youngster.id - Kemajuan teknologi telah membawa perubahan yang sangat besar dalam bidang pendidikan.
Salah satunya adalah dengan memanfaatkan teknologi lewat pembelajaran elektronik atau E-Learning.
Sistem e-learning merupakan pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi. Lewat sistem e-learning menerapkan keterampilan abad 21, yakni menguasai kreativitas dan inovasi, komunikasi dan kolaborasi. Juga, kemampuan meneliti dan melek informasi, berpikir kritis, pemecah masalah dan membuat keputusan. Selain itu, kewarganegaraan digital dan konsep dan pengoperasian teknologi.
Di sisi lain sistem e-learning ini juga telah melahirkan bisnis digital di bidang teknologi pendidikan. Salah satunya adalah Kelase, platform e-learning dengan konsep jejaring sosial di lingkungan belajar online.
Lewat Kelase, murid, guru dan orang tua dapat mengakses konten pendidikan di berbagai perangkat mobile dengan fitur interaksi seperti jejaring sosial. Sehingga dengan aplikasi ini maka proses pembelajaran dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.
“Misi kami adalah meningkatkan kualitas pendidikan lewat teknologi,” ucap Winastwan Gora yang merupakan co-founder dan Chief Operating Officer Kelase kepada Youngsters.id.
Platform e-learning ini diluncurkan Maret 2013 di bawah bendera PT Edukasi Satu Nol Satu (101) yang diinisiasi oleh Gora bersama Brimy Laksmana. Layanan Kelase memungkinkan para pendidik membuat kelas online bagi para peserta didiknya. Dengan begitu, jika sang pendidik tidak bisa hadir secara fisik di kelas, ia bisa mengajar dari mana saja selama ia memiliki koneksi internet. Selain itu, para pendidik juga bisa mencantumkan semua kegiatan akademik pada fitur kalender, sehingga para peserta didik bisa memantaunya secara online.
Bagi para peserta didik, Kelase bisa dimanfaatkan untuk menyimpan serta mengakses semua konten pendidikan baik itu e-book, video pendidikan, dan lainnya. Bahkan, pengguna terhubung dengan pengguna lain, baik yang sesama lembaga maupun lintas lembaga. Bukan hanya itu, baik pendidik maupun peserta didik bisa bergabung dengan komunitas pendidikan yang sudah terdaftar hingga mengikuti kelas-kelas edukatif lainnya, yang bisa jadi tidak terkait dengan subyek yang biasa dipelajari sehari-hari.
Menurut Gora, saat ini Kelase telah tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, dengan sekitar 22.500 pengguna. Selain itu, juga melibatkan 1.500 lembaga pendidikan baik yang formal dari SD sampai perguruan tinggi, maupun non-formal seperti lembaga kursus, bimbingan belajar dan penyelenggara home schooling. Tak hanya itu, Kelase juga memiliki 800 konten edukasi yang dapat diakses lewat berbagai perangkat eletronik seperti PC maupun perangkat mobile seperti smartphone dan tablet.
Belum Tren
Gora bersama Brimmy membangun Kelase, karena latar belakang yang sama. Mereka memiliki passion di bidang pendidikan, dan juga wirausaha. Keduanya dipertemukan saat bekerja di Intel Indonesia. Di situlah dibangun ide untuk membuat platform e-learning yang mudah untuk dimanfaatkan dan digunakan, bisa diakses di berbagai perangkat mobile, serta memiliki fitur interaksi sebagaimana halnya jejaring sosial. “Saat itu belum tren startup,” kata Magister Teknologi Informasi Universitas Gajah Mada itu.
Pada tahun 2013 mereka berdua akhirnya memutuskan untuk mulai mengembangkan platform impian dengan nama Kelase. Nama ini dipilih karena mereka ingin membuat ruang kelas belajar elektronik yang mengedepankan aspek sosial dan kolaborasi, pengalaman belajar yang kaya. Dengan menggunakan layanan Kelase, maka proses pembelajaran dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.
Di awal membangun startup edu ini, Gora dan Brimmy modal patungan dari dana pribadi. Tak hanya itu, mereka berdua memutuskan keluar dari pekerjaan dan fokus di bisnis ini. “Padahal saat itu belum tren startup,” ujar Gora sambil tertawa.
Ternyata bisnis ini tidak mudah. Dalam kurun waktu setahun, kata Gora mereka belum mendapat pendapatan. Monetisasi baru mulai terwujud di tahun 2015. Di saat itu mereka mulai mendapatkan suntikan dana dari investor. Selain itu, perusahaannya juga mengembangkan lini usaha sebagai pelaksana sejumlah proyek CSR perusahaan di bidang pendidikan, seperti pelatihan untuk guru-guru yang digelar oleh Microsoft dan Trakindo.
