit mobile version