Rabu, 21 Mei 2025
No Result
View All Result
youngster.id
Pratesis Ads
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
No Result
View All Result
Home Sociopreneur

Amanda Susanti : Ingin Bantu Sejahterakan Petani

1 Februari 2018
in Headline, Sociopreneur
Reading Time: 5 mins read
Amanda Susanti : Ingin Bantu Sejahterakan Petani

Amanda Susanti, Founder & CEO Sayurbox.com (Foto: Fahrul Anwar/Youngster.id)

0
SHARES
0
VIEWS

youngster.id - Gaya hidup sehat telah mendorong munculnya permintaan akan produk makanan sehat. Hal ini melahirkan bisnis produk makanan terutama sayur dan buah-buahan organik. Dibalik usaha ini tentu ada para petani.

Sayangnya mata rantai antara para petani dengan konsumen produk organik masih sangat panjang. Akibatnya harga produk ini pun menjadi mahal. Sementara kesejahteraan petani masih jauh dari yang diharapkan.

Berangkat dari masalah itulah Amanda Susanti membangun bisnis Sayurbox. Dia menghubungkan antara pasar dengan petani lewat teknologi digital.

“Kami ini sebenarnya fresh produce platform, dan berfokus memotong rantai distribusi. Jadi kita beli dari petani dan memberikan harga yang layak untuk mereka. Intinya kita membuat fresh produce ini sesuai visi kita available ke semua orang di Indonesia. Jadi dari petani langsung ke konsumen,” kata Amanda, founder sekaligus CEO dari Sayurbox kepada Youngster.id di Jakarta.

Aplikasi ini diluncurkan pada Juli 2016 lalu. Menurut dia, bisnis ini didasari oleh pemikiran panjangnya mata rantai produk pertanian ke konsumen. Akibatnya harga untuk konsumen tinggi, sedangkan petani pendapatannya malah kecil.

Diklaim Amanda, sampai sekarang sudah ada 300 jenis sayuran yang dijual di Sayurbox. Tak hanya itu, saat ini ada sebanyak 50 mitra petani yang bergabung dengannya, yang datang kebanyakan dari wilayah Jawa Barat.

“Sekarang ada sebanyak 50 mitra petani yang bergabung dengan Sayurbox. Saat ini, Sayurbox fokus pada ekspansi area pelayanan konsumen, terutama di area-area Jabodetabek yang belum dilayani oleh Sayurbox. Juga, perluasan jaringan mitra petani dan produsen lokal yang tergabung sebagai pemasok Sayurbox,” ungkap Amanda.

Dia menegaskan Sayurbox hadir untuk mencoba memenuhi kebutuhan buah segar dan produk sayuran berkualitas kepada warga ibukota. Ia adalah sebuah platform online yang menyediakan bahan segar dan produk sehat berkualitas dari petani dan produsen lokal Indonesia.

Sayurbox mengusung konsep bisnis farm-to-table yang memungkinkan konsumen untuk mendapatkan berbagai bahan segar dan produk berkualitas langsung dari petani dan produsen lokal. Media yang digunakan untuk memfasilitasi hal ini adalah platform online melalui situs dan selanjutnya layanan tersebut akan diperluas melalui aplikasi mobile.

Saat ini Sayurbox telah melayani lebih dari 8 ribu konsumen di area Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan Depok, dan jumlah ini terus bertumbuh setiap bulannya.

Model bisnis farm-to-table yang ditawarkan Sayurbox ini membuatnya banyak menarik perhatian sejumlah investor. Misal, belum lama ini Sayurbox menerima pendanaan dari Patamar Capital dan beberapa angel investor lain. Perolehan seed funding ini diperkirakan berkisar US$ 200 – US$ 300 ribu. Sebelumnya mereka juga terpilih sebagai startup Plug and Play angkatan pertama.

