Fransisca Susan dkk. : Bantu Hindarkan Anak Muda dari Pola Hidup Boros

Fransisca Susan, Co-founder & CTO Sribuu (Foto: Istimewa/youngster.id)

youngster.id - Generasi milenial dan generasi Z tengah mendominasi usia produktif di Indonesia. Sayangnya, kurangnya litersi membuat mereka memiliki gaya hidup yang berbeda dari generasi sebelumnya. Selain sangat melek teknologi mereka juga memiliki pola konsumsi yang lebih boros. Untuk itu mereka membutuhkan perencanaan keuangan.

Berdasarkan Sensus Penduduk 2020 Badan Pusat Statistik (BPS), milenial dan gen Z sudah mendominasi populasi di Indonesia. Gen Z saat ini berjumlah 74,93 juta jiwa atau 27,94% terhadap total penduduk. Sedang generasi milenial dengan jumlah 69,38 juta (25,87%).

Selain jumlah milenial di Tanah Air sangat besar, survei OJK menunjukkan, kalangan milenial memiliki tingkat literasi keuangan yang rendah. Bahkan, menurut data Indonesia Milenial Report 2019, generasi milenial Indonesia yang memiliki investasi cuma 2%.

Tuntutan gaya hidup dan perilaku yang konsumtif menjadi salah satu faktor utama para generasi milenial ini cenderung lebih suka menikmati hidup hanya untuk jalan-jalan, nongkrong, belanja online, nonton konser serta hiburan-hiburan lainnya. Kebanyakan milenial menggunakan prinsip “kamu hidup sekali/you only live once” yang membuat gaya hidup serta biaya pergaulan mereka semakin meningkat.

Generasi milenial ini kadang sulit membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Ketika melihat barang bagus di mall, mereka langsung membeli tanpa memikirkan apakah barang tersebut dibutuhkan atau tidak. Pada akhirnya menyesal telah memberi barang tersebut. Akibatnya lagi, mereka tidak memiliki tabungan, maupun investasi untuk masa depan.

Kondisi ini mendorong lahirnya Sribuu, startup yang berfokus pada aplikasi keuangan pribadi berbasis Artificial Intelligence (AI).

“Uang itu sangat menentukan arah kehidupan kita. Untuk itu mengatur keuangan dari muda itu suatu hal yang penting untuk dilakukan. Kalau kita bisa mengatur uang dengan baik, uang bukanlah hanya menjadi sumber stres, tetapi uang juga akan membawa kita ke gerbang untuk mencapai mimpi,” ungkap Fransisca Susan CTO dan co-Founder Sribuu dalam webinar yang digelar AWS Indonesia belum lama ini.

Perempuan yang akrab disapa Sisca ini mengatakan, melalui aplikasi Sribuu, pengguna akan mendapatkan rekomendasi tentang bagaimana sebaiknya mengatur pengeluarannya setiap bulan. Sribuu menganalisis transaksi yang dilakukan pengguna di platform ecommerce, dompet digital, dan perbankan menggunakan teknologi machine learning AWS untuk menentukan strategi berhemat yang optimal bagi masing-masing pengguna.

“Target pasar Sribuu adalah aplikasi perencanaan keuangan untuk milenial dan generasi Z Indonesia. Dengan teknologi AI, kami membantu Sobat Sribuu untuk menganggarkan, mencatat, dan menganalisa keuangan mereka tanpa biaya. Sehingga mereka dapat membuat keputusan finansial yang cerdas untuk masa depan,” ucapnya.

Selama lebih dari satu tahun berdiri, Sribuu telah membantu lebih dari 85.000 pengguna untuk mengatur keuangannya dan dapat menabung 20% lebih banyak dari sebelumnya.

 

Dari Kompetisi

Sribuu dibangun oleh Sisca bersama dua rekannya yaitu Nadia Amalia (CEO) dan Fadhila (COO). Startup ini bermula dari fintech pitching competition di Massachusetts Institute of Technology di Amerika Serikat.

Nadia adalah lulusan Master of Finance dari MIT. Sebelumnya, ia pernah bekerja di Deutsche Bank. Sisca saat ini sedang mengejar PhD di MIT berfokus pada teknologi AI.

