youngster.id - Ternyata, nilai tukar yang fluktuatif dan jika dihitung secara keseluruhan, biaya tambahan akibat penukaran tunai bisa mencapai hingga 7% dari total transaksi. Tak hanya itu, penggunaan kartu debit atau kredit konvensional selama liburan juga bisa memunculkan biaya-biaya tambahan yang seringkali tidak disadari.
Beberapa bank menetapkan biaya transaksi luar negeri dan markup pada kurs yang berkisar antara 1-3%. Meski terdengar kecil, biaya ini bisa menumpuk, terutama jika digunakan untuk berbagai kebutuhan selama liburan. Selain soal biaya tersembunyi, tantangan lain yang sering dialami wisatawan adalah kesulitan dalam memantau pengeluaran secara real-time.
Amertya Ardya Oktoriano Putantri, Brand Marketing Lead Honest Card mengatakan, Honest Card hadir untuk menjawab tantangan ini sebagai alternatif yang lebih hemat, transparan, dan didukung teknologi. Mengutip data UN Tourism di tahun 2022, wisatawan Indonesia menempati peringkat keempat dalam hal pengeluaran belanja saat liburan ke luar negeri, dengan rata-rata pengeluaran Rp30,5 juta per perjalanan. Di peringkat tiga teratas ada Korea Selatan, Singapura, dan Taiwan dengan pengeluaran terbesar.
“Dari rata-rata pengeluaran Rp30,5 juta selama liburan, biaya 3% itu artinya pengguna bisa kehilangan lebih dari Rp900 ribu hanya untuk biaya kurs dan konversi. Padahal, ini adalah jenis pengeluaran yang sebenarnya dapat dihindari,” jelas Amertya, Selasa (17/6/2025).
Menurut Amertya, dengan Honest Card, pengguna tidak dikenakan biaya konversi mata uang asing, kurs yang digunakan adalah kurs aktual, tanpa markup atau biaya tambahan. Semua transaksi tercatat secara real-time di aplikasi, membuat pengguna lebih mudah memantau pengeluaran selama bepergian. Honest Card juga mendukung pembayaran digital langsung lewat ponsel, tanpa perlu gesek kartu atau tanda tangan, sehingga lebih praktis dan aman. Bahkan, Honest Card menawarkan periode bebas bunga dan biaya admin hingga 47 hari bagi pengguna yang membayar penuh dan tepat waktu.
“Bisa dibilang, Honest menawarkan pengalaman transaksi luar negeri sekelas Revolut di Inggris, namun dirancang dengan pendekatan lokal supaya tetap sesuai untuk kebutuhan dan perilaku finansial pengguna di Indonesia,” tutup Amertya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah perjalanan wisatawan Indonesia ke luar negeri mencapai 3,26 juta perjalanan selama Januari hingga April 2025, atau meningkat 10,65% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Angka ini mencerminkan tren positif masyarakat yang kembali menikmati momen bepergian, baik bersama keluarga, sahabat, maupun untuk me-time yang sudah lama direncanakan.