Baca juga :   PanenID Kedepankan Konsep “Fair Trade” Bagi Petani

 

Melalui Sayurbox, Amanda ingin menghubungkan antara pasar dengan petani lewat teknologi digital (Foto: Sayurbox.com)

 

Konsumsi Pribadi

Belakangan ini usaha rintisan di bidang pertanian memang tengah bertumbuh pesat. Namun sesungguhnya ketertarikan Amanda pada pertanian sudah sejak lama. Bahkan, tahun 2014 ia telah mengelola perkebunan organik di Sukabumi, Jawa Barat. Dia bersama rekannya Rama Notowidigdo dan Metha Trisnawati membangun bisnis online untuk memasarkan hasil panen petani langsung kepada konsumen.

“Sejak awal saya tertarik di bidang ini. Saya juga suka berkebun dan bangun bisnis ini benar-benar ingin membantu petani. Memang kalau dilihat latar belakang pendidikan saya kuliah di manejemen, jadi sebenarnya nggak nyambung dengan bisnis ini. Tapi dari awal bisnis ini berdiri, saya turun lapangan juga, membantu sekaligus mengedukasi para petani di lahan seluas 2 hektar yang saya miliki pertama kalinya,” kisah perempuan kelahiran Jakarta, 22 Juni 1990.

Awalnya hasil kebun miliknya ini hanya dikonsumsi Amanda pribadi, atau dipasarkan pada teman-teman terdekatnya. Namun kemudian dia melihat langkah yang dilakukan ini skalanya terlalu kecil untuk dapat menyejahterakan para petani.

Tidak berbeda dengan layanan serupa lainnya, Sayurbox memangkas cara konvensional antara petani dan penjual. Amanda yang lulusan Bisnis dari universitas di Inggris ini melihat bahwa cara untuk bisa menghubungkan antara petani dengan konsumen adalah melalui teknologi. Oleh karena itu, Amanda pun mengajak temannya Rama dan kemudian Metha bergabung membangun Sayurbox.

“Sistem pemesanan Sayurbox adalah pre-order (pemesanan di depan), sehingga meminimalkan jumlah bahan segar yang terbuang (waste). Setelah konsumen memesan, Sayurbox akan melakukan agregasi jumlah pesanan konsumen dan menginformasikan kepada petani mitra tentang jumlah bahan segar yang harus dipanen. Bahan segar yang baru dipanen kemudian dikirimkan ke hub Sayurbox untuk segera dikemas dan diantarkan kepada konsumen sesuai dengan pesanan,” ungkapnya.

Menurut Amanda dengan cara itu dia bisa membantu meningkatkan perekonomian petani ke arah yang lebih baik. “Senangnya bisa membantu petani, dan hobi saya berkebun tersalurkan. Selain itu, senangnya bisa membantu konsumen mendapatkan produk buah dan sayur yang lebih bagus, fresh tanpa pestisida dan memang produk susah dicari. Karena produk yang tanpa pestisida ini sangat diperlukan banyak orang, khususnya ibu hamil,” tuturnya.

Baca juga :   Arif Setiawan : Ingin Petani Bisa Sejahtera

Diakui Amanda, sebenarnya mengembangkan bisnis buah dan sayur berbasis teknologi ini tidaklah berlangsung mulus. “Karena produk yang kami jual ini merupakan hasil bumi, jadi ada semua hasilnya yang nggak bisa kontrol. Misal gagal panen, karena cuaca. Terus untuk secure supply-nya pasti ada tantangan tersendiri termasuk dalam hal edukasi ke petani kalau pasar membutuhkan produk, kita harus kerjasama dengan petani untuk menanamnya. Hal itu masih menjadi tantangan buat kami,” ungkapnya.

Di sisi lain, ada tanggung jawab baginya untuk mendidik para petani agar mampu menghasilkan produk dengan kualitas unggul. “Membutuhkan waktu untuk mendekatkan petani dengan dengan dunia digital biar mereka dekat dengan gadget. Di sini saya juga mengedukasi mereka agar lebih dekat dengan gadget, sebagai pendekatan sosial utama yang dilakukan untuk memperlancar usaha mereka. Selain itu, kami juga mengajarkan mereka seperti packaging produk. Jujur, semua ini memang makan waktu, tapi kami pelan-pelan tetap terus mengedukasi mereka. Tetapi anak-anak dari petani ini sekarang sudah banyak membantu bisnis ayahnya melalui handphone. Mereka memperkenalkan produknya melalui Sayurbox. Nah, sekarang kita sedang develope mereka melalui aplikasi kita: ada apa aja hasil panen mereka,” ungkap Amanda.

