youngster.id - Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang rawan bencana alam. Mulai dari banjir, tanah longsor, gempa bumi, gunung meletus, hingga tsunami terus melanca negeri ini. Tetapi dengan memanfaatkan teknologi berupa aplikasi digital dalam mitigasi bencana, dapat mengurangi dampaknya dari segi kerugian materi ataupun kondisi kesehatan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) belum lama ini merilis data kejadian bencana yang melanda sejumlah kawasan di seluruh Indonesia pada awal tahun ini. Berdasarkan data BNPB itu, selama 21 hari di awal tahun 2020, tercatat sudah terjadi setidaknya 207 bencana di Indonesia.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Agus Wibowo menyebut 207 kejadian bencana itu didominasi oleh jenis bencana hidrometeorologi. Ratusan bencana tersebut terdiri atas 90 kejadian angin puting beliung, 67 peristiwa banjir, 45 kasus longsor, dua kejadian gelombang pasang atau abrasi, dan bahkan masih ada 3 kasus kebakaran hutan dan lahan.
Dampak dari ratusan kejadian bencana di Indonesia tersebut adalah korban meninggal dunia mencapai 82 jiwa, hilang 3 orang, dan luka-luka 83 jiwa. Jumlah korban ini melonjak hingga 583,3% jika dibandingkan dengan data pada periode yang sama tahun lalu.
Menyikapi fenomena semacam itu hadir Atmago yang merupakan aplikasi media sosial berbagi informasi, yang isinya tentang seputar bencana alam di Indonesia. Ardi Satria, Co-founder dan Chief Technology Officer AtmaGo mengatakan aplikasi berbasis media sosial ini diciptakan untuk dapat memberitahukan suatu keadaan di lokasi bencana atau memberitahukan bencana yang akan datang.
“Karena kami tahu bahwa di Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang rawan terhadap bencana. Jadi aplikasi AtmaGo ini didirikan atas dasar untuk membantu sesama warga. Semua konten di dalamnya didominasi oleh user generated content berisi informasi dukungan dan bantuan sosial,” kata Ardi kepada youngster.id saat ditemui di GoWork SCBD Sudirman Jakarta belum lama ini. Dia didampingi Alfan Rodhi Kasdar, Co-founder & Indonesia Field Director AtmaGo Indonesia.
Keduanya menyebut, saat ini aplikasi AtmaGo sudah hadir di 99 kabupaten kota di daerah Indonesia dan memiliki basis pengguna sebanyak 20 juta. Aplikasi ini sudah digunakan oleh komunitas masyarakat di beberapa lokasi bencana alam seperti tsunami di Aceh, gempa sekaligus tsunami di Palu dan Donggala, Lebak Banten maupun di wilayah Indonesia lainnya.
“Kami hadir untuk mempersiapkan hal itu dan membatu apa yang nantinya dibutuhkan oleh korban bencana, dan apa yang harus dilakukan. Selain itu, melalui platform ini kami ingin mempersiapkan milenial-milenial untuk peduli terhadap sesama,” terang Ardi.
Gotong Royong
Aplikasi AtmoGo ini mulai didirikan pada 2015. Aplikasi ini berdasarkan Atma Connect yang berbasis di California Amerika Serikat. Hadir di Indonesia sebagai aplikasi media sosial hyper local atau yang menyasar komunitas warga di lingkup lokasi tertentu.
“AtmaGo hadir dalam bentuk aplikasi untuk smartphone dengan spesifikasi rendah dan bagi telepon masa depan tersedia aplikasi berbasis web. Intinya, aplikasi ini dibuat untuk bisa digunakan dalam kondisi layanan komunikasi seminim mungkin,” jelas Alfan.
Menurut Alfan, ide awal mendirikan Atmago Indoensia berangkat dari kegemaran banyak orang Indonesia yang menghabiskan waktu di media sosial. Namun mereka hanya memposting tentang diri mereka sendiri mulai dari apa yang dilakukan hingga dikenakan.
“Nah dari pengalaman itu akhirnya kami ingin memanfaatkan sosisal media untuk saling membantu dan mewujudkan kondisi yang lebih baik. Dengan aplikasi mobile ini pengguna dapat berbagi masalah dengan warga sekitar lingkungannya dan memberi solusi,” ungkap Alfan.
Menurut Alfan, di dalam aplikasi ada solusi, berbagi informasi, sharing tips, jadwal pekerjaan kemudian juga bisa bikin acara yang bersifat gotong royong. Dia memberi contoh, jika di media sosial infomrasi berdasarkan pertemanan saja, maka di AtmaGo mengikuti lokasi.
“Misalkan saya tinggal di Halim Jakarta, saya mengikuti wilayah Halim sehingga informasi tentang Halim akan ada di fitur saya saja. Para pengguna lain yang membaca informasi tersebut, juga bisa merespons dengan menjalin komunikasi untuk memberikan bantuan yang mereka miliki,” ungkapnya. Bahkan, aplikasi AtmaGo bisa digunakan oleh semua orang dan semua perangkat.
Ardi menambahkan, aplikasi ini dibuat sederhana dengan tujuan agar pengguna dapat mengakses lebih mudah. Karena dari situ, pengguna dapat mengurutkan berdasarkan kota dan lingkungan wilayahnya.
