youngster.id - Pada masa pandemi ini banyak kegemaran atau keinginan baru yang muncul. Salah satunya adalah memiliki binatang peliharaan. Kegiatan ini ternyata menumbuhkan juga bisnis untuk memenuhi kebutuhan yang berhubungan dengan satwa peliharaan seperti klinik, penjualan makanan hingga tempat penitipan hewan.
Studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal Letter One menyebut bahwa memiliki hewan peliharaan di masa pandemi Covid-19 dapat membantu melawan rasa bosan dan kesepian. Tak hanya itu, studi terbaru bahkan menunjukkan, memelihara hewan peliharaan dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental.
Tentu punya hewan peliharaan ada konsekuensinya. Terutama dalam hal perawatan. Hal ini menumbuhkan bisnis dari sektor hewan peliharaan yang kerap disebut pet economy. Di Indonesia sendiri, 67% rumah tangga memiliki hewan peliharaan, dengan proporsi terbesar pada kucing (37%), burung (19%), ikan (16%), serta anjing (15%). Namun, ada beberapa masalah yang sering dihadapi para pecinta hewan di Indonesia.
Pertama, produk makanan, perawatan, dan aksesoris di toko-toko hewan masih sangat terbatas. Untuk pemilik hewan yang tinggal di daerah terpencil, mereka lebih susah mengakses produk-produk berkualitas untuk hewan kesayangannya. Kedua, jasa layanan perawatan hewan, seperti layanan salon atau penitipan, masih sangat konvensional dan kurang tersentralisasi. Ketiga, pemilik hewan di Indonesia juga belum terbiasa memantau pertumbuhan dan rekam kesehatan hewan peliharaan, karena belum ada platform yang mudah digunakan.
Melihat kondisi itu, M. Zulfitra Rahmat dan kawan-kawan menginisiasi lahirnya Satwagia, sebuah platform yang menghadirkan jasa layanan klinik hewan terintegrasi.
Menurut pria yang akrab disapa Zul ini, saat ini ada banyak dokter hewan namun hanya tersebar di kota-kota besar di Indonesia. Sementara di sisi lain, banyak pemilik hewan yang tersebar di kota- kota kecil dan mereka kesulitan jika hewan peliharaannya sakit. Ini yang coba dijembatani oleh Satwagia.
“Satwagia berawal dari keinginan kami untuk membantu pemilik hewan yang kesulitan mengobati hewannya. Dari situ munculah ide untuk menghubungkan pemilik hewan dan dokter hewan dalam sebuah aplikasi,” kata Zul kepada youngster.id baru-baru ini.
Co-founder yang bertindak sebagai Chief Operation Officer Satwagia ini menjelaskan, Satwagia merupakan jaringan klinik hewan terintegrasi yang dapat memenuhi semua kebutuhan dari pemilik hewan kesayangan. Mulai dari jasa layanan dokter hewan, vaksinasi, grooming, sterilisasi, penitipan hewan, laboratorium, operasi, antar jemput hingga konsultasi online.
Riset dan Kemitraan
Aplikasi ini dikembangkan PT Teknologi Digital Veteriner pada tahun 2020. Menurut Zul, dengan memanfaatkan teknologi Sarwagia menyediakan solusi yang terintegrasi dalam satu platform.
“Saat ini, dengan adanya akses internet yang mudah dan hampir semua orang memiliki handphone, tentu akan mudah membuat komunikasi antara pemilik hewan dan dokter hewan dalam sebuah aplikasi,” ucapnya.
Zul tak ingin main-main dengan usaha ini. Dia mengaku membutuhkan waktu hampir satu tahun untuk riset sebelum startup ini diluncurkan ke khalayak luas.
“Cukup lama kami melakukan riset berupa survey sebelum usaha ini diluncurkan ke masyarakat. Sebab, sebagian besar dari founder Satwagia adalah dokter hewan, yang tidak paham teknologi. Kami mengerti proses bisnis tetapi menuangkannya dalam sebuah platform butuh proses. Trial and error sudah ribuan kali kami lakukan untuk bisa mewujudkan aplikasi yang mudah digunakan baik oleh pemilik hewan maupun dokter hewan,” ungkap Zul.
Sebagai langkah awal, Satwagia membangun kemitraan dengan para dokter hewan. Menurut Zul, Satwagia membutuhkan bantuan dari dokter hewan ahli yang mayoritas merupakan kalangan akademisi.