 

Amanda menginginkan petani sejahtera dan pertanian menjadi lahan yang seksi lagi (Foto: Fahrul Anwar/Youngster.id)

 

Mitra Lokal

Kini, dari hanya punya dua mitra, Sayurbox telah menggandeng 22 petani dan produsen lokal. Mereka dari Tangerang, Bekasi, Bogor, Depok, Sukabumi dan Bandung.

Mulanya, tim Sayurbox terjun sendiri ke lapangan untuk membidik para petani yang mau diajak bermitra. Lama-kelamaan, ada yang datang sendiri untuk menawarkan kerja sama itu. Petani yang digandeng pun tak sembarangan. Dari bibit, bebet, dan bobot hasil pertaniannya sangat dipertimbangkan. Sebab, mereka berfokus pada hasil sayuran organik yang high quality.

“Kami lihat dulu bagaimana cara menanam, bagaimana cara melakukan panen. Jadi, dari segi kualitas kami ingin petani dapat pengetahuan baru. Kami datang ke kebun. Pingin lihat kalau panenannya bebas pestisida. Lalu kami lihat, mereka punya sertifikat organik atau tidak,” ungkapnya.

Sebagai usaha Sayurbox tentu berharap mendapatkan keuntungan. Untuk itu, Amanda mengungkapkan strategi monetisasi yang diterapkan Sayurbox adalah melalui persentase laba (margin) dari setiap penjualan produk. Selain melalui persentase laba, Sayurbox juga memiliki monetisasi dari sistem konsinyasi (consignment) produk dari produsen mitra yang menjual produknya lewat platform Sayurbox.

Baca juga :   Fahroni Arifin: Melalui Program #Ambisiku, Tri Mengajak Generasi Millenial Wirausaha Berbasis Digital

“Untuk 2017 ini penjualan di Sayurbox sangat baik. Dan kalau untuk 2018 kami akan berusaha selalu tumbuh secara kontinyu dan membuat konsumen saya akan membuat engagement dengan customer lebih mudah cara mengordernya. Kami juga akan meningkatkan service dan tim. Termasuk menambah produk baru seperti ikan, beras, minyak dan daging. Pokoknya semua fresh produce. Dan, semua itu bisa dibeli di Sayurbox. Jadi orang nggak usah ke super market lagi, semua bisa dipesan dan dibeli melalui Sayurbox. Dan kami juga sudah menjual ke 70 hotel, resto dan cafe,” ungkap Amanda lagi.

Menurut Amanda, di tahun 2018 Sayurbox akan fokus pada ekspansi area pelayanan konsumen. Terutama di area-area Jabodetabek yang belum dilayani oleh Sayurbox. Juga, perluasan jaringan mitra petani dan produsen lokal yang tergabung sebagai pemasok Sayurbox.

Secara bertahap, Amanda ingin melakukan ekspansi ke kota lain. Bahkan, hingga seluruh Indonesia. Ia yakin, dengan jalan ini, agrikultur Indonesia akan maju, seperti layaknya di negara-negara lain. Selain itu, ia ingin membangkitkan semangat anak muda kembali ke ladang. Tak menganggap profesi petani sebagai pekerjaan yang rendahan.

“Agriculture adalah salah satu kekuatan Indonesia sebagai bangsa. Tapi sayang sekali banyak tantangan yang dihadapi di agrokultur tapi belum ditemui solusinya. Jadi petani itu kayaknya kurang sejahtera. Kami ingin supaya pertanian itu jadi lahan seksi lagi, dan orang ingin balik lagi jadi petani,” pungkas Amanda.

