youngster.id - Peningkatan langkah-langkah keamanan siber Indonesia adalah upaya penting, di tengah adopsi teknologi digital yang cepat. Hal itu disampaikan Wakil Menteri Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Nezar Patria, di acara Fortinet Accelerate Indonesia 2024.
Laporan terbaru Fortinet Threat Landscape menunjukkan bahwa pelaku serangan siber sekarang mengeksploitasi kerentanan baru 43% lebih cepat dibandingkan paruh pertama tahun 2023.
Untuk mengatasi tantangan yang semakin meningkat ini, Wamen Nezar menyoroti peran inovatif AI generatif dalam meningkatkan postur keamanan siber dan ketahanan operasional nasional.
“Dengan memanfaatkan teknologi AI, kita dapat secara proaktif mengantisipasi dan mengurangi potensi ancaman siber. Ada juga seruan untuk upaya terus-menerus dalam meningkatkan kesadaran publik dan mengembangkan kemampuan individu dalam mencegah serangan siber,” ujar Nezar, Senin (3/6/2024).
Menurut Nezar, semangat kolaboratif dan visi bersama menciptakan suasana yang menjanjikan serta komitmen bersama pada prinsip-prinsip ini.
“Mengubah arus melawan kejahatan siber memerlukan budaya kolaborasi, transparansi, dan akuntabilitas dalam skala yang lebih besar daripada hanya organisasi individual di bidang keamanan siber. Setiap organisasi memiliki peran dalam rantai disrupsi melawan ancaman siber,” tutup Wamen Nezar.
Fortinet dalam Laporan Lanskap Ancaman Global Semester II 2023 FortiGuard Labs memberikan gambaran tentang lanskap ancaman aktif dan menyoroti tren dari Juli hingga Desember 2023, termasuk analisis kecepatan penyerang siber (cyberattack) dalam memanfaatkan eksploitasi yang baru teridentifikasi di seluruh industri keamanan siber serta peningkatan serangan ransomware dan wiper yang menyasar sektor industri dan teknologi operasional (OT). (*AMBS)
Discussion about this post