Rado Yanu Ardian : Menangkap Potensi Bisnis Menjanjikan di “Industri” Podcast

Rado Yanu Ardian, Co-founder & CEO NOICE (Foto: Istimewa/youngster.id)

youngster.id - Konsumsi media digital di Indonesia mengalami pertumbuhan yang kian pesat, terlebih di saat pandemi. Pertumbuhan ini terjadi lewat berbagai platform digital seperti media sosial, online video, games, news, dan terakhir audio streaming content (podcast). Ini menjadi peluang bisnis baru yang menjanjikan.

Geliat podcast di Indonesia ternyata enggak bisa dipandang sebelah mata. Indonesia adalah salah satu negara dengan pendengar podcast terbanyak di Asia Tenggara. Akses terhadap audio streaming meningkat 108% dan lebih dari 20% pengguna di Indonesia mendengarkan podcast setiap bulannya. Jumlah tersebut lebih tinggi dari persentase rata-rata global.

Tak heran jika akses terhadap audio streaming non musik seperti podcast menjadi industri baru yang potensial. Namun platform penyedia konten audio non-musik yang berkualitas di Indonesia masih terbatas. Salah satunya adalah NOICE. Platform dari perusahaan rintisan teknologi Indonesia ini memiliki visi menjadi wadah dan pemacu ekosistem kreator konten lokal di Indonesia.

“NOICE menghadirkan ragam konten audio lokal berkualitas dengan fitur multi-vertikal terlengkap. NOICE ingin menciptakan ekosistem konten audio di Indonesia lewat konten yang menghibur dan menginspirasi serta memfasilitasi kreator di Tanah Air untuk berkreasi dengan maksimal serta terkoneksi dengan fans dan komunitas,” kata Rado Yanu Ardian, Co-founder & CEO NOICE kepada youngster baru-baru ini.

Platform ini menghadirkan fitur streaming podcast, radio, musik, live audio dan audiobook. Diklaim Rado, saat ini NOICE memiliki jaringan podcast terbesar di Indonesia dengan lebih dari 100 konten original dan eksklusif dalam berbagai genre. “Dengan berbagai konten yang menarik dan berkualitas, kami berupaya untuk menghadirkan momen screenless yang menyenangkan bagi semua pendengar,” ujar Rado.

Seiring dengan pertumbuhan konsumsi konten dalam medium digital di Indonesia yang kian meningkat, NOICE sebagai platform konten audio streaming di Indonesia, terus memantapkan diri sebagai rumah konten audio terlengkap di Indonesia.

Berkolaborasi dengan para konten kreator Tanah Air, NOICE memanjakan pengguna dengan beragam konten audio original dan eksklusif di berbagai genre termasuk musik, hiburan, komedi, hobi, parenting, hingga religi.

Lebih dari itu, NOICE menghadirkan berbagai vertikal di platformnya seperti podcast, radio, audiobook dan yang terbaru adalah fitur live audio, NOICE Live. Pertumbuhan basis pengguna NOICE meningkat signifikan dimana saat ini telah mencapai hampir 1 juta pengguna di seluruh Indonesia dengan rata-rata waktu mendengarkan konten audio di aplikasi lebih dari 60 menit setiap harinya.

 

Dari Radio

Platform ini dikembangkan pada tahun 2018. Menurut Rado, kehadiran NOICE untuk menangkap tren pertumbuhan konten audio non-musik dan audio streaming di Indonesia. “Kami berharap ini dapat menjadi platform audio streaming dengan konten lokal terlengkap,” ujarnya.

Pria yang 10 tahun membidangi teknologi dan konten di Google ini mengungkapkan, NOICE berawal dari ekosistem Mahaka Radio Integra (MARI). Kala itu, fondasi perusahaan mulai dibangun dengan menciptakan strategi akuisisi konten, merekrut tim serta kreator-kreator kunci di NOICE seperti Randhika Jamil dan Awwe untuk podcast Berizik.

“MARI juga memberikan dukungan yang kuat hingga saat ini dari sisi produksi konten audio berkualitas, mengembangkan jangkauan market kami melalui basis pendengar 7 radio besar Mahaka, dan melakukan cross-promotion,” ujarnya.

Menurut Rado, akses terhadap konsumsi konten audio non musik terus tumbuh pesat, hal ini mendorong konten audio seperti podcast, radio, audiobook hingga live audio adalah tren hiburan yang semakin lama kian diminati. Di tengah tren tersebut, platform penyedia konten audio non-musik yang berkualitas di Indonesia masih sangat terbatas.

