youngster.id - Sebagai ibukota metropolitan, Jakarta memiliki banyak kekayaan pariwisata yang bisa dieksplor. Tidak hanya pemandangan gedung-gedung pencakar lagit., tetapi juga kuliner, dan lingkungan budaya masyarakat. Untuk mengeksplorasi kekayaan budaya tersebut, Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jakarta Pusat akan menawarkan satu cara berwisata menikmati Jakarta dengan walking tour.
Walking tour adalah tur atau wisata jalan kaki ke situs budaya dan sejarah. Merupakan salah satu cara berwisata yang biasa dilakukan di lingkungan perkotaan dengan seorang pemandu wisata atau pendamping. Di Jakarta, walking tour belum terlalu banyak. Selama ini hanya dilakukan oleh komunitas.
“Wisata jalan kaki di Jakarta sendiri sudah ada sebelumnya, tapi belum terlalu banyak. Selama ini yang melakukan itu adalah komunitas saja, maka kami melihat peluang pemerintah harus mengambil peran sebagai kolaborator. Masyarakat sebagai kooperator,” kata Sonti Pangaribuan, Kasudin Pariwisata dan Budaya Jakarta Pusat dalam keterangannya, Sabtu (12/10/2019).
Memanfaatkan trotoar-trotoar di Jakarta Pusat yang lebar, baik, dan nyaman, wisatawan walking tour diharapkan dapat menikmati kota Jakarta Pusat dengan lebih intim. Ditambah lagi, selama berjalan kaki wisatawan akan bersentuhan langsung dengan pedangang-pedagang kecil. Jika mereka menjajakan uangnya ke pedagang kecil, tentu ini juga akan membantu pendapatan masyarakat sekitar.
Wali Kota Jakarta Pusat, Bayu Megantara menjajal swisata jalan kaki ini dengan melewati enam rute sekaligus. Yaitu rute Skyscraper (mulai dari gedung Sapta Pesona, Jalan Sabang, Djakarta Theatre, hingga All Seasons Hotel), rute City Center (mulai dari Museum Nasional dan berakhir di Jakarta’s Cathedral), rute Pasar Baru (mulai dari stasiun Juanda hingga Museum Antara), rute Diversity (dimulai dari Masjid Istiqlal, Vihara Dharma Jaya, dan berakhir di Gereja PNIEL), rute Weltevreden (mulai dari Masjid Istiqlal dan berakhir di Monumen Pembebasan Irian Barat), dan terakhir adalah rute Menteng Prominent Residences (dimulai dari Taman Suropati hingga Masjid Cut Meutia).
Dengan jarak tempuh sekitar 2-3 kilometer di setiap rutenya, wisatawan akan diajak mengunjungi sekitar 8-9 tempat wisata budaya bersejarah. Seperti monumen, kawasan kuliner, taman kota, beberapa tempat ibadah hingga museum.
STEVY WIDIA