 

======================

Amanda Susanti

  • Tempat Tanggal Lahir          : Jakarta, 22 Juni 1990
  • Pendidikan                            : Manchester University, UK
  • Usaha yang dikembangkan :  Membuat platform untuk memangkas jalur distribusi pertanian
  • Nama Platform                     : Sayurbox
  • Mulai Usaha                         : Juli 2016
  • Jabatan                                 : CEO & Co-founder
  • Prestasi :
  1. Terpilih sebagai startup Plug and Play angkatan pertama
  2. Juara startup Seedstars Jakarta 2017

=====================

 

FAHRUL ANWAR

Editor : Stevy Widia

Tags: Amanda Susantibisnis sayur dan buah-buahan organikPertanianpetaniSayurbox.comsejahtera
Previous Post

Peluang e-Commerce Lokal Menghadapi Masuknya Raksasa Dunia

Next Post

Ciputra : Tumbuhkan Minat Masyarakat Muda Jadi Entrepreneur

Related Posts

Program Keberlanjutan Nestle Indonesia Capai Target Lebih Cepat
News

Program Keberlanjutan Nestle Indonesia Capai Target Lebih Cepat

29 Maret 2025
0
Koltiva
Headline

Koltiva: Petani Indonesia Terancam Terisolasi Dari Perdagangan Global

19 Maret 2025
0
Sayurbox
News

Sayurbox Jalin Kemitraan Untuk Pengelolaan Limbah dan Mendukung Kesejahteraan Petani Lokal

16 September 2023
0
Load More
Next Post
Ciputra : Tumbuhkan Minat Masyarakat Muda Jadi Entrepreneur

Ciputra : Tumbuhkan Minat Masyarakat Muda Jadi Entrepreneur

Jelang Pilkada 2018, Penyedia Aplikasi Deklarasi Internet Bebas Hoax

Jelang Pilkada 2018, Penyedia Aplikasi Deklarasi Internet Bebas Hoax

UI Ciptakan Teknologi Tabung Listrik

UI Ciptakan Teknologi Tabung Listrik

Discussion about this post

Recent Updates

aplikasi Krom Bank

Strategi Efektif, Dana Pihak Ketiga Krom Bank Tumbuh 44,7% di Kuartal I 2025

20 Mei 2025
TikTok

TikTok Dorong Minat Baca Lewat Tagar #SerunyaMembaca

20 Mei 2025
KAME Bantu UMKM Cetak Stiker Label Usaha Lebih Cepat dan Mudah Melalui Platform Online

KAME Bantu UMKM Cetak Stiker Label Usaha Lebih Cepat dan Mudah Melalui Platform Online

20 Mei 2025
MilikiRumah

Proptech MilikiRumah Galang Pendanaan Private Equity Senilai US$50 Juta

20 Mei 2025
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Johannes Ardiant : Bisnis Makanan Sehat Untuk Bahagiakan Banyak Orang

Johannes Ardiant : Bisnis Makanan Sehat Untuk Bahagiakan Banyak Orang

21 Maret 2019
Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

27 Juni 2019
Sylvia Surya

Sylvia Surya : Sukses “Mengembangbiakan” Kedai Kopi Melalui Cara Waralaba

14 April 2022
Princeton Digital Group (PDG)

PDG Peroleh Pendanaan Hijau Rp1,7 Triliun dari Bank DBS & UOB Indonesia

13 Maret 2025
Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

0
Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

0
Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

0
Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

0
aplikasi Krom Bank

Strategi Efektif, Dana Pihak Ketiga Krom Bank Tumbuh 44,7% di Kuartal I 2025

20 Mei 2025
TikTok

TikTok Dorong Minat Baca Lewat Tagar #SerunyaMembaca

20 Mei 2025
KAME Bantu UMKM Cetak Stiker Label Usaha Lebih Cepat dan Mudah Melalui Platform Online

KAME Bantu UMKM Cetak Stiker Label Usaha Lebih Cepat dan Mudah Melalui Platform Online

20 Mei 2025
MilikiRumah

Proptech MilikiRumah Galang Pendanaan Private Equity Senilai US$50 Juta

20 Mei 2025
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Layanan Bisnis
Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved
No Result
View All Result
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development

Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.
Go to mobile version