“Di sinilah NOICE sebagai platform audio lokal hadir untuk memacu perkembangan ekosistem konten audio streaming di Indonesia. NOICE terus berkomitmen untuk menjadi wadah bagi kreator lokal dan hyperlocal yang inklusif mewakili keberagaman kultur Indonesia dan mendukung tumbuhnya industri kreatif nasional. Saya melihat peluang pertumbuhan yang besar di industri ini yang umumnya didorong dari ketertarikan kuat para pendengar yang kian menyukai konten audio berkualitas,” kata Rado.

Rado juga mengungkapkan, saat ini pengguna NOICE didominasi oleh Gen Z dan milenial dengan rentang usia 18-34 tahun dari berbagai latar belakang. Termasuk pelajar, mahasiswa, fresh graduates, karyawan, pekerja dan ibu rumah tangga.

“Yang jelas, dengan mendengarkan konten audio memberikan kemudahan bagi mereka yang sedang multitasking dan produktif berkegiatan tanpa melihat layar (screenless moment) seperti belajar,berkendara, menyetir, atau berolahraga namun tetap ingin menikmati konten hiburan berkualitas,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Rado yakin potensi yang besar dari NOICE untuk  berkembang menjadi platform konten audio terkemuka di Indonesia. “Mimpi saya adalah NOICE dapat menjadi daily companion app yang bisa menemani keseharian pendengarnya dengan beragam konten audio berkualitas yang tersedia dari mulai podcast, radio, audiobook hingga live audio atau NOICE Live,” ucapnya lagi.

NOICE saat ini memiliki jaringan podcast terbesar di Indonesia dengan lebih dari 100 konten original dan eksklusif. “Konten-konten yang diangkat di NOICE sangat relevan dengan kalangan milenial seperti genre hobi, komedi, horor, sex dan relationship dan banyak lainnya. Konten-konten tersebut pun hadir dalam berbagai format seperti podcast, radio, audiobook dan live audio, sehingga pendengar bisa memiliki banyak pilihan untuk mendengarkan konten sesuai format yang mereka sukai. Dengan konten yang beragam, NOICE hingga saat ini mencatat total waktu pengguna mendengarkan konten di aplikasi NOICE telah mencapai lebih dari 1 miliar menit,” ungkapnya.

NOICE juga berinovasi untuk memberikan dukungan lebih bagi kreator yang membuat konten original dan eksklusif di NOICE melalui fasilitas studio rekaman yang saat ini sudah tersedia di Jakarta beserta tim produksinya.

“Hal ini juga sejalan dengan fokus kami dari sisi teknologi untuk mengembangkan platform aplikasi NOICE secara optimal. Yang jelas, kami selalu berupaya dalam menciptakan ekosistem kreator konten audio di Indonesia. Kami juga ingin memasilitasi brand-brand untuk membangun dan menemukan komunitasnya di dalam aplikasi NOICE. Selain itu, kami akan merekrut orang-orang terbaik di bidangnya dan memperluas jangkauan kami di luar Indonesia. Saat ini beberapa tim produk dan engineer kami berlokasi di India dan Indonesia. Sedangkan tim yang sifatnya bisnis masih akan berlokasi di Indonesia seperti tim konten dan produksi, marketing, partnerships dan sales serta PR,” paparnya.

 

Cofounder NOICE
Rado berharap NOICE bisa menjadi destinasi untuk para pendengar di saat mereka sedang jenuh, multi-tasking, atau tidak dapat melihat layar (screenless moments) tapi tetap membutuhkan konten hiburan dan edukasi dalam bentuk audio (Foto: Istimewa/youngster.id)

 

Interaksi Dua Arah

Rado mengungkapkan, tantangan terbesar dalam membesarkan NOICE adalah ketika memperkenalkan dan mengedukasi pasar.

“Masyarakat Indonesia itu sangat visual sehingga kami harus mampu memperkenalkan NOICE sebagai ‘teman’ yang bisa melengkapi konsumsi konten mereka. Untuk itu kami mengembangkan katalog konten NOICE tidak hanya dari sisi podcast, tetapi juga bentuk konten audio lain seperti audiobook, live, dan lain sebagainya,” jelas Rado.

Keunggulan lain, platform NOICE tidak hanya untuk memberikan ruang bagi para konten kreator dalam berkarya tetapi juga untuk dapat berinteraksi dua arah dengan pendengarnya.