“Dalam situasi normal, misal ada masyarakat yang ingin mencari dokter anak yang bagus dan terjangkau di daerah Sudirman, Jakarta. Maka bagi warga dan pengguna lain yang mengetahui keberadaaan informasi tersebut dapat memberitahukannya. Juga, kegiatan gotong royong bisa dilakukan dan diinformasikan di aplikasi ini,” sahut Ardi.
Untuk membangun ini mereka awalnya mendapatkan dana dari hasil menjuarai kompetisi Urban Challence, 2015 dari IDEO. “Kompetisi itu kami menang, hasil dari itu semua kami putar untuk mendanai dan menghidupi kami selama ini,” ujarnya.
Tangkal Hoax
Diklaim Ardi, keberadaan AtmaGo ini telah masuk dan dipergunakan masyarakat di berbagai pelosok Indonesia. Hanya saja, masih ada beberapa daerah yang belum melek akan internet. Hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi tim AtmaGo Indonesia.
“Dibutuhkan edukasi, karena kalaupun kami masuk ke sana mereka belum tentu menggunakannya. Untuk itu, kami harus melakukan edukasi terlebih dahulu. Misalnya, kemarin kami ke Tasikmalaya, di sana ada beberapa daerah yang belum banyak melek internet,” imbuh Ardi,
Mereka juga memperbanyak literasi. Karena, menurut Ardi, sudah sangat penting adanya informasi yang akurat. Dengan begitu konten dan informasi yang berbahaya seperti pornografi, jualan obat kuat dan sebagainya sudah benar-benar tidak lagi bisa masuk di aplikasi.
“Tak kalah penting, saat ini banyak informasi hoaks, kami sangat serius dalam menangani hal itu. Jadi benar-benar memilah dan mencermati informasi yang masuk secara benar. Karena melihat pengguna AtmaGo banyak mereka mencoba membanjiri informasi tersebut dengan informasi yang macam-macam dan tidak relevan. Dari situ kami memiliki tim yang bisa menangani masalah ini. Jadi sebelum tayang, semua informasi yang masuk sebelumnya harus kami seleksi,” papar Ardi.
Untuk menghadapi tantangn itu mereka memperkuat kegiatan di komunitas. Banyak kegiatan yang diinisiasi oleh komunitas yang menggunakan AtmaGo. “Dengan adanya komunitas ini, menjadi salah satu yang membantu kami terutama menangkal hoaks yang berkaitan adanya informasi yang salah, sehingga bisa diluruskan,” lanjut Ardi.
Sejatinya, aplikasi berbasis hyper local social ini tidak memberi keuntungan yang besar bagi para pendirinya. Alfan menuturkan, kepuasaan batin untuk bisa membantu sesama menjadi sebuah benefit yang tidak pernah ada habis didapatnya.
“Sebenarnya kami fokus pada user ya, bagaimana si user ini mengambil manfaat dari AtmaGo. Kami membangun aplikasi untuk dipakai oleh warga pastinya untuk berbagai dan mencari informasi dan solusi. Sehingga keterikatan dalam satu daerah kecil itu menjadi kuat. Kalau ada apa-apa jadi mereka nggak harus minta bantuan dari pemerintah. Tetapi juga bisa dari masyarakat itu sendiri,” tuturnya.
Dia berharap kehadiran aplikasi ini bisa turut memberikan hal yang bermanfaat dan berguna bagi semua lapisan masyarakat, terutama dalam hal saling berbagi informasi dan bisa merasakan manfaat positif yang nanti bisa didapatnya.
“Karena cita-cita kami adalah untuk menjadi aplikasi yang tidak menjadi ego media. Tapi aplikasi justru kebalikan dari sosial media lainnya yang selama ini ada. Karena setiap informasi yang masuk di aplikasi yang benar-benar dibutuhkan oleh pengguna maupun masyarakat lainnya. Kami kepingin sekali memiliki banyak kegiatan masyarakat yang nantinya diinisisasi oleh AtmaGo, sehingga masyarakat juga semakin sadar akan akar beredarnya banyak berita palsu. Dengan begitu, mereka bisa menginformasikan sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi sekitarnya,” tutup Alfan.
=====================
Ardi Satria
Tempat Tanggal Lahir : Dili, 17 Maret 1987
Pendidikan : SMA Negeri 33 Jakarta
Jabatan : Co-founder & Chief Technology Officers
Alfan Rodhi Kasdar
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 27 Oktober 1976
Pendidikan : Sarjana Pendidikan Islam, Institut Agama Islam Al-Akidah Jakarta
Pekerjaan : Co-founder & Direktur
Usaha yang dikembangkan : Membuat aplikasi berbasis sosial (social technology)
Nama Aplikasi : AtmaGo
Mulai Usaha : Tahun 2015
Jumlah Tim : 10 orang (Jakarta & Jogjakarta)
Prestasi : Pemenang Kompetisi Urban Challence, dari IDEO 2015
Finalis Ajang Zurich Innovation Championship 2020
===================
FAHRUL ANWAR
Editort : Stevy Widia
Discussion about this post