youngster.id - Advotics, startup software as a service (SaaS) asal Indonesia yang fokus membantu para pelaku bisnis rantai pasokan barang (supply chain) mengumumkan suntikan modal baru dalam putaran pendanaan awal yang dipimpin oleh East Ventures.
Hendi Chandi, Co-Founder dan CTO Advotics mengungkapkan, mereka menyediakan fitur-fitur seperti aplikasi produktivitas untuk memantau pekerja dalam toko dengan sistem pelacakan geografis, sistem pengaturan rute dan pengiriman barang, sistem pemasaran offline-to-online, platform perdagangan business to business (B2B), serta dasbor analitik dan business intelligence untuk tim manajemen.
“Dengan berbagai lini produk ini, Advotics dapat memenuhi kebutuhan mulai dari segmen perusahaan besar hingga UKM yang lebih kecil,” kata dia melalui siaran pers, Selasa (14/5/2019) di Jakarta.
Suntikan modal baru ini sebesar US$2,7 juta (sekitar Rp38,9 miliar). Menurut dia, Advotics akan menggunakan suntikan itu untuk meningkatkan kapasitas teknologi dalam pengembangan produk. Perusahaan juga akan memperluas basis pengguna, meliputi usaha kecil dan menengah dan korporasi.
“Advotics punya misi, menyelesaikan masalah sebagian besar perusahaan yang masih mengandalkan metode offline dalam mengelola dan melacak operasional penjualan serta distribusi mereka,” kata Hendi lagi.
CEO Advotics, Boris Sanjaya merupakan insinyur industri yang sebelumnya bekerja untuk Boston Consulting Group. Sementara CTO-nya, Hendi Chandu adalah mantan pengembang perangkat lunak senior di Amazon. Tokoh lainnya, CPO Jeffry William Tani mengembangkan keahlian dalam penelitian dan pengembangan di Schlumberger.
Startup ini memperkenalkan platform berbasis cloud mereka untuk mendigitalkan tenaga kerja, jaringan bisnis, serta aset dan produk fisik milik perusahaan. Tujuan utamanya, mengubah data dari aktivitas perdagangan dan pekerjaan offline di lapangan menjadi data berguna yang bisa membantu tim manajemen dalam membuat keputusan bisnis penting seperti penetrasi penjualan, produktivitas, serta strategi penjualan ritel.
Salah satu terobosan Advotics adalah Kode QR yang dicetak pada kemasan produk, yang mampu membantu perusahaan melacak keberadaan produk mulai dari distributor pertama hingga ke tangan konsumen, serta melindungi dari pemalsuan produk.
Hingga saat ini, Advotics telah memenangkan lebih dari 50 kontrak dengan klien korporat, seperti ExxonMobil, HM Sampoerna (afiliasi dari Phillip Morris International), Danone, Mulia Group, Saint Gobain, Nutrifood, dan Indosurya.
“Tim Advotics berhasil mengatasi inti masalah dalam pemantauan rantai pasokan (supply chain) di Indonesia. Solusi Advotics bisa membantu perusahaan memantau pergerakan tenaga kerja dan barang-barang mereka. Kami percaya ini hanyalah awal dari transformasi rantai pasokan di Indonesia,” kata Willson Cuaca, Managing Partner East Ventures.
STEVY WIDIA
Discussion about this post