Menurut Sisca, Sribuu memiliki misi untuk membangun masyarakat terutama gen milenial dan gen Z dalam meraih kesejahteraan finansial dalam satu langkah pintar, yaitu memahami kondisi keuangan mereka.

“Literasi keuangan yang masih rendah di kalangan masyarakat, disertai dengan meningkatnya kesadaran dan kebutuhan untuk pengelolaan uang yang lebih baik di masa pandemi mendorong kami mengembangkan Sribuu,” katanya.

Secara khusus Sribuu membantu pengguna untuk mencatat, mengatur, dan menganalisis pengeluaran mereka secara otomatis dari rekening bank dan dompet elektronik yang dimiliki. Selain itu, layanan tersebut mengembangkan rekomendasi yang dipersonalisasi dengan teknologi AI untuk setiap penggunannya.

Sisca menegaskan, Sribuu terkenal dengan fitur Automatic Financial Planning. Lewat fitur ini Sribuu dapat mengintegrasikan seluruh produk finansial yang dimiliki nasabah. Mulai dari bank dan e-wallet untuk memberikan gambaran menyeluruh atas kondisi keuangannya.

Selain itu, ada fitur Fitur Financial Habit Analytics, yang menganalisa kebiasaan pengeluaran nasabah dan memberikan rekomendasi mengatur keuangan yang terpersonalisasi, juga salah satu fitur yang menjadi ‘penyelamat’ anak muda Indonesia dari kebiasaan boncos.

“Sepuluh tahun lalu saja, tidak mungkin perusahaan startup seukuran kami dapat mengakses teknologi termutakhir seperti cloud dan machine learning karena terkendala biaya. Namun, berkat AWS yang terus membuat teknologi semakin terjangkau, kami dapat mengalokasikan anggaran untuk merekrut talenta-talenta yang berbakat untuk menunjang perusahaan dalam jangka panjang,” ucap Sisca.

Menurut dia, rata-rata pengguna Sribuu dapat menabung 30% lebih banyak dari sebelumnya. Kini, pengguna Sribuu dapat melacak pengeluaran otomatis dari Tokopedia dan Shopee. Selain menghemat waktu, pengguna Sribuu juga mendapatkan banyak manfaat selama menggunakan fitur baru ini.

 

Sribuu team
Sisca berharap melalui Sribuu dapat membantu masyarakat dalam mengelola keuangan mereka lebih efektif dengan analisa data yang terpersonalisasi dalam satu genggaman (Foto: Istimewa/youngster.id)

 

Pengalaman Pengguna

Salah satu pengguna Sribuu, Narendra Wicaksana merasa bahwa fitur ini sangat membantu ia mengendalikan keuangannya.

“Fitur tracking transaksi otomatis ke Shopee dan Tokopedia bantu aku banget sih untuk catat belanjaan ketika 12.12 kemarin. Kerasa banget aku jadi lebih terkendali pengeluarannya dan bisa lebih banyak nabung,” katanya.

Fitur Financial Habit Analytics, yang menganalisa kebiasaan pengeluaran nasabah dan memberikan rekomendasi mengatur keuangan yang terpersonalisasi, juga salah satu fitur yang menjadi ‘penyelamat’ anak muda Indonesia dari kebiasaan boncos.

“Sebagai seorang remaja yang sedang menikmati masa mudanya, sudah menjadi kebiasaan bagi saya untuk membelanjakan penghasilan saya untuk hal-hal sepele yang membawa kebahagiaan sementara, aplikasi ini membuat saya menyadari betapa baiknya untuk benar-benar memikirkan keuangan saya,” ucap Naomi Siahaan selaku salah satu pengguna Sribuu.

Sribuu didanai oleh BEENEXT dan beberapa founders AyoConnect, Fabelio, Kopi Kenangan, dan Kudo sebagai angel investor.

Selama lebih dari satu tahun berdiri, Sribuu telah membantu lebih dari 85.000 pengguna untuk mengatur keuangannya dan dapat menabung lebih banyak dari sebelumnya.

Untuk itu Sisca berjanji Sribuu akan terus berinovasi untuk membantu anak muda Indonesia dalam mencapai kebebasan finansial. “Sribuu berharap dapat membantu masyarakat dalam mengelola keuangan mereka lebih efektif dengan analisa data yang terpersonalisasi dalam satu genggaman,” pungkasnya.

 

==================

Fransisca Susan

===================

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version