“Di awal kami kesulitan mencari merchant dokter hewan, karena aplikasi masih baru. Jadi Satwagia membangun kolaborasi dengan dokter hewan yang ada di Fakultas Kedokteran Hewan IPB University (FKH IPB) untuk mengembangkan fitur pada aplikasi Satwagia yang dapat menjembatani antara dokter hewan klinik dan dokter hewan expert yang dapat berkonsultasi secara online melalui fitur realtime chat dan video call. Sampai saat ini sudah ada sekitar 50 dokter hewan yang sudah bergabung dengan kami,” jelasnya.
Dengan kerja sama itu, Satwagia menghadirkan konsultasi dokter hewan dengan cara chat dan video call. Untuk layanan konsultasi online ini bisa terhubung dengan pengguna dari seluruh Indonesia.
“Aplikasinya juga mudah digunakan. Tinggal daftarkan diri dan hewan kemudian sudah bisa langsung berkonsultasi dengan dokter hewan. Di dalam aplikasi Satwagia, para pemilik hewan bisa terhubung langsung dengan dokter hewan untuk sekedar berkonsultasi dan mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh hewan kesayangannya. Konsultasi online ini yang menjadi unggulan dan pembeda kami dari usaha sejenis,” ujarnya.
Bahkan jika memang harus mendapatkan perawatan maka pemilik hewan bisa mendatangi klinik hewan yang menjadi mitra Satwagia. “Jika tidak ada klinik hewan terdekat, maka Satwagia akan mengirimkan obat-obatan dan suplemen sesuai dengan penyakit atau keluhan para pengguna,” ucap Zul.
Untuk menggaet pengguna, Zul mengaku melakukan pendekatan sosial, termasuk merangkul sejumlah komunitas pecinta hewan. “Cara pendekatan sosial yang kami lakukan di sini, kami bekerjasama dengan komunitas pecinta kucing, anjing dan masih banyak lagi. Selain itu kami juga beriklan di semua platform media social yang ada,” ungkapnya.
Tumbuh Selama Pandemi
Alhasil, dalam waktu singkat Satwagia bisa memperoleh omzet setiap bulannya hingga mencapai Rp 500 juta, dengan jumlah transaksi yang tercatat mencapai lebih dari 24.000 transaksi.
Zul bersyukur ketika banyak sektor industri terasa lesu di masa pandemi Covid-19, Satwagia tidak merasakan hal itu. “Alhamdulillah, bisnis kami terus tumbuh selama pandemi ini. Adanya Work From Home (WFH) membuat pemilik hewan punya banyak waktu bersama hewannya sehingga mereka bisa juga berkunjungan atau berkonsultasi dengan dokter hewan,” kata Zul.
Untuk memonetisasi usaha yang dikembangkannya itu, Zul mengungkapkan Satwagia menggunakan metode Petpay dan dompet digital. Dengan demikian, mereka bisa menawarkan promosi, setiap customer yang bertransaksi menggunakan dompet digital petpay juga akan mendapatkan cashback dalam bentuk poin yang digunakan untuk membayar transaksi. Hal ini menjadi keunggulan dari Satwagia.
Kini, aplikasi ini sudah dapat melayani sejumlah kota seperti Jakarta, Bogor, Serang (Banten), Metro (Lampung), Bandung, Surabaya dan Banjar Baru (Kalimantan Selatan). Menurut Zul, dalam waktu dekat mereka akan meluncurkan layan baru berupa fitur Housecall. Ini merupakan layanan kunjungan dokter hewan, grooming dan desinfeksi.
“Fitur ini kami buat untuk para pemilik hewan yang tidak bisa datang ke klinik. Jadi pelayanannya dilakukan di rumah,” ujarnya.
Zul berharap ke depan usaha rintisan ini bisa terus berkembang dan berkelanjutan terutama dalam hal memenuhi kebutuhan para pecinta hewan di Tanah Air.
“Hingga tahun 2025 kami memiliki target bisa menghadirkan 500 klinik dan melayani 2 juta user. Di sisi lain, kami juga berharap sesuai dengan namanya Satwagia yang merupakan singatan dari satwa bahagia, maka pemilik hewan dan hewan peliharaannya juga akan bahagia bersama semua yang terlibat dalam ekosistem ini,” pungkasnya.
=====================
drh M. Zulfitra Rahmat
- Tempat Tanggal Lahir : Piladang, Sumatera Barat, 26 September 1992
- Pendidikan Terakhir : Kedokteran Hewan IPB University
- Usaha yang dikembangkan : Membuat platform yang menghadirkan jasa layanan klinik hewan terintegrasi
- Nama Aplikasi : Satwagia
- Mulai Usaha : 2020
- Jabatan : Chief Operation Officer & Co-founder
- Modal awal : sekitar Rp 100 juta
- Jumlah pengguna : sekitar 22 ribu user (per Oktober)
=====================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia
Discussion about this post