Tren Konsultasi Kesehatan Online Naik Daun, Operator Perlu Optimalkan Layanan

telemedicine

Layanan aplikasi telemedicine meningkat. (Foto: ilustrasi/istimewa)

youngster.id - Selama pandemi, berbagai sektor industri terus beradaptasi untuk bertahan hidup. Bahkan, tidak sedikit yang bertransformasi demi mengikuti perubahan pola hidup masyarakat. Hal ini juga terjadi pada pelaku industri kesehatan dan telekonsultasi yang mulai menunjukkan peningkatan penggunaan signifikan.

Sejak awal tahun 2020, tercatat sudah ada 12 layanan kesehatan digital yang menerapkan praktik telemedicine. Survei dari Google, Temasek, dan Bain & Company bertajuk SEA e-Conomy 2-2- menunjukkan adanya kenaikan pengguna aktif aplikasi telemedicine. Seperti pengguna Halodoc naik lebih dari 101% hingga kuartal I 2020, dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019.

Kenaikan permintaan ini menuntut kualitas layanan menjadi makin mutlak, terutama layanan customer service yang terus siaga melayani pasien.

Brodjo Koesworo Hadiputro, Country Manager Enterprise Jabra mengungkapkan, konsumen korporat Jabra di Indonesia membutuhkan perangkat kerja yang bisa menunjang aktivitas kerja rutin, salah satunya untuk agen-agen call center.

“Terutama bagi konsumen yang bergerak di penyedia layanan kesehatan dan perbankan terkemuka di Indonesia, investasi mereka pada perangkat audio yang berkualitas dan punya umur pakai panjang cukup banyak,” kata Brodjo dalam keterangan pers, Rabu (14/7/2021).

Menurut dia, di Indonesia sendiri terjadi kenaikan permintaan selama pandemi, khususnya untuk headset andalan call center, Biz 2400. Varian headset ini mudah terkoneksi ke banyak perangkat, nyaman digunakan dalam waktu lama, dan tentunya punya fitur peredam kebisingan. Terlebih, selama pandemi, tenaga call center para klien kami juga banyak yang harus melayani konsumen dari rumah atau remote. “Inilah yang membuat perangkat Biz 2400 jadi andalan, bahkan cukup meningkat penjualannya selama pandemi,” lanjutnya.

Menurut Brodjo, banyak pelanggan seri Biz yang berasal dari sektor usaha kesehatan dan telekonsultasi. “Salah satu fitur unggulan yang dimiliki seri Biz 2400 adalah SafeTone, dimana fitur ini dirancang untuk memastikan kesehatan indera pendengar tetap terjaga, meski memakai perangkat headset dalam waktu lama. Selain kualitas audio yang jernih, kami memang tidak pernah luput untuk memastikan aspek keamanan jangka panjang pemakai,” lanjutnya.

Brodjo menilai, di masa depan, para provider telekonsultasi dan telehealth mungkin sudah banyak yang menjalankan diagnosis kompleks untuk para pasien. “Sehingga, kendala seperti suara yang kurang optimal sudah harus ditangani oleh provider. Salah satu kunci utama pelayanan telehealth agar sustain ada di investasi perangkat audio. Karena, ini ada hubungannya dengan teknis kesehatan pasien yang rumit dan tidak boleh salah dengar, agar diagnosis dan penanganan yang diberikan juga tepat,” tutup Brodjo.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version