youngster.id - Perusahaan penyedia jasa transportasi online Uber akhirnya melepas bisnisnya di Asia Tenggara kepada Grab. Persaingan ride hailing di Asia Tenggara kini praktis tinggal menyisakan Grab dan Go-Jek.
Dilansir Bloomberg, kedua perusahaan baru saja mencapai kesepakatan yang akan diumumkan secara resmi pada Senin pagi (26/3) di Singapura.
Uber memang tengah gencar membenahi arus kas perusahaan untuk mempersiapkan go public pada tahun depan. Menarik diri dari pasar Asia Tenggara merupakan salah satu terobosan yang diambil Uber untuk mendongkrak profitabilitas.
Dengan kesepakatan itu, Uber memegang kepemilikan saham sebesar 25%—30% di dalam bisnis Grab. Langkah konsolidasi itu tak lepas dari inisiatif SoftBank Group sebagai penyuntik modal Grab, Uber, dan Didi Chuxing di China. Softbank mendorong seluruh unit bisnisnya melakukan konsolidasi untuk dapat meningkatkan profitabilitas bisnisnya secara global.
Hengkangnya Uber pada suatu kawasan regional bukan merupakan sesuatu yang baru. Sebelumnya Uber pun melepas bisnisnya di China kepada kompetitornya Didi Chuxing. Sebagai gantinya, Uber memperoleh kepemilikan saham sebesar 17,5% di dalam Didi Chuxing.
Bukan hanya itu, Uber pun melepas unit bisnisnya di Rusia kepada perusahaan penyedia layanan Internet Yandex tatkala Dara Khosrowshahi mengambil alih posisi CEO Uber menggantikan Travis Kalanick.
Grab merupakan platform aplikasi penyedia transportasi daring terbesar di Asia Tenggara yang mencatatkan sebanyak 86 juta unduhan. Grab tersedia pada lebih dari 200 kota di Indonesia, Singapura, Indonesia, Filipina, Malaysia, Thailand, Vietnam, Myanmar, dan Kamboja.
Uber sejak pertama kali didirikan sudah menghabiskan senilai US$10,7 miliar untuk ekspansi pada berbagai kawasan. Uber tengah memfokuskan bisnisnya pada beberapa pasar utama seperti Jepang dan India.
STEVY WIDIA
Discussion about this post