youngster.id - Bisnis minuman herbal menjadi salah satu peluang usaha yang menjanjikan, melihat dari meningkatnya peminat minuman herbal. Bahkan, ketika pandemi Covid-19 merebak, herbal dipercaya menjadi salah satu penjaga imunitas tubuh. Salah satunya adalah jahe.
Ya tanaman yang dikenal sebagai bumbu tradisional ini tengah naik daun dan diburu banyak kalangan. Pasalnya, berbagai kandungan jahe yang ada cukup lengkap, mulai dari vitamin, mineral, hingga nutrisi makro seperti protein dan karbohidrat.
Jahe (zingiber officinale) juga mengandung kandungan khas yang sangat baik untuk kesehatan, yaitu gingerol, zat oleoresin dan zingeron. Selain itu, jahe juga memiliki sifat antiinflamasi, antibakteri dan antivirus. Sehingga baik untuk menjaga kesehatan tubuh. Tak heran jika jahe diburu, terutama di masa wabah pandemi sekarang ini.
Budidaya tanaman jahe pun menjadi peluang bisnis yang menarik. Hal ini yang mendorong Ayu Nurika menggeluti bisnis budidaya jahe, khususnya jahe merah. Bahkan, Ayu telah meluncurkan produk jahe merah instan dengan merek Jams.
“Awal mula menggeluti usaha jahe merah instan ini berawal dari melonjaknya harga jahe merah di masa pandemi ini. Kami menangkap peluang itu dengan mulai menjual jahe merah utuh dari petani di Cianjur, sampai akhirnya kami berinovasi untuk membuat jahe merah instan,” ungkap Ayu, Co-founder & CEO Jams kepada youngster.id.
Menurut Ayu, plihan jatuh ke jahe merah, selain aromanya yang khas, juga khasiatnya lebih kuat dibanding jahe putih. Meski faktanya, tanaman jahe tidak dapat menyembuhkan COVID-19, tanaman ini memiliki manfaat sebagai immunomodulator untuk meningkatkan imunitas atau daya tahan tubuh manusia. Jahe mengandung banyak gizi, di antaranya: kalori, karbohidrat, serat, protein, sodium, besi, potasium, magnesium, fosfor, zeng, folat, vitamin C, vitamin B6, vitamin A, riboflavin dan niacin.
Tak hanya itu, jahe juga mengandung zat-zat aktif dalam minyak atsiri yaitu zingeberin, kamfer, lemonin, borneol, shogaol, gingerol, zingeron, dan zat-zat antioksidan alami lainnya. Zat-zat aktif inilah yang memiliki khasiat untuk meningkatkan imunitas tubuh manusia, serta dapat mencegah dan mengobati berbagai penyakit. Antara lain, gangguan sistem pencernaan, mual saat hamil, ejakulasi dini, mengurangi rasa sakit saat menstruasi, menurunkan kadar gula, dan menurunkan kadar kolestrol jahat.
Manfaat itu pula yang dirasakan oleh Ayu. “Karena saya sering mengonsumsi jahe merah, saya merasakan banyak manfaatnya. Salah satunya menjaga imunitas tubuh. Karena itu kami ingin berbagi khasiat ini ke masyarakat luas,” ujarnya.
Jahe dan Jams
Bisnis ini dilakukannya di sela-sela masa perkuliahan yang lebih banyak berlangsung secara virtual. “Banyaknya waktu kosong mendorong saya untuk membangun usaha sambil mengisi waktu,” kata mahasiswi semester 3 Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor.
Menurut Ayu, modal yang dikeluarkan untuk mengembangkan bisnis jahe merah instan ini sebesar Rp 7,5 juta, yang merupakan patungan bersama temannya Imam Novian Adiansyah. Modal awal itu sebagian besar untuk membeli bahan baku berupa jahe merah dari petani di kawasan Cianjur, Jawa Barat.
“Awalnya kami mencoba menjual produk jahe merah langsung ke masyarakat. Ternyata peminatnya kurang, sehingga akhirnya kami memutuskan untuk membuat produk jahe instan yang bisa langsung dikonsumsi. Dan, peminatnya lebih banyak,” cerita Ayu.
Untuk membuat produk jahe instan, Ayu mengaku menggunakan metode sederhana. Setelah jahe dikupas bersih, lalu jahe dijemur sampai cukup kering. Dalam kondisi kering jahe dihaluskan atau diblender hingga menjadi bubuk halus dan diberi campuran gula. “Setelah jadi, baru jahe tadi dikemas dalam beragam ukuran,” ucap Ayu.