Dari sini, kata Gora, mereka mulai bisa balik modal dan sudah tidak merugi lagi. Bahkan, sekarang telah mengembangkan produk baru yaitu Kelase Micro (mobile classroom club). Produk ini menawarkan server lokal lokal. Dengan begitu, pengguna, terutama sekolah-sekolah dapat sinkronisasi dengan internet sehingga bisa memperoleh akses untuk buku elektronik dan perpustakaan digital.
Saat ini, Kelase telah memiliki 17 orang tim yang tersebar di berbagai tempat. “Bisnis ini butuh tim yang solid. Dan Alhamdulillah kami sudah berkali-kali diuji dan bisa melewati itu,” ungkap pria kelahiran Semarang, 17 Juni 1981 itu.

Di luar Harapan
Gora mengaku bahwa perkembangan bisnis Kelase di luar harapan. Apalagi dia menyadari bahwa platform yang mereka tawarkan itu butuh proses pembelajaran dan kerjasama dari berbagai pihak. Pasalnya, Kelase tidak dapat diakses individual tetapi harus institusi.
“Ini wahana gotong royong. Konsepnya adalah bagaimana teknologi dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Jadi Guru bisa membantu guru yang lain, siswa juga bisa membantu siswa yang lain,” jelas Gora.
Dengan format itu, Kelase menjadi salah satu startup yang terpilih bermitra dengan Internet.org. Ini adalah yayasan nirlaba yang digulirkan Facebook untuk menyediakan akses internet gratis bagi masyarakat miskin di sejumlah negara seperti Indonesia, India, Kenya dan beberapa negara Afrika. Dengan kerjasama ini layanan pendidikan digital ini bisa diakses dari daerah yang memimiliki akses Internet minim.
Menurut Gora, kerja sama ini didasari pada prinsip bahwa setiap orang berhak merasakan manfaat dari Internet. “Dengan kerjasama ini akan memperkecil perbedaan kualitas pendidikan antara masyarakat di kota besar dengan kota kecil,” ujar Gora.
Selain dengan Facebook, Kelase juga bermitra dengan Intel dan Microsoft. Bahkan, belum lama ini Kelase mendapat dana Affordable Access Initiatives dari Microsoft. “Pemberian dana dari Microsoft akan sangat membantu mengembangkan program kami yaitu Kelase Blended Learning dimana kami hendak menyiapkan end-to-end solution untuk sekolah-sekolah di area terluar Indonesia dalam melakukan pembelajaran secara online. Kami ingin memperluas jangkauan platform kami agar dapat digunakan oleh seluruh sekolah dan organisasi pendidikan di Indonesia,” papar Gora.
Kini platform yang disediakan Kelase merupakan layanan online untuk belajar yang dapat diakses melalui pendaftaran pada laman Kelase. Sekolah-sekolah dapat mengunggah pelajaran-pelajaran yang mereka gunakan untuk diakses secara internal sehingga bahan pelajaran dapat tersimpan secara online dan dapat diunduh kembali untuk digunakan secara offline.
Kelase juga melakukan kurasi untuk perpustakaan online mereka yang sesuai dengan kurikulum pendidikan terbaru. Perpustakaan ini dapat diakses secara gratis oleh pengguna. Selain itu, Kelase juga menambahkan fitur Bahasa Inggris dalam platformnya karena tingginya tingkat permintaan dari sekolah dengan basis Bahasa Inggris atau dwibahasa. Hal ini mendorong Kelase untuk melakukan ekspansi dan memperkenalkan diri ke jejaring pendidikan di kawasan Asia Tenggara, di antaranya Malaysia dan Myanmar.
Platform dengan bandwidth rendah yang ditawarkan oleh Kelase telah membantu sekolah-sekolah di Indonesia menghadapi tantangan terhadap akses internet dan pembelajaran berbasis online di Indonesia.
“Perkembangan ini diluar ekspektasi kami. Untuk itu kami akan terus berlari sehingga pengembangan produk kami lebih cepat lagi. Supaya orang bisa mendapatkan akses pendidikan yang lebih baik lewat teknologi,” pungkas Gora.
===================================================
Winastwan Gora
• Tempat Tanggal Lahir : Semarang, 17 Juni 1981
• Pendidikan Terakhir : S2 Magister Teknologi Informasi Universitas Gajah Mada
• Nama Usaha : PT Edukasi 101
• Nama Produk : Kelase
• Modal Awal : +/- Rp 100 juta
• BEP : 1 tahun
• Omzet : –
=================================================
STEVY WIDIA
Discussion about this post