youngster.id - Partisipasi kaum perempuan dalam industri teknologi masih minim. Kesenjangan gender dalam dunia digital ini disebabkan oleh minimnya akses dan literasi digital perempuan, peningkatan risiko keamanan siber bagi perempuan di masa pandemi serta serta terbatasnya peran perempuan di industri TIK.
Adanya kesenjangan gender digital ini mendorong Huawei Indonesia dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) RI, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) RI dan Telkom University menggelar seminar bertajuk Women in Tech: Tech for Her, Tech with Her, Tech by Her.
Director of Government Affairs, Huawei Indonesia Yenty Joman mengungkapkan, Huawei percaya bahwa di era digital, wanita akan menjadi landasan industri teknologi. Peningkatan partisipasi dan pemberdayaan perempuan akan membuka seluruh dunia kemungkinan baru dan membawa kemajuan teknologi serta bisnis baru ke dunia.
“Huawei berkomitmen untuk membantu wanita berbakat terlibat dalam teknologi serta memberikan lebih banyak peluang dan platform bagi wanita untuk mengeluarkan potensi mereka dan membawa kita ke masa depan yang lebih sejahtera dan adil,” kata Yenty dalam keterangan pers, Senin (26/9/2022).
Menurut dia, kegiatan Women in Tech pada hari ini merupakan bagian program 100ribu digital talent dengan kolaborasi bersama beberapa key stakeholders seperti Kantor Staff Presiden, Kemendikbudristek, KPPA, BSSN, Kemnaker, Kemenparekraf, Perguruan tinggi, asosiasi, komunitas agar bisa bersama mendorong dan memberdayakan lebih banyak perempuan digital Indonesia yang berkontribusi untuk mempersiapkan Indonesia Emas 2045.”
Sementara itu, Deputi Bidang Kesetaraan Gender KPPPA Lenny N. Rosalin menegaskan pentingnya kolaborasi multi-stakeholder dalam mewujudkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Ini adalah isu sentral yang diusung dalam Presidensi Indonesia pada G20 Ministerial Conference on Women’s Empowerment, yakni “care economy” pasca-pandemi, menutup kesenjangan gender digital, dan kewirausahaan perempuan.
“Inisiatif gerakan Women in Tech ini merupakan kolaborasi penting dan nyata untuk bersama mendorong Perempuan Indonesia agar meningkatkan kapasitas dan partisipasinya di berbagai aspek kehidupan dan kerja. Harapannya, Perempuan Indonesia dapat berkontribusi lebih besar dan aktif dalam penguatan ekonomi digital sekaligus mewujudkan kesetaraan gender digital,” kata Lenny.
Di sisi lain Koordinator Kelompok Kebijakan Standarisasi dan Pemantauan SDM Keamanan Siber dan Sandi Negara BSSN Asri Setyowati menegaskan, adanya peluang besar bagi para perempuan untuk terjun di bidang ICT teknologi, terkhusus keamanan siber, mengingat terbukanya 3.5 juta pekerjaan baru di bidang ini hingga 2021, naik 3.5 kali lipat dari 1 juta posisi baru secara global hanya dalam kurun 8 tahun sejak 2013, menurut rekam data dari Cybersecurity Ventures.
“Ini kesempatan emas untuk sekaligus menegakkan kesetaraan gender serta meningkatkan kontribusi perempuan terhadap ekonomi digital melalui peningkatan kompetensi dan kemampuan perempuan di ranah siber selain penguasaan teknis operasional dan profesional di bidang siber. Saya berharap Perempuan Indonesia dapat mengambil bagian dalam percepatan pemulihan ekonomi digital pasca pandemi di tengah laju perkembangan teknologi dan ekonomi digital yang terjadi,” kata Asri.
Asri menambahkan sejak tahun lalu, BSSN telah menginisiasi bersama berbagai stakeholder termasuk Huawei sebuah gerakan Indonesian Women in Cybersecurity untuk mendorong kesetaraan gender di sektor teknologi, memperkuat kemandirian perempuan serta membuka kesempatan dan peluang bagi perempuan untuk menjadi aktor utama dalam revolusi teknologi.
Perhelatan juga diselenggarakan dalam rangka memeriahkan perayaan Dies Natalies Telkom University yang ke-32.
STEVY WIDIA