“NOICE Live merupakan sebuah inovasi yang kami hadirkan untuk menjawab kebutuhan tersebut. Sebelumya, pengguna telah mampu berinteraksi dengan para konten kreator melalui fitur komentar, follow, direct message, share dan banyak lainnya,” kata Rado.

Saat ini interaktivitas tersebut akan semakin diperkuat dengan menghadirkan pengalaman social networking serta interaksi real-time antar komunitas. “Karena model interaktivitas ini kami harapkan dapat menarik lebih banyak basis pendengar NOICE untuk ke depannya. Konten yang paling populer adalah podcast komedi,” ujarnya.

Salah satu NOICE Original Podcast pertama, Berizik, saat ini sudah mencapai lebih dari 200 episode. Rado menegaskan, dengan format interaktif semakin memperkaya ragam konten yang dapat dinikmati oleh pendengar. Untuk itu NOICE terus mengembangkan fitur interaksi agar kreator dan pendengarnya bisa saling berinteraksi dan membangun komunitas kuat di platform itu.

“Lewat format ini, kami berharap kreator juga dapat terpacu untuk meningkatkan kreativitasnya dalam mengkaryakan sebuah konten yang menarik bagi pendengar dan komunitasnya. Dengan ragam konten dalam berbagai format ini, pengguna dapat memilih mendengarkan konten audio dalam format yang mereka senangi dalam satu genggaman,” ucapnya.

Disebutkan Rado, untuk memonetisasi usaha rintisan ini, NOICE tengah melakukan langkah yang telah disiapkan melalui sebuah pipeline. Salah satunya melalui pengembangan produk.

“Monetisasi tentunya ada di pipeline kami untuk pengembangan produk, namun kami baru akan mulai monetisasi saat basis pengguna kami sudah cukup besar dan loyal, dan pengguna aktif bulanan (MAU) serta waktu pengguna mendengarkan konten juga meningkat. Kami memang belum memiliki revenue streams, namun kami akan mulai coba melakukan beberapa model monetisasi di tahun depan,” kata Rado.

Rado semakin yakin apalagi di masa pandemi Covid-19, tren konsumsi media di Indonesia meningkat termasuk pada industri konten audio streaming. “Kami melihat adanya potensi pertumbuhan pasar yang cukup baik dari beberapa quarter ke belakang. Di tahun ini (karena pandemi) kami melihat rata-rata waktu mendengarkan konten harian meningkat dua kali lipat dibanding tahun lalu, yakni 60 menit per pengguna per hari,” ungkap Rado.

Selain itu, konten hyperlocal yang dimiliki NOICE adalah produk yang dibesarkan di Indonesia. “Target kami adalah bisa menjangkau daerah-daerah lokal serta membuka peluang talent atau kreator dari berbagai daerah untuk membuat konten dengan bahasa dan dialek lokal agar bisa menjangkau audiens yang relevan. Kami ingin NOICE bisa menjadi destinasi untuk para pendengar di saat mereka sedang jenuh, multi-tasking, atau tidak dapat melihat layar (screenless moments) tapi tetap membutuhkan konten hiburan dan edukasi dalam bentuk audio,” ucap Rado.

Lulusan cum laude IE Business School ini menegaskan, NOICE juga membuka platform untuk kreator konten lain di luar kreator original NOICE. Sehingga pengguna bisa streaming konten mereka melalui fitur RSS dan juga mengakuisisi kreator-kreator besar untuk memberikan variasi konten yang lebih beragam.

Diakui Rado, saat ini pihaknya belum melihat pemain di industri konten audio lainnya sebagai kompetitor. Justru, menurut dia, jika semakin banyak pemain yang ikut bertumbuh di industri konten audio dan podcast, malah industri serta ekosistem konten audio di Indonesia juga akan semakin berkembang.

“Di tengah dinamika industri yang ada, kami akan fokus untuk mengembangkan fitur konten audio dengan multi-vertikal terlengkap yang kami miliki, memperluas konten hyperlocal, dan meningkatkan fitur interaksi atau engagement yang ada di platform NOICE. Untuk itulah kami ingin menciptakan ekosistem kreator konten audio di Indonesia di mana kami ingin kreator bisa mendapatkan kesuksesan serta dapat tampil dan terkoneksi dengan para pendengarnya lewat fitur-fitur yang ada di NOICE,” pungkasnya.

 

======================

Rado Yanu Ardian

======================

 

FAHRUL ANWAR

Editor : Stevy Widia

Exit mobile version