Ayu melabeli produk jahe instannya itu dengan nama JAMS, yang berasal dari inisial nama mereka berdua yaitu Jahe Ayu Imam. “Produk kami dibuat dengan 100% jahe merah asli dan gula murni. Tidak ada campuran bahan kimia atau pemanis buatan,” jelas Ayu berpromosi.
Menurut Ayu, meski usaha ini dijalaninya sambil kuliah, namun tetap dilakukan dengan serius dan pertimbangan matang. Mulai dari riset pasar melalui lingkungan sekitar hingga menggunakan media sosial sebagai alat pemasaran. Dia juga mendatangi sejumlah kafe dan restoran di kawasan Bogor untuk memperkenalkan produk Jams.
Diakui Ayu, kendala terbesar dalam mengembangkan bisnis ini adalah adanya pemberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di kawasan Bogor. “Kami belum dapat pasar yang luas karena adanya pemberlakukan PSBB di kawasan Bogor, sehingga banyak kafé dan restoran yang belum buka. Meski demikian, saya bersyukur produk Jams mendapat respon baik dan sudah mendapat pelanggan,” ungkapnya.
Kendala lain adalah dalam hal proses produksi. Karena baru dikerjakan berdua bersama Imam maka kapasitas produksi dari Jams masih terbatas. “Butuh keuletan dalam membangun bisnis ini. Kami tidak boleh bermalas-malasan untuk memproduksi dan memasarkan Jams,” ujarnya.
Untuk memasarkan produk jahenya ke masyarakat luas, Ayu memaksimalkan media sosial seperti Facebook dan Instagram serta e-commerce seperti Shopee dan Tokopedia. Ayu mengklaim yang membedakan produk Jams dengan produk sejenis adalah dari proses pembuatan yang tak menggunakan bahan pengawet dan pemanis buatan. “Kami menjaga agar produk Jams tetap memiliki khasiat alami tanpa memberikan penambahan pengawet ataupun pemanis buatan,” tegasnya.
Saat ini, produk Jams dipasarkan dalam dua kemasan, yang pertama ukuran 100 gram yang dibanderol dengan harga Rp. 12.000. Kedua, kemasan 1 kg yang dijual dengan harga Rp 100.000. Diklaim Ayu, harga jual untuk produk jahe merah instan Jams tersebut sesuai dengan kondisi pasar saat ini. “Kami memberikan harga yang terjangkau agar dapat diterima semua kalangan,” ucapnya.
Optimis dan Inovasi
Anak pertama dari tiga bersaudara ini optimis bisnisnya akan berkembang. Apalagi dalam 10 hari dia telah memproduksi 42 kilogram jahe dan sudah meraup omzet Rp 1,5 juta. Bahkan dia berencana akan menambah sumber daya manusia untuk bisa meningkatkan produksi.
Ayu berencana akan mengajak para ibu yang berada di lingkungan tempat tinggalnya sebagai tenaga produksi. “Kami ingin memberdayakan para ibu di lingkungan sekitar agar mereka juga mendapat tambahan penghasilan,” kata Ayu.
Di sisi lain, Ayu mengaku tidak fokus pada kompetitor, tetapi pada inovasi. “Saya rasa wajar dalam sebuah usaha ketika menemui persaingan usaha. Mengingat usaha yang saya geluti ini memang sudah ada sebelumnya. Jadi untuk menghadapi persaingan kami memberikan harga yang lebih terjangkau dan terus berinovasi menghasilkan varian produk baru untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” ujar Ayu.
Ayu berharap usaha yang tengah dirintasnya ini dapat memiliki pasar tetap sehingga usahanya terus berkelanjutan.
“Harapan ke depannya, kami pengin sekali nantinya memiliki pasar tetap. Kemudian kami juga memiliki memiliki sarana dan prasarana yang memadai demi keberlangsungan usaha kami. Untuk itu, target kami sekarang ini ingin memperluas pasar lebih dahulu, serta menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar,” pungkas Ayu.
===================
Ayu Nurika
Tempat Tanggal Lahir : Bogor, 30 April 2000
Pendidikan Terakhir : Mahasiswi Semester 3, Jurusan Prodi Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan, Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor
Usaha yang dikembangkan : Mengolah jahe merah menjadi produk instan
Nama Brand : JAMS
Modal Awal : sekitar Rp 7,5 juta
Jumlah Karyawan : 3 orang
====================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia
Discussion about this post